Capaian pendidikan jenjang Pascasarjana bukanlah sebuah titik akhir. Tahapan ini menjadi langkah awal untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan, belajar sepanjang hayat, dan mengimplementasikannya agar mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan serta bermanfaat bagi masyarakat. Hal itu dikemukakan oleh Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., di hadapan 713 lulusan pascasarjana yang diwisuda pada hari Rabu (26/7) di Grha Sabha Pramana.
Lulusan pascasarjana menurut Rektor saat ini menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks sehingga membutuhkan bekal kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang inovatif. “Kompleksitas tantangan masa depan ini memerlukan sumber daya manusia dengan kapasitas pengetahuan, wawasan, dan keterampilan yang inovatif, agile, kreatif, dan kolaboratif, sekaligus humanis dalam merespons perubahan lingkungan nasional maupun global,” kata Rektor.
Rektor menyebutkan Indonesia dan negara lainnya di seluruh dunia saat ini menghadapi peningkatan tensi geopolitik yang berpengaruh terhadap perubahan arah kebijakan ekonomi negara-negara besar. Disamping tantangan perkembangan dan percepatan teknologi digital yang di satu sisi mampu meningkatkan efisiensi, namun juga mendorong masalah lain seperti berkurangnya kebutuhan tenaga kerja karena penggunaan robotic dan peningkatan risiko keamanan digital.
Mengutip dari laporan Forum Ekonomi Dunia tahun 2023 mencatat bahwa perekonomian global diperkirakan akan mengalami perlambatan 1,7% hampir di semua negara maju maupun negara berkembang. Salah satu dampak nyata dari perlambatan ini adalah adanya peningkatan biaya hidup serta tingginya risiko kesehatan masyarakat. Menurut Rektor, pemerintah sudah mulai berupaya membangun kesadaran untuk menghadapi tantangan tersebut dan menyiapkan skenario terbaik sebagai langkah mitigasi. Mulai dari mendorong ketersediaan lapangan kerja, meningkatkan kualitas SDM, meningkatkan manajemen pangan, memperkuat ekosistem digital, mengembangkan riset dan inovasi, meningkatkan hilirisasi, serta melakukan reformasi sistem regulasi untuk memitigasi risiko perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Menghadapi berbagai persoalan global dan nasional tersebut, kata Rektor, Universitas Gadjah Mada terus berkomitmen membekali mahasiswa dengan pemahaman, keterampilan, dan wawasan yang memadai untuk mencetak lulusan sebagai subjek pembangunan bangsa. Oleh karena itu, relevansi kurikulum, pendidikan multidisiplin, penguatan jejaring kolaborasi dan riset global, peningkatan kualitas program student exchange, internship, dan program kewirausahaan, terus digiatkan dalam mewujudkan komitmen UGM untuk mencetak SDM unggul.
Rektor meyakini kompetensi dan karakter kepribadian yang dimiliki para Wisudawan dan Wisudawati lulusan program pascarsajana UGM akan menjadi bekal memadai untuk mengasah kecerdasan dan kebijaksanaan dalam bertindak dan berpikir, serta berkontribusi memecahkan tantangan masa depan kehidupan bangsa.
Seperti diketahui, Wisuda Program Pascasarjana Periode IV Tahun Akademik 2022/2023, Universitas Gadjah Mada mewisuda 713 lulusan, terdiri atas 611 lulusan Program Magister (S2), termasuk 8 wisudawan Warga Negara Asing yakni 59 lulusan Program Spesialis, 3 lulusan Program Subspesialis, dan 40 lulusan Program Doktor (S3), termasuk 1 wisudawan dari Warga Negara Asing.
Masa studi rata-rata program master adalah 2 tahun 4 bulan dengan waktu studi tercepat diraih oleh Thesa Amijayanti dari Program Studi Magister Ilmu Kedokteran Klinis, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, yang menyelesaikan studinya dalam waktu 1 tahun 1 bulan 24 hari. Sedangkan rerata usia lulusan Program Magister periode ini adalah 29 tahun 6 bulan 16 hari dengan predikat lulusan termuda diraih oleh Radhitya Virya Paramasuri Sunarso dari Program Studi Magister Teknik Industri, Fakultas Fakultas Teknik yang lulus pada usia 22 tahun 8 bulan 26 hari.
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Magister (S2) periode ini adalah 3,68. Terdapat 7 orang lulusan yang memiliki IPK tertinggi 4,00 sekaligus berpredikat Pujian, satu di antaranya adalah Kurniawan Putra Santoso dari Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik.
Masa studi rata-rata Program Spesialis periode ini adalah 4 tahun 1 bulan, dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata 3,80. Lulusan Program Spesialis yang berpredikat Pujian periode sejumlah 44 lulusan, sisanya berpredikat Sangat Memuaskan sejumlah 15 lulusan dengan waktu studi tercepat diraih oleh Deniar Faizya Widhawati dari Program Studi Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, yang menyelesaikan studinya dalam waktu 2 tahun 9 bulan 12 hari. Bahkan, Deniar Faizya Widhawati ini juga menjadi lulusan termuda Program Spesialis yang berhasil menyelesaikan studinya pada usia 28 tahun 2 bulan 20 hari dari rerata usia lulusan 34 tahun 6 bulan 17 hari, sekaligus meraih IPK tertinggi 3,99 berpredikat Pujian.
Untuk Program Subspesialis, masa studi rata-rata adalah 2 tahun 7 bulan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata 3,84 dengan IPK tertinggi diraih oleh Muhammad Javedh Iqbal dari Program Studi Subspesialis Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, yang lulus dengan IPK 3,87 sekaligus berpredikat Pujian. Sedangkan waktu studi tercepat diraih oleh Danny Pratama Kuswadi, dari Program Studi Subspesialis Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, yang berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu 2 tahun 4 bulan 12 hari. Danny Pratama Kuswadi sekaligus juga menjadi lulusan termuda Program Subspesialis periode ini, dengan usia 34 tahun 8 bulan 6 hari, dari rerata usia lulusan 38 tahun 9 bulan 10 hari.
Sementara masa studi rata-rata untuk program Doktor adalah 4 tahun 8 bulan dengan waktu studi tercepat diraih Aldi Herbanu dari Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran Gigi, Fakultas Kedokteran Gigi, yang meraih gelar Doktor dalam waktu 2 tahun 9 bulan 8 hari. Rerata usia lulusan Program Doktor adalah 43 tahun 6 bulan 15 hari, dengan lulusan termuda diraih oleh Kusuma Putri Suwondo dari Program Studi Doktor Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam pada usia 26 tahun 5 bulan 16 hari. Sedangkan IPK rata-rata lulusan Program Doktor (S3) adalah 3,84. Pada lulusan program Doktor periode ini terdapat 2 orang lulusan yang memiliki IPK tertinggi 4,00, namun yang sekaligus lulus dengan predikat Pujian diraih oleh Liza Angelia dari Program Studi Doktor Sain Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Firsto