Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp. OG(K)., Ph.D., meninjau lokasi kegiatan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) di Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, Jumat (28/7). Lokasi kegiatan KKN yang ditinjau berada di sekitar kawasan pantai Pulau Merah, tepatnya di Desa Pesanggaran, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi.
Saat bertemu dengan para mahasiswa KKN di Kebun Naga listrik, Pesanggaran, Banyuwangi, Rektor mengapresiasi beberapa produk olahan buah naga yang dibuat oleh mahasiswa dalam pengembangan sektor agrowisata dan pemberdayaan pelaku UMKM.
Koordinator Mahasiswa Tingkat Unit (Kormanit) KKN Pesanggaran, Dinda Lutfia Nabilla, menyebutkan sedikitnya ada 30 mahasiswa di Pesanggaran melaksanakan 150 program kerja yang dijalankan oleh mahasiswa dengan memegang lima program kerja. Meski begitu, terdapat 4 program kerja unggulan yang diusung dan dilaksanakan meliputi Pengembangan Agrowisata untuk Mendukung Pariwisata Berbasis Keindahan Alam, Digitalisasi UMKM berbasis SDGs, Pembuatan Pupuk Organik Cair, dan program Upaya Mengatasi Stunting. “Kita mengangkat tema besar menjalankan program Pengembangan Agrowisata dan Digitalisasi UMKM Berbasis Sustainable Development Goals (SDGs),” katanya.
Dinda menjelaskan pemilihan olahan buah naga sebagai program pendukung pengembangan Agrowisata melalui pengembangan pariwisata berbasis keindahan alam. Namun, untuk mendukung program tersebut, mahasiswa juga membina pelaku UMKM dan masyarakat agar mampu mengolah buah naga sebagai potensi agroindustri menjadi produk pasca panen seperti bakpia buah naga, selai buah naga, dan sabun buah naga kaya antioksidan. Pemilihan komoditas pertanian buah naga ini menurut Dinda dikarenakan mayoritas penduduk desa menjadi petani buah naga.“Sekitar 70 persen program kita dengan komunitas masyarakat terkait dengan produk olahan turunan dari buah naga,” ujarnya.
Selanjutnya untuk program pendukung pariwisata lainnya, mahasiswa KKN juga melaksanakan program pembuatan desain branding produk untuk produk olahan bakpia. Beberapa produk olahan pasca panen ini akan dikemas dan dibranding sebagai paket oleh-oleh khas wisata Desa Pesanggaran.
“Kita bekerjasama dengan UMKM Center yang ada di desa Pesanggaran,” ujarnya.
Untuk program Digitalisasi UMKM berbasis SDGs, kata Dinda, pihaknya membantu pembuatan media sosial untuk UMKM, edukasi materi pemasaran dan branding untuk UMKM, dan pelatihan copywriting dan foto produk untuk warga desa pelaku UMKM. Hal ini terkait dengan program penguatan wisata daerah Pesanggaran yang berfokus di pantai Pulau Merah, pantai Pancer dan pantai Lampon yang berbasis Wisata alam. Selain membantu pembuatan video dokumentasi potensi wisata desa Pesanggaran, dan penguatan dan peningkatan penggunaan media sosial untuk promosi wisata dan produk UMKM.
Sedangkan untuk program pengentasan Stunting, mahasiswa bekerja sama dengan dengan Puskesmas setempat melalui beberapa kegiatan sosial yang sekaligus digunakan untuk menjelaskan aktivitas anti stunting bagi ibu hamil, promosi kesehatan gigi dan mulut.
Koordinator Mahasiswa Unit (Kormanit) di kecamatan Siliragung, Andini, mengatakan pihaknya membuat program pelatihan pembuatan pupuk organik cair (POC) dengan cara memanfaatkan sampah organik dari sampah sisa buah-buahan sehingga bisa mengurangi penggunaan bahan kimia pada lahan pertanian.
Selain itu, tim mahasiswa juga membuat pelatihan pembuatan Urea Molasses Mineral Block (UMMB) yang merupakan pakan suplemen untuk ternak ruminansia, berbentuk padat dan kaya akan zat mineral.
“Dalam program ini mahasiswa mengedukasi masyarakat tentang manfaat UMMB dan memberikan pelatihan cara pembuatan UMMB kepada para peternak melalui video yang nantinya akan diberikan kepada masyarakat supaya dapat digunakan sebagai sumber referensi,” jelasnya.
Zaenab Albiya (45 tahun) warga Pesanggaran sekaligus ketua UMKM Center di desa tersebut, mengatakan program kerja mahasiswa KKN-PPM UGM sudah membantu warga masyarakat dalam memasarkan produk olahan buah naga dan melatih para ibu rumah tangga membuat makanan dari olahan buah naga. “Terobosan seperti ini sangat bagus. Tidak hanya kemarin kami dilatih bagaimana cara untuk pemasaran di media sosial. Warga yang sudah dilatih semoga nanti bisa saling menularkan ilmunya,” katanya.
Zaenab berharap apa yang sudah dirintis oleh mahasiswa dengan membuat produk olahan dari buah naga ini bisa diteruskan oleh UMKM Center Pesanggaran nantinya. “Kita akan bantu bisa meneruskan,”katanya.
Dikatakan Zaenab, lebih dari separuh penduduk Pesanggaran adalah petani buah naga dan jeruk. Meski sudah dijual ekspor, namun pada musim tertentu saat panen raya kadang harga buah naga menjadi murah. “Saat melimpah dibuang begitu saja, makanya dibuat ragam olahan agar harganya bisa naik, diproduksi dan lebih praktis membawanya,”katanya.
Rektor UGM, Ova Emilia, mengapresiasi produk karya mahasiswa KKN dalam meningkatkan peluang ekonomi bagi warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani buah naga. “Mudah-mudahan ide dan karya yang sudah dimunculkan ini bisa ditindak lanjuti,”kata Rektor.
Rektor mengaku ia sudah mencicipi beberapa produk makanan olahan dari buah naga yang sudah dibuat oleh mahasiswa seperti jus dan bakpia buah naga, serta puding yang menurut Rektor cita rasanya sangat enak dan lezat. “Saya sudah mencoba mencicipi rasa bakpia sangat enak. Saya kira ini bisa memberikan nilai tambah untuk masyarakat setempat,”katanya.
Dalam kesempatan itu, Rektor menuturkan bahwa kegiatan penerjunan mahasiswa KKN-PPM menjadi salah satu program unggulan dari Universitas Gadjah Mada untuk berkontribusi langsung mendukung pembangunan di seluruh pelosok tanah air. “Tidak semua universitas memiliki kegiatan turun ke lapangan seperti ini. Keikutsertaan mahasiswa dalam KKN dapat memberikan pembelajaran yang luar biasa, lebih dari yang ia dapatkan dari kampus,”paparnya.
Perlu diketahui, di Kabupaten Banyuwangi, UGM menerjunkan empat tim KKN yang tersebar di empat kecamatan meliputi Kecamatan Pesanggaran, Siliragung, Wongsorejo dan Kalibaru. Kegiatan KKN di Banyuwangi menjadi bagian dari 7.079 mahasiswa peserta KKN PPM yang dikirim mengabdi di 31 provinsi, 97 kabupaten, 204 kecamatan, dan lebih dari 400 desa di penjuru Indonesia.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Firsto