Pusat Studi Bencana (PSBA) UGM merintis program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) bekerja sama dengan SMP dan SMA Kesatuan Bangsa Yogyakarta. Melalui program ini, PSBA UGM melakukan kegiatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan terkait pengurangan risiko bencana.
Program ini merupakan bagian dari Hibah Pengabdian kepada Masyarakat berbasis pendidikan bagi pembangunan berkelanjutan tahun 2023 yang dilaksanakan oleh Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPkM) UGM. Secara nyata program ini telah terwujud dalam kegiatan Pelatihan Kedaruratan Gempa bumi dan Kebakaran yang dilaksanakan di SMP dan SMA Kesatuan Bangsa pada Senin, 4 September 2023 lalu.
Dr.rer.nat. Muhammad Anggri Setiawan, S.Si., M.Si, Kepala PSBA, mengatakan UGM memiliki komitmen kuat dalam mengamalkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, baik dalam bentuk pengajaran, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat. Menurutnya, keterlibatan multipihak menjadi dasar terbentuknya mekanisme pentahelix untuk menunjang efektivitas dan efisiensi upaya pengurangan risiko bencana.
“Ini merupakan salah satu wujud pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang pengabdian kepada masyarakat melalui inisiasi pendidikan yang berwawasan pembangunan berkelanjutan,” ujar Muh Anggri Setiawan.
Dalam perintisan program ini, katanya, PSBA UGM tentunya tidak bergerak sendiri. PSBA UGM melibatkan Kantor Keamanan, Keselamatan Kerja, Kedaruratan, dan Lingkungan (K5L) UGM dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul.
“Kita semua berharap dengan program Satuan Pendidikan Aman Bencana yang tengah dirintis ini dapat menghasilkan luaran yang lebih optimal dan komprehensif,” katanya.
Kepala Sekolah SMA Kesatuan Bangsa, Nur Wijayanto, S.T., menanggapi positif kegiatan ini. Menurutnya, kegiatan pelatihan semacam ini diperlukan untuk mengedukasi warga sekolah dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bahaya yang dapat mengancam setiap saat.
Ia berharap kerja sama antar pihak dalam pengurangan risiko bencana di SMP-SMA Kesatuan Bangsa tidak berhenti pada tingkat pelatihan, namun dapat berlanjut pada kegiatan-kegiatan edukasi kebencanaan lainnya.
Kegiatan pelatihan yang difasilitasi oleh K5L UGM dan BPBD Kabupaten Bantul digelar dalam bentuk pemaparan dan praktik lapangan. Adapun pokok materi yang disampaikan meliputi teori dasar kebencanaan, potensi ancaman gempa bumi di wilayah Kabupaten Bantul, potensi ancaman kebakaran di lingkungan sekolah, tata cara penyelamatan dan evakuasi bencana gempa bumi, dan tata cara pemadaman api dan prosedur penggunaan alat pemadam. Seluruh rangkaian kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh elemen warga SMP-SMA Kesatuan bangsa, meliputi perwakilan dewan guru, staf, dan siswa.
Melihat antusiasme siswa dan guru pamong di SMP-SMA Kesatuan Bangsa, PSBA UGM optimis program SPAB yang tengah dirintis akan berhasil nantinya. Program serupa diharapkan dapat dijalankan di satuan-satuan pendidikan lainnya mengingat eratnya kaitan antara pengurangan risiko bencana dengan pembangunan berkelanjutan.
Penulis : Agung Nugroho