Sebanyak 265 mahasiswa dari 71 perguruan tinggi menyelesaikan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Modul Nusantara yang dimulai sejak bulan februari hingga juni lalu. Umumnya para mahasiswa ini berasal dari perguruan tinggi di luar pulau Jawa, seperti dari Universitas Andalas, Sumatera Barat; Universitas Udayana, Bali; Universitas Syiah Kuala, Aceh; Universitas Lambung Mangkurat, Kalimantan Selatan; Universitas Lampung dan Universitas Tadulako.
Selama lima bulan para mahasiswa ini mengambil mata kuliah di kampus UGM. Selain aktif mengikuti perkuliahan, mereka juga aktif di berbagai event kegiatan dan perlombaan yang ada di kampus. “Ada 61 mata kuliah yang ditawarkan. Setidaknya ada 20 sks yang sudah diambil akan dikonversi di masing perguruan tinggi asal mereka,” kata Ketua Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) Modul Nusantara UGM, Ir. Endang Sulastri, S.Pt., M.A.,Ph.D., dalam keterangan yang dikirim ke wartawan, Selasa (2/7).
Menurut Endang Sulastri, program PMM Modul Nusantara ini bertujuan untuk memberikan pengalaman bagi mahasiswa untuk menikmati atmosfer akademik yang ada di luar kampusnya. Di samping para peserta juga saling mengenal keragaman budaya masing-masing. “Keikutsertaan mahasiswa dalam program ini makin membuka wawasan bahwa kita bangsa yang beragama, memberikan pengalaman atmosfer akademik selama berkuliah di UGM sehingga mereka mengetahui sejauh mana effort masing-masing,” katanya.
Gilang Pangestu (21), salah satu peserta PMM yang berasal dari Universita Pendidikan Ganesha, Bali, mengatakan selama mengikuti program pertukaran mahasiswa modul nusantara ini makin menambah dan memperkaya wawasan keragaman budaya di Indonesia. “Kita makin tahu tentang keragaman dan pemahaman budaya, menjaga sikap toleransi dan menghargai perbedaan untuk menciptakan kehidupan yang harmonis,” katanya.
Berkesempatan menikmati bangku kuliah di UGM, di sini, Gilang mengaku berterima kasih telah dinobatkan sebagai kepala suku untuk program PMM batch IV UGM ini. Menurutnya banyak cerita senang dan sedih selama berkuliah di UGM yang bisa menjadi kenangan yang tidak terlupakan. “Adanya program ini, saya bisa menjejakkan kaki saya menjalankan kuliah selama satu semester. Banyak cerita bersama, sedih, senang, dan emosinya jadi mahasiswa di universitas yang paling didambakan,” katanya.
Icha, mahasiswi dari Universitas Tadulako, Sulawesi Tengah, mengaku sangat terkesan selama menempuh kuliah di UGM. Selain mengikuti program modul nusantara, pihaknya juga berkesempatan menikmati objek wisata yang ada di Jogja. “Banyak sekali di Jogja, kita sempat pergi ke lava tour, membuat aku terkenang,” katanya.
Pengalaman selama satu semester kuliah di UGM diakui Icha meninggalkan kesan yang mendalam. Icha berharap ia bisa mengenyam kuliah di UGM suatu saat kelak. “Pengen sekali kuliah di UGM. Harapan bisa kuliah S2 di UGM,” harapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Davina (20) dari universitas Lampung. Menurutnya selama mengikuti PMM Modul Nusantara ia bisa mengenal lebih dekat soal budaya Jawa. “Kita diajarkan main gamelan juga,” katanya
Davina menceritakan selama di UGM ia mengambil berapa mata kuliah di Prodi Psikologi, prodi Hubungan Internasional dan prodi Ilmu Hukum. “Selama ikut program, banyak sukanya karena di sini punya banyak teman dan menambah pengalaman baru,” katanya.
Penulis : Tiefany
Editor : Gusti Grehenson