
Lebih dari 50 sivitas Universitas Gadjah Mada yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan mengikuti sosialisasi dari University of Queensland (UQ), salah satu universitas terkemuka di Australia. Kegiatan bertajuk Study Opportunities at the University of Queensland ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada sivitas UGM mengenai peluang studi di UQ, termasuk program beasiswa, kehidupan akademik, serta kesempatan riset dan karier bagi para lulusan UQ.
Berlangsung di Perpustakaan UGM pada Kamis (13/2), dalam sambutannya, Prof. Dr. Puji Astuti, S.Si., M.Sc., Apt selaku Direktur Direktorat Kemitraan dan Relasi Global UGM menyampaikan pentingnya kolaborasi antara UGM dan UQ dalam bidang akademik dan penelitian. Sebagai alumni UQ, ia juga berbagi pengalamannya selama menempuh studi di sana serta manfaat yang didapatkan dari lingkungan akademik yang mendukung dan berkualitas tinggi. “Saya sangat mengapresiasi inisiatif dari University of Queensland dalam memperkenalkan berbagai peluang pendidikan kepada mahasiswa UGM. Saya sendiri merasakan bagaimana pengalaman studi di UQ memberikan wawasan global, jaringan akademik yang luas, serta pengalaman riset yang luar biasa,” ujar Puji.
Dalam sesi utama, Senior Principal Advisor South East Asia, Nadia Sarah memaparkan berbagai program unggulan yang tersedia di UQ, mulai dari jenjang sarjana hingga pascasarjana. Nadia juga menjelaskan berbagai skema beasiswa yang dapat diakses oleh mahasiswa internasional, termasuk mahasiswa Indonesia. “Skema beasiswa bagi mahasiswa Indonesia ada dari AAS (Australia Awards Scholarship), LPDP, dan BPI (Beasiswa Pendidikan Indonesia), bahkan ada juga yang kombo beasiswa LPDP plus AAS khusus bagi yang berminat untuk mengambil program di subject blue, green, dan digital economy,” ungkap Nadia.
Setelah pemaparan akademik, acara ini dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab interaktif dengan menghadirkan tiga lulusan UQ yang kini tengah berkiprah di berbagai bidang. Darmawan D. Atmoko, Ph.D yang kini bekerja di Kementerian Keuangan memutuskan untuk melanjutkan kuliah di UQ karena ia memahami pentingnya pendidikan berkualitas dalam mendukung karier dan kontribusinya terhadap pembangunan Indonesia. Darmawan yang berkuliah di UQ dengan beasiswa AAS ini mengaku beasiswa tersebut memberikan begitu banyak fasilitas bagi penerimanya. “Saya tidak hanya sekedar mendapatkan kesempatan akademik, tapi juga pengalaman yang pastinya memperkaya pengalaman kehidupan, seperti jaringan global, kemampuan berpikir kritis dan komunikasi yang semakin terasah, serta menjadi individu yang lebih mandiri dan adaptif” tuturnya.
Darmawan pun memberikan tips dan trik untuk sukses meraih beasiswa AAS. Memahami panduan resmi Australia Awards sangat penting dilakukan agar tidak melewatkan persyaratan atau informasi esensial. Menurutnya, dengan persiapan matang dan ketekunan tentunya akan membuka kesempatan untuk berhasil. Selain itu, menentukan topik penelitian yang relevan dengan isu pembangunan global dan Indonesia juga akan meningkatkan peluang diterima. “Berdiskusi dengan penerima beasiswa sebelumnya yang telah kuliah di UQ juga saya rasa akan memberikan wawasan dan strategi tambahan,” pesannya.
Irna Nurhayati, Ph.D, lulusan UQ yang kini menjadi staf pengajar di Fakultas Hukum UGM juga mengalami berbagai tantangan dan pengalaman berharga, seperti adaptasi budaya, manajemen waktu dalam menghadapi tugas akademik, serta kesempatan membangun jaringan internasional. Menurutnya, studi di luar negeri bukan hanya tentang pendidikan formal, tetapi juga pengalaman hidup yang membentuk pribadi menjadi lebih mandiri dan berpikir kritis. Selama di UQ, ia mendapatkan dua beasiswa berupa UQI (University of Queensland Indonesia) dan UQRS (University of Queensland Research Scholarship). “Mulailah mengumpulkan dokumen jauh sebelum batas waktu pendaftaran, dan tulislah dengan jelas tujuan studi dan bagaimana beasiswa ini berkontribusi bagi masa depan,” ujarnya memberikan tips.
Tidak jauh berbeda dengan dua lulusan UQ lainnya, Irawan Jati, Ph.D yang kini berkarier sebagai staf pengajar di Universitas Islam Indonesia (UII) ini merupakan penerima beasiswa LPDP. Baginya, beasiswa LPDP merupakan peluang emas bagi mereka yang ingin menempuh pendidikan tinggi tanpa hambatan finansial. Dengan persiapan yang matang, pemenuhan dokumen secara lengkap, serta strategi yang tepat dalam menghadapi seleksi, peluang untuk mendapatkan beasiswa dan merasakan atmosfer perkuliahan internasional di UQ ini semakin besar. “Saat seleksi substansi, jangan lupa menyiapkan jawaban untuk antisipasi pertanyaan yang biasa ditanyakan dalam wawancara,” pungkasnya.
Penulis: Triya Andriyani
Foto: Firsto