Banyaknya potensi alam dan budaya yang eksotis dan menantang yang dimiliki Kabupaten Murung Raya menjadi kekuatan untuk mendatangkan wisatawan minat khusus. Berbagai potensi tersebut tentunya menarik para peneliti ataupun pewisata petualangan (adventure tourism) untuk melakukan eksplorasi. Dr. Destha Titi Raharjana, selaku tim ahli Pusat Studi Parisiwata (Puspar) UGM menilai kemasan special interest tourism menjadi sebuah peluang untuk dikembangkan. Sayang, upaya pembenahan sektor kepariwisataan di Murung Raya masih dihantui dengan persoalan kondisi aksesibilitas, konektivitas, dan minimnya terbatasnya infrastruktur pendukung.
Tamu yang hendak berkunjung ke Bumi Tira Tangka Balang selama ini harus melalui bandar udara yang terletak Barito Utara kemudian melanjutkan perjalanan darat ke Puruk Cahu sebagai ibukota Kabupaten Murung Raya dengan waktu tempuh 2,5 jam. Apabila wisatawan masuk lewat Kota Palangkaraya, mereka harus overland dengan waktu 6-7 jam untuk mencapai Murung Raya. “Kondisi ini tentunya sangat melelahkan dan membutuhkan biaya tidak sedikit”, ujarnya saat berlangsung Forum Group Discussion Akhir Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (Ripparda) Kabupaten Murung Raya di GPU Tira Tangka Balang, Senin (11/11).
Oleh karenanya dalam FGD ini, ia mendorong Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata melengkapi Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (Ripparda) Kabupaten Murung Raya menjadi Naskah Akademik dan Rancangan Perda tentang Ripparda 2025—2034. Ia sangat serius mengharapkan dokumen pembangunan sektor kepariwisataan ini dapat dijadikan guideline bagi segenap stakeholder. “Kami berharap ada komunikasi dengan Kementerian Pariwisata, khususnya bidang destinasi pariwisata minat khusus yang diharapkan dapat dihadirkan bertandang ke Murung Raya”, paparnya.
Bagi Destha pesona air terjun serta pesona alam yang masih tersimpan tentunya potensial untuk dipromosikan secara segmented. Sebagai penelitia, ia mendorong Pemkab memperhatikan dan merangkul generasi muda yang tergabung dalam komunitas media sosial. Dengan kehadiran anak-anak muda diakui sangat membantu pengembangan pariwisata di Kabupaten Murung Raya dengan berbagai video ataupun ulasan yang telah dihasilkan para pegiat medsos di Murung Raya. “Mereka telah banyak mendokumentasikan berbagai objek wisata, dan tercatat ada 105 daya tarik wisata yang berhasil dihimpun Puspar UGM. Salah satunya informasinya kami rujuk dari media sosial. Pemkab dapat libatkan komunitas medsos ini saat eksplorasi di beberapa destinasi agar dapat membantu untuk mempromosikan kepada generasi saat ini. Seiring perkembangan diperlukan gaya promosi yang berbeda”, terangnya.
Dr. Drs. Hermon, M.Si selaku penjabat Bupati Murung Raya menyampaikan dari sisi supply daya tarik wisata Kabupaten Murung Raya tidak kalah dengan daerah lain. Kabupeten Murung Raya unggul dalam keragaman produk wisata baik alam maupun budaya yang masih asli. “Seperti disampaikan sebelumnya kita terkendala akses masuk. Kita punya titik nol Tugu Kathulistiwa namun tidak semua orang mengenalnya. Mengapa daerah-daerah lain sangat maju dalam pembangunan kepariwisataan, karena tempat mereka mudah dikunjungi melalui berbagai akses baik akses darat, laut maupun udara. Belum lagi dukungan oleh kelengkapan fasilitas pariwisata dan infrastruktur yang memadai”, terangnya.
Peneliti Puspar UGM lainnya, Wijaya, S. Hut., M.Sc menyampaikan sebanyak 105 objek daya Tarik wisata di Kabupaten Murung Raya tersebar di 10 kecamatan. Kecamatan Tanah Siang memiliki jumlah objek daya tarik wisata terbanyak, yaitu 33 objek (31%). Disusul Kecamatan Murung sebanyak 20 objek (19%). Sementara Kecamatan dengan jumlah daya tarik wisata paling sedikit, yaitu Kecamatan Barito Tuhup Raya sebanyak 3 objek (3%).
Sedangkan jenis daya tarik wisata alam menempati urutan terbanyak, yaitu 71 objek (68%), disusul wisata budaya 25 objek (24%), dan daya tarik wisata buatan sebanyak 9 objek (9%). “Dari 105 daya tarik wisata terdapat 5 daya tarik wisata unggulan berdasarkan Kriteria Penilaian daya tarik wisata,” katanya.
Wijaya menyebutkan beberapa lokasi daya tarik wisata yang potensial dikembangkan mampu mendatangkan wisatawan, antara lain Taman Sapan, Permandian Datah Bendu, Air Terjun Liang Pandan, Air Terjun Batu Notok Cangkang, Taman Kota Pasir Putih, Rumah Betang Apat-Bantian-dan Betang Konut. Dalam kesempatan ini, Pusat Studi Pariwisata UGM mengusulkan perwilayahan pariwisata ada dua Destinasi Pariwisata Kabupaten, dua Kawasan Pengembangan Pariwisata Kabupaten (KPPK), dan dua Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten (KSPK). Adapun dua KSPK Murung Raya, yaitu KSPK 1 Kota Puruk Cahu dan sekitarnya dengan tema pengembangan wisata city tour didukung wisata belanja, sport, dan kuliner; dan KSPK 2 Karali – Saripoi – Cangkang dan sekitarnya dengan tema pengembangan wisata alam tirta didukung wisata alam petualangan pegunungan, budaya dan kuliner.
Penulis : Agung Nugroho