Sebanyak 370 peserta mengikuti lomba mancing dalam rangka perayaan Dies Natalis ke-76 UGM pada Minggu (7/12) di Embung Taman Kearifan UGM. Lomba kali ini diikuti peserta yang terdiri atas civitas academica UGM dan warga sekitar kampus. Kompetisi perburuan ikan ibi secara resmi dibuka dengan pelepasan tiga ekor maskot ikan lele berbobot sekitar 1,2 kg. Pelepasan maskot dilakukan langsung oleh Ketua Dies Natalis ke-76 UGM, Prof. Suryono. Sesaat setelahnya, para peserta serentak melemparkan kail mereka, menandai dimulainya pesta strike.
“Selamat memancing, selamat memulai perburuan ikan, dan yang paling penting adalah memancing dengan rasa bahagia,” seru Suryono menyemangati peserta mancing untuk tetap gembira.
Untuk menambah keseruan,Suryono memberikan tantangan berhadiah bagi peserta yang pertama mengangkat hasil tangkapan ikannya. “Saya ada tantangan, bagi yang mendapat ikan duluan akan saya beri Rp100.000, sedangkan yang mendapat maskot terlebih dahulu saya apresiasi dengan memberikan Rp500.000,” tambahnya.
Wardo, warga sekitar UGM, menjadi pemancing pertama yang berhasil menaikkan ikan dengan mendapatkan ikan bawal. Hal ini segera diapresiasi oleh Suryono. Meski demikian, hingga berakhirnya waktu mancing yang berlangsung selama 3 jam mulai pukul 07.00–10.00 WIB tersebut, tidak ada satupun peserta yang berhasil menaikkan tiga maskot yang telah dirilis.
Meskipun cuaca cerah dan hadiah menanti, beberapa peserta mengakui adanya tantangan unik di lokasi memancing. Untung, salah peserta mancing berbagi pengalamannya yang kurang beruntung. “Posisi di timur embung ini memang wingit (keramat), yang seberang berkali-kali mengangkat ikan, sementara saya baru dapat lima ekor. Padahal sudah menggunakan cacing anaconda,” keluhnya, sambil meracik umpan.
Pendapat Untung juga diperkuat oleh Fairul, peserta mancing yang duduk di dekatnya. Menurutnya, spot yang mereka tempati menawarkan kenyamanan bagi pemancing, tetapi tidak disukai ikan. “Ini adalah spot yang memuliakan pemancing, karena rimbun dan tidak panas. Namun, tampaknya ikan tidak suka dengan tempat yang seperti ini,” tuturnya.
Sementara itu, Puji, civitas akademika yang mendapatkan spot di daerah barat embung menuturkan pengalaman yang berbeda. “Ini spot yang cukup gacor, saya dan anak saya mendapatkan kurang lebih 10 ekor ikan. Ada nila dan lele, tapi memang cukup panas dan padat pemancing di sini,” ungkapnya.
Acara memancing yang berlangsung meriah ini kemudian ditutup dengan sesi penimbangan hasil tangkapan. Para pemenang ditentukan berdasarkan total bobot ikan yang berhasil dikumpulkan. Antusiasme peserta didukung oleh jumlah ikan yang dilepas. Ketua pelaksana lomba mancing bagi sivitas dan warga sekitar kampus dalam rangka perayaan Dies Natalis ke-76 UGM menjelaskan bahwa total 9 kuintal ikan telah dilepas pada hari sebelumnya.
Sulistiyo yang menjadi juara satu lomba mancing ini mengaku gembira mengikuti agenda memancing ini. Menurutnya, setelah tiga tahun mengikuti lomba ini namun kali ini ia berhasil menjadi juara. “Saya tidak menyangka kalau saya menjadi pemancing dengan jumlah terbanyak. Tadi, saya menggunakan teknik bom. Dengan teknik ini, ikan akan berkumpul dan salah satunya pasti memakan umpan,” pungkasnya menjelaskan strateginya dalam memperoleh banyak ikan.
Penulis : Aldi Firmansyah
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok.BMS
