Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) Universitas Gadjah Mada dan Pusat Kerjasama Internasional (PUSKI) Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) menyelenggarakan kegiatan Regional Workshop berjudul “Regulatory Pilot Space to Facilitate Cross-Border Digital Data Flow for Enabling Self-Driving Car in ASEAN”. Kegiatan yang diselenggarakan pada Kamis (4/7) ini bertujuan untuk menghasilkan kesepakatan untuk seluruh negara-negara ASEAN terkait pengembangan kerangka peraturan untuk infrastruktur dan sistem yang diperlukan untuk mendukung kendaraan otonom (autonomous Vehicle), serta rencana aksi untuk aliran data digital lintas batas. Kegiatan ini mendukung SDGs, terutama SDG 11 sustainable cities and communities.
Workshop regional ASEAN ini digelar secara hybrid dan dihadiri oleh delegasi dari negara-negara ASEAN terutama yang bertanggung jawab di dalam perumusan kebijakan sektor digital dan transportasi dan perwakilan The ASEAN Secretariat.
Untuk mempercepat proses perumusan kerangka kebijakan ini, dihadirkan sejumlah narasumber antara lain Prof. Dr. Ir. Jazi Eko Istiyanto dari Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika Universitas Gadjah Mada, Indonesia, Junghwa Kim, Ph.D. Profesor dari Kyonggi University, South Korea, Yanuandri Putrasari, Ph.D., Pusat Riset Mekatronika Cerdas Badan Riset dan Inovasi Nasional Indonesia, Wei Lung Chen, Chairman of Turing Drive Inc., Taiwan, Muhammad Haziq Faris, CEO REKA Company, Malaysia, Keisuke Yoneda, Ph.D., Director of Researchers, Kanazawa University, Japan, Roshan Vijay, Centre of Excellence for Testing & Research of Autonomous Vehicles, Nanyang Technological University, Singapore, Widyawan, Ph.D., Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Universitas Gadjah Mada.
Workshop terbagi dalam 3 Panel yaitu Panel Session 1 dengan tema Regulatory Framework and Infrastructure Development, Panel Session 2 dengan tema Gradual Pilots and Public Education dan Panel Session 3 bertema Innovation Hubs and Research Collaboration.
Ichwan Makmur Nasution selaku Kepala Pusat Kelembagaan Internasional, Kementerian Komunikasi dan Informatika menyoroti pentingnya negara-negara anggota ASEAN untuk mengantisipasi ASEAN yang lebih maju termasuk adopsi AV. Dukungan Jepang sangat berharga untuk mencapai hal tersebut. Proyek RPS merupakan salah satu prioritas Indonesia pada masa Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023. Kendaraan Otonom (AV) diproyeksikan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Tantangannya adalah kepatuhan ketika AV beroperasi termasuk ketika dilintasi dari satu negara ASEAN ke negara ASEAN lainnya. Tujuan dari proyek ini termasuk memetakan hambatan-hambatan yang ada, serta berkolaborasi dan mengembangkan studi komprehensif mengenai AV di ASEAN.
Ikaputra, Ph.D selaku Kepala Pustral UGM yang menyampaikan penelitian terbaru untuk ASEAN telah mengidentifikasi potensi manfaat besar jika kita sepenuhnya mengadopsi teknologi Vehicle to Everything (V2X). Dalam hal keselamatan, penerapan V2X secara penuh dapat mengurangi kecelakaan fatal hingga 79.000 insiden di ASEAN, dengan perkiraan pengurangan biaya kecelakaan sebesar USD 10 juta per tahun.
Teknologi transportasi pintar pun diproyeksikan dapat mengurangi total emisi ASEAN sebesar 45 juta ton CO2. Sejumlah survei juga memperkirakan adanya ekspansi besar di pasar kendaraan otonom pada tahun 2030, yang menunjukkan pertumbuhan pasar rata-rata lebih dari 30 persen dari tahun 2020 hingga 2030.
Sementara itu, Ishida Eiji selaku Director for Technical Cooperation, International Digital Infrastructure Promotion Division, Global Strategy Bureau, Ministry of Internal affairs and Communications (MIC), Japan menyampaikan Jepang secara konsisten menekankan hubungan dengan ASEAN dan mendukung pembangunan ASEAN, atas dasar saling pengertian dan manfaat. Dia juga menyoroti peluang bagus untuk meningkatkan hubungan antara ASEAN-Jepang.
“Teknologi AV berkembang dengan pesat, dan menyadari bahwa ini adalah prioritas ASEAN. Tidak semua orang dapat menggunakan teknologi tersebut saat ini dan terdapat banyak permasalahan seperti aliran data dan keamanan, dan kami berharap lokakarya ini dapat memfasilitasi permasalahan tersebut,” katanya.
Dalam regional workshop ini masing-masing delegasi dari negara ASEAN menyampaikan kondisi terkini mengenai kebijakan yang telah diselenggarakan di sektor digital dan transportasi untuk mendorong dan memfasilitasi peran sektor digital dan transportasi dalam rangka pengembangan Teknologi AV di masing-masing negara di ASEAN. Semua yang dibahas dalam kegiatan ini diharapkan akan menjadi dasar bagi pengembangan draf framework yang akan dibahas lebih lanjut di pertemuan sektor digital pada bulan-bulan berikutnya.
Penulis: Agung Nugroho