Rektor Universitas Gadjah Mada kembali mewisuda sebanyak 2.163 lulusan Sarjana dan dan Diploma terdiri 1.852 orang lulusan Sarjana, termasuk 2 orang wisudawan berasal dari Warga Negara Asing, dan 311 lulusan Program Sarjana Terapan atau Diploma Empat. Pelaksanaan wisuda dilaksanakan selama dua hari, 22-23 November di Grha Sabha Pramana.
Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG (K)., Ph.D., dalam pidato sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada wisudawan yang telah berhasil meraih gelar akademis jenjang Sarjana dan Diploma di Universitas Gadjah Mada. ”Selamat para orang tua dan para wali yang sudah mendampingi selama perjalanan menempuh pendidikan,” kata Rektor, Kamis (22/11).
Rektor menegaskan makna menjadi lulusan UGM tidak sekedar mengantongi ijazah dan sukses mendapatkan pekerjaan, namun ia juga harus menjadi sosok yang berdampak luas bagi kehidupan masyarakat. Sebab, tantangan masa depan memerlukan peran kaum terpelajar untuk membantu bangsa ini keluar dari berbagai persoalan dari soal ekonomi, energi, pangan, kesehatan, lingkungan, hingga berbagai persoalan lainnya yang terus bermunculan. “Kaum terpelajar kita jumlahnya kurang dari 10 persen. Inilah saatnya peran kalian semuanya sebagai generasi bangsa,” katanya.
Sebagai lulusan perguruan tinggi, Rektor berharap para wisudawan bisa memiliki Agile thinking ability dan digital skills menjadi sebuah kebutuhan untuk menyongsong peradaban teknologi masa depan. Tidak cukup hanya itu, lulusan UGM diharapkan mampu bersikap adaptif, inovatif, berintegritas, dan berbudi pekerti dalam memecahkan permasalahan sosial masyarakat di tengah situasi percepatan perubahan peradaban global. “Kesuksesan juga bisa dimaknai sebagai cara Saudara sekalian menjadi sosok yang lebih mandiri, kreatif, dan berani membuka peluang lapangan pekerjaan baru sebagai entrepreneur. Itu harapan kami semuanya di universitas,” ujarnya
Rektor berpesan agar wisudawan untuk tetap menjaga nama baik serta rasa cinta terhadap almamater. Selalu berpegang pada kebenaran dan selalu berpihak pada kepentingan bangsa. “Hiduplah dekat dengan masyarakat dan senantiasa terlibat dalam memecahkan problem dan tantangan sosial yang ada dengan kapasitas yang Saudara jalankan,” pesannya.
Mlathi Anggayuh Jati, wisudawan dari Fakultas Psikologi, dalam sambutan mewakili wisudawan mengatakan ia bersyukur bisa menempuh dan menyelesaikan pendidikan di Kampus UGM. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan dan keterampilan serta pendidikan karakter ia dapatkan dari kampus akan digunakan untuk bekal mengarungi kehidupan sesungguhnya di tengah masyarakat.
“Kami siap menebarkan manfaat untuk masyarakat,” katanya.
Kepada rekan wisudawan baru, Mlathi mengingatkan bahwa hingga tahun 2022 lalu, hanya 39,37 persen anak muda yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi dikarenakan berbagai faktor dan hambatan. “Apapun faktor dan alasan namun mereka dan kita memiliki mimpi dan cita-cita besar untuk kehidupan bangsa yang lebih baik,” ujarnya.
Ketua Kagama Provinsi Riau, Emri Juli Harnis, mengatakan prosesi wisuda merupakan puncak dari perjalanan panjang dalam meraih cita-cita meraih gelar sarjana dan diploma. “Sebuah pencapaian yang tidak mudah dan tidak sebentar, kami pengurus Kagama menyampaikan selamat atas pencapaian yang sangat membanggakan ini,” tuturnya.
Emri menegasnya dirinya yakin bahwa para wisudawan baru memiliki pengetahuan, pengalaman, kapasitas untuk bisa berkontribusi bagi negara dan masyarakat dalam bidang yang ditekuni nantinya. Ia pun memberi tips agar wisudawan saat bekerja tetap setia menekuni pekerjaannya agar bisa meniti karier dengan lancar. “Dalam meniti karier cintailah pekerjaanmu, meski pekerjaan itu tidak sesuai dengan keinginan dan harapan. Tetaplah selalu meningkatkan kapasitas diri, disiplin dan kerja keras untuk meraih impian yang dicita- citakan,” pesannya.
Seperti diketahui, prosesi wisuda pada hari pertama, UGM mewisuda 1.157 lulusan program Sarjana dari 9 Fakultas. Sedangkan pada hari kedua, UGM mewisuda 1.006 lulusan yang terdiri atas 586 lulusan program Sarjana dari 8 Fakultas, dan 311 lulusan program Sarjana Terapan pada Sekolah Vokasi. Untuk rerata masa studi lulusan Program Sarjana periode ini adalah 4 tahun 5 bulan, dan waktu tercepat diraih oleh Fauzi Angga Wardana dari Program Studi Manajemen dan Kebijakan Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, yang menyelesaikan studi dalam waktu 3 tahun 0 bulan 4 hari. Usia rata-rata lulusan Program Sarjana adalah 22 tahun 6 bulan 15 hari. Lulusan termuda program Sarjana periode ini adalah Dhimas Vito Ardhana dari Program Studi Kehutanan, Fakultas Kehutanan, dengan usia 20 tahun 4 bulan 13 hari.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Sarjana Periode ini adalah 3,53. Lulusan program Sarjana periode ini yang memiliki IPK tertinggi adalah Giovano Steven Irawan, dari Program Studi Kedokteran, Fakultas Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, dengan IPK 3,98 sekaligus berpredikat Pujian, yang akan diwisuda pada hari kedua.
Sementara rerata masa studi lulusan Program Sarjana Terapan atau Diploma Empat periode ini adalah 4 tahun 2 bulan, dan waktu studi tercepat diraih oleh Dovan Ndaru Ananda Achmad dari Program Studi Teknik Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat, Sekolah Vokasi, yang menyelesaikan studinya dalam waktu 3 tahun 7 bulan 29 hari. Usia rata-rata lulusan Program Sarjana Terapan adalah 22 tahun 6 bulan 15 hari. Lulusan termuda adalah Dhiaulhaq Aryaputra Falah Amurya dari Program Studi Teknologi Rekayasa Perangkat Lunak, Sekolah Vokasi, dengan usia 20 tahun 11 bulan 3 hari, dan akan diwisuda besok pagi. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Sarjana Terapan periode ini adalah 3,68. IPK tertinggi diraih oleh Amanda Ayu Agustin, dari Program Studi Teknologi Veteriner, Sekolah Vokasi dengan IPK 3,99 dan berpredikat Sangat Memuaskan.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Firsto