Media memiliki peran signifikan untuk menghubungkan perguruan tinggi dengan masyarakat. Informasi dan kajian yang diolah dalam akademik sebenarnya perlu disalurkan pada publik. Sayangnya, selama ini informasi tersebut belum memiliki porsi yang cukup di media. Isu tersebut menjadi pembahasan menarik oleh Sekolah Vokasi UGM bersama rekan-rekan jurnalis dalam “INOVOKASIA Bootcamp Media”, Rabu (11/9), di Gedung TILC UGM.
Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Dr. Wiryanta, S.T., M.T menuturkan media berpotensi menjadi sarana yang luar biasa untuk meningkatkan peran lembaga pendidikan. Menurutnya, sekolah vokasi sendiri memerlukan bantuan media dalam menghubungkan kampus dengan masyarakat. Sebab pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam mendorong kemajuan bangsa dengan SDM yang terampil dan berkompeten serta siap kerja. “Persentase pendidikan vokasi di Indonesia ini masih 8-10%, padahal untuk menjadi negara maju perlu peran sekolah vokasi yang lebih baik. Saya kira media ini berperan besar untuk menggaungkan pendidikan vokasi ini ke publik,” jelasnya.
Wiryanta menyebut, menilik perkembangan di Cina dan Korea Selatan, sekolah vokasi berkontribusi sebesar 40-50% pada kemajuan bangsanya. Bahkan, Cina saat ini memiliki 5000 sekolah vokasi. Peran vokasi inilah yang menurut Dr. Wiryanta terbukti dapat mendorong pembangunan nasional.
Di sisi lain, media saat ini mengalami dampak yang besar akibat disrupsi digital. Media konvensional harus bersaing dengan kecepatan informasi di kanal media sosial. Hal ini menyebabkan informasi yang perlu disampaikan justru tertimbun oleh informasi yang diminati publik. Masalah ini juga berpengaruh terhadap minat media untuk meliput aktivitas di lembaga pendidikan termasuk di pendidikan Sekolah Vokasi.
Mufti Nurlatifah, S.I.P., M.A., Dosen Ilmu Komunikasi UGM yang akrab disapa Mbak Ipeh mengungkap adanya gap antara media dengan institusi pendidikan. “Kalau kita bicara berita yang menarik, mahasiswa itu sering melakukan aktivitas yang sangat unik. Jadi ada kolaborasi yang kurang,” paparnya.
Media selama ini lebih sering meliput acara kampus atau aktivitas yang bersifat seremonial. Sedangkan kisah menarik tentang kampus kurang mendapat tempat publikasi. Oleh karen itu, kolaborasi media dan institusi pendidikan tidak hanya mendorong peran di masyarakat, tapi juga membuka peluang pengembangan akademik.
Dikatakan Ipeh, hasil inovasi dan kreasi dari kampus berpotensi mendatangkan industri untuk ikut berkolaborasi. Sama halnya dengan berita kesuksesan alumni yang berpotensi menghubungkan dunia industri dengan perguruan tinggi. Menurutnya, media mampu menjadi fasilitator bagi mahasiswa untuk lebih dikenal masyarakat dan industri.
Narasi yang dibangun oleh media dalam lingkup pendidikan biasanya mencakup isu dan kualitas pendidikan, jalinan kerja sama, kesuksesan alumni, dan lain-lain. Sedangkan di balik itu, ada berbagai informasi lain yang berpotensi menjadi bahan berita menarik, seperti inovasi teknologi kampus, prestasi dan kegiatan mahasiswa, kolaborasi mitar kampus, dan sebagainya. “Saya kiram perlu hubungan kuat dengan media agar aktivitas kampus bisa dikemas menjadi informasi yang menarik,” ujarnya.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Direktur Tempo Institute, Qaris Tajudin menyebutkan saat ini ada tantangan yang dihadapi media dalam menyalurkan informasi ke masyarakat. Dunia saat ini memasuki era information flood akibat banyaknya informasi yang tersalurkan, namun minimnya pemilahan informasi. Berita yang mungkin dianggap penting akan kalah dengan minat masyarakat. Media pun harus bersaing dalam memenuhi ketertarikan tersebut. “Teman-teman media bisa membantu memilah mana mungkin berita yang menarik untuk diliput. Jadi memang perlu kolaborasi lebih lanjut,” ujarnya.
Tajudin menambahkan, media juga perlu mendapatkan akses informasi dari institusi pendidikan untuk mempertajam berita. Karenanya, penting memposisikan media sebagai mitra dibanding kolaborasi dalam publikasi saja.
Sekedar tambahan informasi, Bootcamp media yang diselenggarakan di Gedung Teaching Industry Learning Center (TILC) SV UGM ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Dies Natalis SV UGM. Melalui kolaborasi media dan institusi pendidikan dapat terjalin guna mendorong kemajuan pendidikan vokasi secara berkelanjutan.
Penulis : Tasya
Editor : Gusti Grehenson