Universitas Gadjah Mada dan Pusat Teritorial TNI AU (Pusterau) resmi menjalin kerja sama strategis di bidang kedirgantaraan sebagai wujud nyata sinergi untuk memperkuat tridharma perguruan tinggi dan mendukung kemampuan pertahanan matra udara. Kesepakatan ini diformalkan melalui penandatanganan Naskah Perjanjian Kerja Sama (MoU) oleh Kepala Pusat Teritorial Angkatan udara (Kapusterau), Marsekal Pertama TNI Tjahja Elang Migdiawan, S.T., M.M., dan Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama, Dr. Danang Sri Hadmoko, S.Si., M.Sc., di Ballrom Hotel Gramm Yogyakarta, Jumat (28/11).
Komandan Lanud Adisucipto (Danlanud Adi), Marsekal Pertama (Marsma) TNI Toto Ginanto, S.T., M.A.P., M.Han., menekankan pentingnya kolaborasi ini untuk memberikan dampak yang lebih luas bagi kedua institusi, maupun bagi masyarakat, bangsa, dan negara. “Sinergi ini sekaligus menjadi momentum untuk melanjutkan kembali kerja sama yang sempat tertunda sejak tahun 2018,” tambahnya.
Menyambut baik sinergi ini, Danang Sri Hadmoko, mengungkapkan bahwa banyak potensi yang bisa dikerjasamakan terutama dalam bidang pendidikan program pascasarjana mencakup pelatihan dan joint training. “Sementara di bidang riset, UGM fokus pada penguatan pertahanan negara yang tidak hanya berkaitan dengan perangkat keras, tetapi juga regulasi, serta aspek sosial dan perilaku penduduk.” tambahnya.
Seperti diketahui, kerja sama ini meliputi pemanfaatan dua unit pesawat terbang Microlight Trike Airbone Edge XT-582. Pesawat ini merupakan hibah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2022, yang kini akan dijadikan sarana prasarana aspek udara dalam membina kemampuan maupun pengerahan kekuatan pertahanan matra udara.
Dokumen perjanjian kerja sama mencakup perjanjian antara Fakultas Teknik UGM dengan Jogja Flying Club (JFC). Kerja sama pemanfaatan pesawat ini akan ditindaklanjuti oleh JFC dalam upaya pengoperasian, pengelolaan, dan penggunaan aset. Kedua unit pesawat akan didaftarkan ulang sebagai pesawat anggota Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) DIY dan akan ditempatkan di Hanggar JFC, Pangkalan Udara TNI AU Adisutjipto Yogyakarta.
Sebagai tindak lanjut, Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Selo, menyerahkan langsung pesawat trike kepada Danlanud Adisucipto, Marsma TNI Toto Ginanto, dan juga Kapusterau, Marsma TNI Tjahja Elang Migdiawan, pada Sabtu (29/11). Proses serah terima ini kemudian dilanjutkan Uji Coba pesawat trike dilakukan di landasan terbang Lanud Adisucipto Yogyakarta.
Dekan Fakultas Teknik UGM, Prof. Selo, mengungkapkan secara terbuka kendala yang dihadapi UGM dalam mengoperasi aset tersebut. “Selama tiga tahun, pesawat ini hanya di gudang saja karena kami tidak tahu cara menggunakannya. Kami tidak ada (memiliki) sumber daya manusia (SDM) yang berlisensi untuk menerbangkannya. Bahkan, mau menerbangkan juga tidak memiliki tempat,” ujar Selo.
Melalui inisiasi kerja sama, kata Selo, memungkinkan pesawat sebagai aset udara negara tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pihak yang kompeten. Selo berharap agar kerja sama ini dapat menghasilkan pilot-pilot baru dari lingkungan UGM di masa depan.
Tjahja Elang Migdiawan, menjelaskan bahwa tujuan kerja sama ini adalah untuk mewujudkan kesepahaman dan sinergitas dalam menggunakan pesawat trike secara bersama-sama. “Pada masa damai, pesawat tersebut dapat digunakan untuk tridharma perguruan tinggi dan pembinaan olahraga dirgantara di bawah naungan FASI DIY,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia memandang bahwa pesawat ringan tersebut memiliki peran penting saat Operasi Militer Selain Perang (OMSP). “Apabila terjadi kebencanaan di daerah kebakaran hutan dan sebagainya, pesawat konvensional tidak bisa masuk sehingga yang digunakan adalah paramotor dan paratrike untuk mengirimkan bantuan-bantuan itu,” ujarnya.
Penulis : Aldi Firmansyah
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Fristo
