Riset merupakan salah satu kunci untuk merancang strategi pembangunan berkelanjutan. Data dalam riset akan memberikan gambaran mengenai prioritas sektor dan kebutuhan yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Kali ini, Sekolah Vokasi UGM kembali mengadakan Seminar Nasional Teknologi Terapan (SNTT) bertajuk “Peranan Riset Terapan dalam Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan” pada Sabtu (21/10).
Seminar yang berlokasi di Gedung Teaching Industry Learning Center (TILC), Sekolah Vokasi UGM ini mengundang sejumlah pemangku kebijakan di bidang vokasional. Hadir di antaranya adalah Prof. Ir. Dadet Pramadihanto, M.Eng., Ph.D., Guru Besar Politeknik Elektronika Negeri Surabaya; Pramusinto, S.E., M.M. selaku Direktur Keuangan PT. Pembangunan Perumahan Semarang-Demak; dan Drs. Amich Alhumami, MA, M.Ed, Ph.D. selaku Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat dan Kebudayaan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).
Tujuan pembangunan berkelanjutan atau Suistanable Development Goals memiliki 17 poin utama. Sejak disepakati oleh 190 negara pada 15 September 2015, SDGs banyak menjadi dasar dari berbagai pembentukan kebijakan. Salah satunya adalah riset di bidang vokasi. Dalam hal ini, poin SDGs ke-9, yakni Inovasi dalam Industri dan Infrastruktur diterapkan dalam seminar riset. Tak hanya itu, poin-poin SDGs lainnya juga berkaitan erat dengan riset, khususnya dalam hal pengelolaan sumber daya yang adil, pemberdayaan masyarakat, hingga produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab.
Seminar ini diikuti oleh 197 peserta dari berbagai disiplin ilmu. Jumlah tersebut terdiri dari 178 mahasiswa UGM, dan 19 peserta dari institusi di luar UGM, seperti Universitas Sebelas Maret, UIN Sunan Kalijaga, Universitas Negeri Yogyakarta, dan instansi lainnya. Para peserta pun berasal dari empat kluster berbeda, yakni Sosiohumaniora, Sains dan Teknologi, Agroteknologi, dan kluster Kesehatan. Gabungan keempat kluster ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang solusi dan strategi yang dibutuhkan dengan bekerja sama secara lintas disiplin.
Drs. Amich Alhumami, MA, M.Ed, Ph.D. dari BAPPENAS menjelaskan pentingnya riset dalam mendukung tujuan Indonesia Emas 2045. Sebagaimana telah dicantumkan dalam rencana pembangunan, Indonesia akan mengalami bonus demografi pada tahun 2030-2040 mendatang, dan mencapai puncaknya pada 2045. Kesempatan ini tentunya menjadi peluang emas sekaligus tantangan besar bagi bangsa. Karena setelah mengalami bonus demografi, mayoritas masyarakat akan memasuki usia tua atau tidak produktif. Hal ini tentu akan berpengaruh besar terhadap produktivitas ekonomi.
Untuk itu, penting bagi Indonesia untuk merumuskan strategi yang tepat dalam menghadapi bonus demografi. Dengan begitu, negara tidak hanya akan menyambut era baru sebagai negara maju, namun juga mempunyai cadangan yang cukup untuk mengatasi penurunan produktivitas masyarakat karena usia penduduk tua. Namun, upaya ini tidak akan berjalan tanpa adanya keselarasan dan kerja sama antar sektor. Diperlukan konsistensi, komitmen, dan disiplin yang kuat untuk bersama-sama membentuk Indonesia Emas 2045.
Penulis: Tasya