Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Gadjah Mada berkontribusi dalam pencapaian UGM masuk dalam peringkat 61 dunia di bidang Theology, Divinity and Religious Studies dalam QS World University Ranking by Subject 2024. Dalam daftar ranking 141 dunia tersebut, UGM menjadi satu-satunya kampus di Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut bersama dengan Universitas Harvard, Universitas Oxford, Universitas Cambridge dan Universitas Notre Dame. Adapun tiga prodi di SPs UGM yang berhubungan dengan bidang ilmu tersebut adalah Program Studi (Prodi) S2 Agama dan Lintas, Prodi S3 Inter-Religious Studies (IRS), dan Prodi S3 Perekonomian Islam dan Industri Halal.
Dekan SPs UGM Prof. Ir. Siti Malkhamah, M.Sc., Ph.D., mengatakan kembalinya bidang studi agama SPs ini masuk dalam peringkat 100 besar dunia menjadi kebanggaan tersendiri karena sebelumnya berhasil dalam peringkat 47 dunia. “Tentu ini adalah hal yang membanggakan dan kami syukuri, karena merupakan pengakuan akan pencapaian kami untuk Theology, Divinity and Religious Studies. Ini merupakan capaian berbagai fakultas dan Sekolah Pascasarjana (SPs) UGM,” kata Dekan dalam keterangannya kepada wartawan, Minggu (21/4).
Menurut Siti, studi agama sebagai bidang studi akademik sudah sangat berkembang di banyak negara. Sedangkan di Indonesia studi agama lebih banyak dilakukan di universitas-universitas keagamaan. Sementara UGM adalah universitas umum pertama yang mendirikan prodi ini di Indonesia, dan hingga kini masih merupakan satu-satunya. Khusus Program Studi S3 IRS, yang didirikan pada tahun 2006, merupakan bagian dari konsorsium tiga universitas bersama dengan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dan Universitas Kristen Duta Wacana. “Kekhasan kami adalah menggabungkan berbagai metodologi dalam berbagai ilmu lintas disiplin,” paparnya.
Untuk mencapai ke dalam daftar peringkat 100 dunia ini, kata Siti, pihaknya mengembangkan semua aspek Tridharma Perguruan Tinggi, dari sisi pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat diintegrasikan dan saling mendukung. Bahkan untuk keluaran publikasi penelitian di jurnal internasional tentu menjadi salah satu pertimbangan. “Sebagian besar penelitian dan pengabdian kepada masyarakat kami juga memiliki relevansi langsung dengan persoalan-persoalan sosial ekonomi keagamaan,” jelasnya.
Di bidang pengembangan kurikulum, kata Siti, pihaknya mendorong materi pembelajaran yang terkini dan komprehensif, mencakup berbagai aspek studi agama, seperti teologi, filsafat, sejarah, dan budaya. Untuk tenaga pengajar dilakukan oleh dosen-dosen yang berkualitas, kompeten dan berpengalaman, dengan berbagai spesialisasi di bidang agama dan ilmu terapannya. “Seluruh Dosen pengampu telah bergelar Doktor, bahkan sebagian sudah Profesor. Hampir semua Dosen pengampu telah bekerja minimal 15 tahun di bidangnya,” ujarnya.
Selain itu, SpS juga menerapkan pendekatan pedagogis yang inovatif dan interaktif dilakukan para Dosen untuk mendorong mahasiswa agar mampu berpikir kritis, inovatif, dan analitis.
Diakui Siti, budaya riset yang kuat di prodi ini menjadi atmosfer yang positif bagi para dosen dan mahasiswa untuk aktif melakukan penelitian di berbagai topik, terkait studi agama dan ilmu terapannya. Hasil penelitian yang berkualitas tinggi, selanjutnya dipublikasikan di berbagai jurnal ilmiah ternama dan atau dipresentasikan dalam konferensi internasional, termasuk pada PhD Student Colloquium yang diselenggarakan sebagai hasil kolaborasi Prodi S3 PIIH dengan Universitas Kebangsaan Malaysia bersamaan dengan International Conference on Islamic and Halal Economic Studies (ICIHES).
Soal kualitas lulusan, kata Siti, SPs selalu mendorong para lulusan memiliki kompetensi yang mumpuni dalam bidang studi agama, baik secara teoritis maupun praktis. Umumnya para lulusan mampu bekerja di berbagai bidang, seperti pendidikan, penelitian, jurnalisme, dan organisasi non-pemerintah. Beberapa lulusan Prodi S3 PIIH, misalnya menjadi dosen antara lain di UGM, UNY, UMY, UIN Sunan Kalijaga, dan UIN Raden Mas Said. Disamping itu, lulusan juga berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang harmonis dan toleran. Siti menyebutkan, S3 IRS dan S3 PIIH saat ini telah memiliki alumni bukan hanya dari Indonesia, tapi juga dari berbagai negara, di antaranya seperti Filipina, Thailand, Singapura, Korea, Kolombia, Amerika Serikat, Bulgaria, Mesir, Yaman dan sebagainya.
