Prof. Dr. apt. Abdul Karim Zulkarnain, M.Si, SE dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Farmasi UGM. Kepala Laboratorium Farmasi Fisik Fakultas Farmasi UGM ini dikukuhkan di Balai Senat UGM, Selasa (31/10) dengan mengucap pidato Peran Farmasi Fisik Dalam Pengembangan Bahan Alam Sebagai Sumber Daya Kosmetik.
Dikukuhkan dalam bidang Farmasi Fisik dan Biofarmasetika, ia menyampaikan bahwa kosmetik telah digunakan sejak berabad-abad lalu dan dikenal masyarakat. Hasil penelitian serta penyelidikan antropologi, arkeologi, dan etnologi di Mesir dan India membuktikan adanya pemakaian ramuan seperti bahan pengawet mayat dan salep-salep aromatik yang dianggap sebagai bentuk awal kosmetik yang dikenal sekarang ini.
“Hal ini menunjukkan perkembangan kosmetik di masa itu dan sejak abad ke-19, kosmetik mulai mendapatkan perhatian. Ia tidak hanya untuk kecantikan saja melainkan juga untuk kesehatan,”ujar Abdul Karim Zulkarnain.
Dosen Departemen Farmasetika ini menyatakan stabilitas sediaan kosmetik merupakan salah satu kriteria amat penting untuk suatu hasil produksi yang baik. Ketidakstabilan sediaan dapat mengakibatkan terjadinya penurunan sampai dengan hilangnya khasiat sediaan. Sediaan dapat berubah menjadi toksik atau terjadinya perubahan penampilan sediaan (warna, bau, rasa dan konsistensi).
Menurutnya, ketidakstabilan suatu sediaan farmasi dapat dideteksi melalui perubahan sifat fisika dan kimia. Stabilitas sediaan dapat diketahui dari ada atau tidaknya penurunan kadar selama penyimpanan. Faktor lingkungan, seperti temperature, radiasi cahaya dan udara khususnya oksigen, karbon dioksida, dan uap air juga memengaruhi stabilitas.
“Demikian pula faktor formulasi seperti ukuran partikel, pH, sifat dari air dan sifat pelarutnya dapat memengaruhi stabilitas. Karenanya stabilitas dapat diartikan sebagai kemampuan suatu produk untuk mempertahankan sifat dan karakteristiknya agar sama dengan yang dimilikinya saat dibuat dalam batasan yang ditetapkan sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan,” ucap suami Prof. Dr. apt. Mae Sri Hartati Wahyuningsih, M.Si.
Dia menuturkan keanekaragaman hayati Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai bahan sediaan kosmetik, dan saat ini sudah banyak produk kecantikan yang menggunakan bahan alami. Tidak sedikit brand kecantikan di dunia yang juga sudah mulai mengenalkan produk kecantikan dengan kandungan bahan alami seperti aloe vera, teh hijau, chamomile dan lain-lain.
Bahkan seiring berjalannya waktu serta berkembangnya pengetahuan terkait bahan alam maka ditemukan sediaan kosmetik yang lebih modern seperti sediaan yang berbentuk krim, gel, maupun sediaan lainnya yang merupakan campuran dari berbagai komponen bahan yang diformulasikan dengan lebih stabil di dalam industri farmasi. Menurutnya, kajian bahan alam sebagai kandidat bahan baku kosmetik dapat ditinjau dari berbagai aspek manfaat dan kegunaan, seperti untuk perawatan kulit, tabir surya, atau sebagai antioksidan.
“Beberapa contoh penelitian yang telah dilakukan dalam eksplorasi sumber daya alam sebagai bahan baku kosmetik, seperti bahan alam untuk perawatan kulit, yaitu penelitian terkait pati bengkuang yang diformulasikan dalam sediaan bedak padat,” paparnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto