
Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada merayakan puncak Dies Natalis ke-58 melalui Rapat Senat Terbuka yang digelar Selasa (19/8) di Ruang Persatuan. Pada tahun ini tema yang diusung ialah “Open Science: Democratizing Knowledge, Empowering the Marginalized” sebagai wujud komitmen menjadikan ilmu pengetahuan yang lebih terbuka, inklusif, dan berkeadilan.
Dekan Fakultas Filsafat, Prof. Siti Murtiningsih, dalam pidato laporan tahunannya menyoroti capaian akademik sepanjang 2024/2025. Salah satu pencapaian penting adalah diraihnya akreditasi internasional FIBAA untuk Program Sarjana. Tahun ini, Fakultas Filsafat menyambut 164 mahasiswa baru program sarjana, 29 mahasiswa magister, termasuk mahasiswa internasional dari Timor Leste, serta 7 mahasiswa program doktor. “Fakultas juga mencatat 123 lulusan baru, 38 publikasi ilmiah bereputasi, dan berbagai riset dosen yang berfokus pada etika, filsafat ilmu, hingga kearifan lokal,” katanya.
Rektor UGM, Prof. Ova Emilia, menyampaikan ucapan selamat merayakan Dies ke-58 dan menegaskan pentingnya keterbukaan pengetahuan dalam dunia akademik. Menurutnya, ilmu pengetahuan yang tertutup berpotensi melanggengkan mitos dan dogma, sementara keterbukaan justru menghadirkan dinamika dan dialektika yang memperkaya perkembangan ilmu. “Keterbukaan ini menjadi fondasi agar ilmu pengetahuan terus relevan, mampu menghadirkan solusi, serta berkontribusi pada pembangunan masyarakat berkeadilan,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Rektor berharap dengan beragam capaian akademik dan inovasi kegiatan, Dies Natalis ke-58 Fakultas Filsafat UGM menjadi momentum penting untuk memperkuat peran filsafat dalam menjembatani ilmu pengetahuan, keadilan sosial, dan pemberdayaan masyarakat.
Dosen Fakultas Filsafat UGM Dr. Sonjoruri Budiani Trisakti, menyampaikan pidato ilmiah yang bertajuk “Sains Terbuka dan Kebenaran Ilmiah”. Ia mengaitkan gagasan open science dengan teori kebenaran ilmiah menurut Thomas Kuhn, Karl Popper, hingga Robert Merton. Ia menekankan bahwa keterbukaan sains bukan sekedar akses terhadap publikasi dan data, melainkan juga melibatkan partisipasi masyarakat. “Sains hanya dapat menjaga kredibilitasnya bila berpijak pada norma universal, transparansi, serta komitmen etis dari para ilmuwan,” ujarnya.
Usai pemaparan pidato ilmiah, kegiatan puncak Dies ditandai dengan rangkaian agenda potong tumpeng, penyerahan penghargaan pada juara kompetisi esai filsafat yang merupakan siswa SMA dan mahasiswa, serta penyerahan penghargaan kepada dosen dan tenaga kependidikan purna tugas Fakultas Filsafat.
Penulis : Ika Agustine
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Donnie