Fakultas Biologi UGM menyelenggarakan Research Day pada 27–29 November kemarin di ruang auditorium sebagai media publikasi berbagai hasil riset, pengabdian dosen, serta karya seni hasil dari workshop rangkaian acara. Pada tahun ini, poster-poster penelitian, program pengabdian, serta pameran botanical art dipertemukan dalam satu ruang yang menghubungkan antara sains dengan seni. Kegiatan ini tidak hanya menjadi wujud akumulasi riset sivitas akademik, tetapi juga sarana untuk mendorong tumbuhnya budaya riset di Fakultas Biologi UGM.
Mengangkat tema “Roots to Radiance: Bridging the Beauty of Science and the Theory of Art,” acara ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa sains dapat dikomunikasikan secara kreatif sehingga lebih mudah dinikmati oleh masyarakat.
Dekan Fakultas Biologi UGM, Prof. Dr. Budi Setiadi Daryono, menyampaikan pada sambutan pembukaannya bahwa Research Day merupakan upaya membangun tradisi ilmiah sejak tingkat fakultas. Masyarakat Indonesia masih memandang sains sebagai disiplin ilmu yang kaku dan belum sepenuhnya menjadi fondasi kemajuan bangsa. “Science itu diciptakan bukan semata-mata untuk menghasilkan pekerjaan, tetapi untuk membangun peradaban,” ujarnya.
Penyelenggaraan Research Day, menurutnya, adalah langkah mengarusutamakan sains sehingga lebih menarik dan menginspirasi mahasiswa untuk menumbuhkan jiwa riset. Ia berharap, atmosfer budaya riset dapat tumbuh, lalu berkembang menjadi tradisi kuat seperti yang telah ada di negara-negara maju.
“Biologi tanpa seni itu seperti makan nasi tanpa garam. Hambar. Karena seni adalah pembungkus yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu,” tambahnya.
Sementara itu, Dr. Eko Agus Suyono, Wakil Dekan bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama, dan Alumni, menilai Research Day efektif sebagai media komunikasi sains yang lebih ramah untuk publik. Ia menjelaskan bahwa banyak riset yang selama ini hanya dipublikasi dalam bentuk jurnal atau laporan yang sulit dipahami oleh awam. “Pada Research Day ini, dalam format yang lebih cair, masyarakat bisa menikmati dan lebih mudah memahami hasil riset ilmiah,” ungkapnya.
Selain itu, acara ini diharapkan menjadi pintu masuk bagi kemitraan yang lebih luas antara pihak akademisi dengan industri, pemerintah, hingga investor.
Koordinator Research Day, Dr. Wiko Arif Wibowo, menjelaskan bahwa tahun ini Research Day berkolaborasi dengan Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) melalui pameran botanical art yang juga menggandeng Institut Seni Indonesia Yogyakarta (ISI Yogyakarta). Kolaborasi ini menjadi nilai tambah yang memperkaya penyajian hasil riset, sekaligus memantik minat masyarakat untuk datang dan mengenal biologi melalui seni. “Kalau hanya poster, orang mungkin kurang tertarik. Maka kami beri hiasannya lewat seni botanical art,” jelasnya.
Melalui kolaborasi lintas bidang serta pendekatan seni, Research Day 2025 tidak hanya menjadi ajang publikasi ilmiah, tetapi juga sarana membangun kedekatan antara sains dan masyarakat. Fakultas Biologi UGM berharap kegiatan ini mampu memperkuat ekosistem riset, memperluas jejaring kemitraan, dan mendorong lahirnya inovasi yang memberi dampak bagi pengembangan ilmu dan kemajuan bangsa. Hal ini juga selaras dengan nilai-nilai keberlanjutan
Penulis : Ika Agustine
Editor : Gusti Grehenson
