Sekar Kinanti, mahasiswa Program Sarjana Teknik Industri UGM tahun 2021 berhasil meraih juara 1 Unilever Future Leaders League (UFLL) 2024 di Indonesia. Tidak hanya itu, iapun berhasil meraih 1st Group Winner melalui kolaborasi dengan mahasiswa UI dan Unpad dengan memperoleh ULIP (Intern) Golden Ticket.
Dengan keberhasilan yang ia raih, Sekar menjadi salah satu Individual Winner dalam babak tersebut dan akan mewakili Indonesia pada UFLL Final Global Round di London bersama pemenang lainnya yang berasal dari Institut Teknologi Bandung dan SBM ITB.
Sekar menjelaskan Unilever Future Leaders League (UFLL) adalah kompetisi business case tahunan yang diadakan oleh Unilever Global pada dua jenjang, yaitu nasional dan internasional. Dalam kompetisi ini menantang generasi muda untuk mengeksplorasi solusi kreatif dalam menyelesaikan permasalahan salah satu brand Unilever.
“Tahun ini, UFLL Indonesia berfokus pada stream pemasaran untuk brand es krim terkenal Unilever, Wall’s,” ujarnya di UGM, Rabu (3/4).
Menjelaskan jalannya kompetisi, Sekar menuturkan kompetisi terdiri atas tiga tahapan. Pertama kali adalah tahapan seleksi melalui pengumpulan video untuk menjawab kasus bisnis pertama yang diberikan.
Dari 700 lebih pendaftar, terpilih 30 semifinalis yang berkesempatan mengikuti UFLL Camp pada 4-8 Maret 2024 secara luring, dan kemudian digabungkan menjadi sepuluh tim yang beranggotakan tiga orang. Sepuluh tim tersebut kemudian berlaga untuk memperebutkan tiga kursi finalis yang kemudian berlomba kembali untuk memperoleh gelar juara tim.
“Tak hanya itu, di samping perlombaan antartim, dari ketigapuluh semifinalis, dipilih pula tiga pemenang individu terbaik yang akan mewakili Indonesia dalam UFLL Global Round di London pada bulan Juli 2024 mendatang,” terangnya.
Atas raihan prestasi ini, Sekar Kinanti merasa sangat bersyukur. Ia mengaku tidak menyangka, pasalnya dari 29 semifinalis lain yang memiliki beragam prestasi luar biasa.
Bahkan tidak sedikit dari mereka merupakan mahasiswa setingkat di atasnya dengan memiliki pengalaman yang lebih. Iapun mengaku sempat pesimistik dan merasa kurang berpengalaman.
“Pada saat itu saya merasa tidak mungkin untuk terpilih dan mewakili Indonesia,” ucapnya.
Meski begitu, ia meyakini bahwa setiap individu memiliki potensi yang tidak sama. Walaupun kenyataan dirinyapun mengaku masih seringkali muncul rasa keraguan atas potensi diri yang dimiliki.
“Ya saya rasa penting untuk percaya pada diri sendiri karena itu yang akan selalu memberikan yang terbaik dalam setiap kesempatan,” paparnya.
Penulis: Agung Nugroho