Universitas Gadjah kembali meluluskan sebanyak 836 lulusan program pascasarjana, terdiri 700 lulusan Program Magister, 92 lulusan Program Spesialis, 3 lulusan Subspesialis, dan 41 lulusan Doktor, Rabu (24/1), di Grha Sabha Pramana. Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D., dalam pidato sambutannya menyampaikan ucapan selamat atas capaian akademik di jenjang pendidikan Pascasarjana yang diraih sebagai langkah awal untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan, namun terus berkomitmen untuk belajar sepanjang hayat dan mengimplementasikannya agar mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan serta bermanfaat bagi masyarakat.
”Saya percaya dengan bekal ilmu pengetahuan dan kompetensi yang Saudara miliki akan memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai langkah awal proses adaptasi dan mitigasi pembangunan bangsa di masa depan,” kata Rektor.
Rektor menyebutkan, jumlah lulusan Pascasarjana di Indonesia masih minim, ia mengutip dari pidato Presiden Joko Widodo dalam acara forum Rektor di Surabaya pada 15 Januari lalu mengenai rendahnya rasio penduduk Indonesia berpendidikan S2 dan S3 (0.45%) dan kalah bersaing dengan negara tetangga (2,43%) maupun negara maju (9,8%). Dari kondisi tersebut, kata Rektor, lulusan baru program pascasarjana saat ini memiliki tugas penting untuk turut berkontribusi nyata sebagai subjek pembangunan yang membantu pemecahan masalah nasional maupun global melalui pengembangan keilmuan berkelanjutan. Apalagi program Indonesia Emas 2045 memerlukan sumber daya manusia berkualitas unggul dan berdaya saing tinggi, serta setia berkomitmen menjaga martabat dan moralitas pengetahuan. ”Transformasi sosial untuk mewujudkan SDM unggul perlu didukung dengan pendidikan dan riset-riset inovatif yang relevan dengan kebutuhan kontemporer, salah satunya ditopang melalui penyelenggaraan pendidikan Pascasarjana,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Rektor juga berpesan agar lulusan UGM selalu menjaga nama baik almamater maupun martabat dan moralitas pengetahuan, serta integritas profesi di manapun nantinya akan berkarya. ”Teruslah menjadi pribadi yang adaptif, inovatif, berdaya saing, dan berkarakter untuk mendukung pembangunan Indonesia Emas. Karena kita saat ini sedang berada di tahun politik, saya juga berpesan agar kita semua bisa menjaga nilai-nilai keindonesiaan yang dijiwai dengan semangat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman,” pesannya.
Wakil Wisudawan dari Program Doktor Ilmu Pertanian, Fakultas Pertanian, Dr. Firdausi Nur Azizah, mengatakan tambahan gelar baru pendidikan pascasarjana menjadi amanah baru yang tersemat di pundak lulusan UGM untuk selalu menjadi insan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. “Seperti peribahasa, padi kian masak kian merunduk, karenanya manusia tak layak untuk angkuh dan sombong dengan ilmu yang semakin tinggi, tapi sebaliknya untuk selalu merendahkan hatinya dengan terus mencari ilmu dengan siapa saja dan dimana saja karena ilmu itu terus berkembang pesat tak mengenal waktu,” ujarnya.
Nur Azizah menyampaikan kesempatan dirinya berhasil menyelesaikan pendidikan di kampus UGM tidak lepas dari hasil kerja sama UGM dengan banyak mitra untuk mendukung kelancaran pendidikan mahasiswa lewat program penyaluran beasiswa. Nur Azizah mengaku ia merupakan salah satu dari penerima beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). “Terima kasih kepada UGM dan Kemendikbud Ristek yang telah memberikan kesempatan pada saya dan rekan mahasiswa yang lainnya bisa menikmati Pendidikan secara gratis,” katanya.
Sementara Ketua Pengda Kagama NTT, Robert P. Fanggidae, mengatakan lulusan UGM memiliki potensi untuk meraih prestasi di manapun tempat ia berkarya maupun mengabdi. Namun, prestasi tersebut bisa diraih dengan selalu menjaga integritas dan nilai-nilai moralitas. “Prestasi itu bisa kita raih jika kita bisa menjaga integritas dan komitmen serta menjaga nilai dalam setiap pekerjaan kita. Setiap prestasi akan akan membentuk reputasi atau nama baik. Untuk meraihnya, kita perlu menjaga integritas dan berprestasi sehingga bisa punya reputasi,” kata lulusan FEB UGM yang berkiprah di salah satu Bank Perkreditan Rakyat di kota Kupang ini.
Seperti diketahui, pada wisuda periode II program Pascasarjana Tahun Akademik 2023/2024 ini, masa studi rata-rata untuk program S2 adalah 2 tahun 3 bulan, dan waktu studi tercepat diraih oleh Haris Alwafi dari prodi Magister Manajemen, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, yang menyelesaikan studinya dalam waktu 1 tahun 0 bulan. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Magister (S2) periode ini adalah 3,65. Terdapat 8 lulusan yang memiliki IPK tertinggi 4,00, sekaligus berpredikat Pujian, satu di antaranya adalah Nadiyah Hidayati dari prodi Magister Ilmu Hama Tanaman, Fakultas Pertanian.
Untuk Program Spesialis, masa studi rata-rata Program Spesialis periode ini adalah 4 tahun 2 bulan, dan waktu studi tercepat diraih oleh Chrisdina Puspita Sari dari prodi Prostodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi, yang menyelesaikan studinya dalam waktu 2 tahun 4 bulan 4 hari. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Spesialis adalah 3,72. Wisudawan dengan predikat IPK tertinggi 4,00 sekaligus berpredikat Pujian diraih oleh Cynthia Gunawan, dari prodi Periodonsia, Fakultas Kedokteran Gigi.
Untuk Program Subspesialis, masa studi rata-rata Program Subspesialis adalah 2 tahun 5 bulan, dan waktu studi tercepat diraih oleh Wulan Fadinie dari prodi Subspesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, yang menyelesaikan studinya dalam waktu 2 tahun 15 hari. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Subspesialis adalah 3,74. Lulusan dengan IPK tertinggi 3,76 sekaligus berpredikat Pujian diraih oleh Arif Ikhwandi, dari prodi Subspesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan.
Sementara untuk program doktor, masa studi rata-rata adalah 4 tahun 9 bulan dengan waktu studi tercepat diraih oleh Mukhamad Ngainul Malawani dari prodi Doktor Ilmu Geografi, Fakultas Geografi, yang berhasil meraih gelar Doktor dalam waktu 2 tahun 8 bulan 17 hari. Bahkan, Mukhamad Ngainul Malawani ini juga berhasil meraih IPK tertinggi 4,00 sekaligus berpredikat Pujian. Adapun IPK rata-rata lulusan Program Doktor (S3) periode ini adalah 3,70.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Firsto