Kerja sama dengan berbagai institusi dari dalam maupun luar negeri adalah salah satu hal sangat penting yang berkontribusi dalam kualitas prodi. Kolaborasi dalam dan luar negeri terus dikembangkan. Sejak 2022, Prodi S2 Agama dan Lintas Budaya (ALB) dan Prodi S3 IRS mengembangkan Cross-culture Religious Studies bersama 7 universitas dari 7 negara dari 3 benua: Eropa, Afrika dan Asia. Program ini memfasilitasi program summer school setiap tahun, dan peluang pertukaran mahasiswa. Tidak hanya itu, kedua prodi mengembangkan penelitian kolaborasi internasional dengan universitas di Inggris seperti Coventry University, University of Leeds, dan London School of Economics, dan sebagainya. Bahkan dengan Boston University pihaknya melakukan penelitian bersama dan memproduksi beberapa film dokumenter tentang keragaman Indonesia. Saat ini juga masih berlangsung penelitian bersama Radboud University (Belanda) tentang agama dan ekologi. Berbagai kerja sama ini terus dikembangkan, antara lain Prodi S3 PIIH dengan Halal Science Center Chulalongkorn University, Thailand, Durham University Business School, UK, Department of Syariah and Economics, Academy of Islamic Studies, University Malaya, Institut Penyelidikan Produk Halal, Universiti Putra Malaysia, dan Fakulti Ekonomi dan Pengurusan, Universiti Kebangsaan Malaysia.
Dalam bidang pengajaran, Prodi S2 ALB saat ini bekerja sama dengan Department of Religious Studies, Florida International University (FIU) menawarkan satu matakuliah yang diambil mahasiswa dari kedua universitas itu bersama-sama. Bersama FIU, Prodi ALB juga memfasilitasi mahasiswa dan alumni untuk publikasi internasional. “Perlu pula kami sampaikan bahwa mulai tahun 2024 ini, kami akan menjadi tuan rumah untuk jurnal internasional Studies in Interreligious Dialogue, yang telah berusia 35 tahun, yang sebelumnya dikelola di Radboud University, Nijmegen. Ini adalah bentuk lain kolaborasi internasional yang terus dikembangkan dan semoga akan terus menaikkan peringkat prodi dan Fakultas,” terang Siti.
Untuk kerja sama dalam negeri, di antara yang telah dikerjakan dalam pengembangan studi agama adalah fellowship Kebebasan Beragama atau Berkeyakinan (KBB). Fellowship yang melibatkan 20-25 dosen dari berbagai kampus di Indonesia dilaksanakan setiap tahun sejak 2019 hingga sekarang. Kerja sama bahkan dilakukan dengan lembaga-lembaga masyarakat sivil dalam kegiatan diseminasi pengetahuan dan community engagement.
Namun yang tidak kalah penting, diakui Siti, Rasio dosen dan mahasiswa, serta pertukaran mahasiswa dan dosen asing, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pendidikan. SPs dan Universitas terus berusaha untuk meningkatkan rasio dosen dan mahasiswa, serta mendorong dan mendukung program pertukaran mahasiswa dan dosen asing. “Dengan upaya ini, SPs berharap dapat meningkatkan kualitas pendidikan Studi Antar Agama dan menjadikan program ini sebagai program studi terdepan di Indonesia dan diakui secara internasional,” ungkapnya.
Di Sekolah Pascasarjana UGM terdapat 14 Prodi S2 dan 11 Prodi S3 yang bersifat lintas disiplin. Beberapa prodi sudah mendapatkan sertifikasi dan akreditasi internasional. Berbagai usaha terus dilakukan pipinan SPs untuk meningkatkan reputasi akademik, meningkatkan kualitas atau reputasi lulusan, dan memperkuat integrasi dan kualitas Tri Dharma PT pada masing-masing prodi sehingga bisa memberikan impacts yang signifikan pada masyarakat serta mampu bertaraf internasional. “Program studi dan SPs juga terus berusaha untuk meningkatkan kualitas akademik, meningkatkan sitasi publikasi dan impact, dan mempromosikan program studi kepada publik. Dengan upaya ini, program studi dan SPs berharap dapat meningkatkan peringkat program Studi di QS WUR by Subject dan menjadikannya sebagai program studi terdepan di Indonesia dan diakui secara internasional,” pungkasnya.
Penulis: Gusti Grehenson
Foto: Dok. Sekolah Pascasarjana UGM