
Pembudidaya lele kerap mengalami kesulitan dalam masa penyortiran secara manual pada musim panen. Selain membutuhkan banyak waktu, potensi untuk terjadi kesalahan manusia pun lebih besar, terlebih di masa-masa jumlah lele melimpah.
Tim Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Iptek (PKM-PI) Universitas Gadjah Mada mengembangkan Smart Fish Sorter (SFS), alat sortir lele otomatis berbasis sensor. Smart Fish Sorter dirancang sebagai solusi tepat guna bagi pembudidaya lele untuk memudahkan proses penyortiran terutama saat masa panen sehingga didapatkan hasil sortir yang akurat.
Program ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk berkolaborasi dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi di mitra. Tim SFS sendiri terdiri atas Clarissa Cindy Marta Devany, Raisa Nayyara Sabita, dan Aulia Syifa Hasanah dari Program Studi Akuakultur, Abram Adityaswara dari Program Studi Teknik Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat, serta Tazakka Arifin Nutriatma dari Program Studi Elektronika dan Instrumentasi. Tim PKM-PI ini didampingi oleh Dr. Ega Adhi Wicaksono, S.Pi., dosen Akuakultur Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM.
“Adanya Smart Fish Sorter menjadi angin segar bagi para pembudidaya lele karena membantu dalam mendapatkan hasil sortir yang seragam sesuai dengan bobot lele tanpa mengeluarkan tenaga yang besar,” ungkap Raisa Nayyara, mahasiswi Akuakultur Fakultas Pertanian UGM dalam rilis yang dikirimkan Senin (20/10).
Ketua tim PKM-PI, Clarissa Cindy Marta Devany pun menambahkan bahwa alat ini lahir dari keresahan mitra yang masih melakukan sortir manual dan sering tidak akurat. Untuk mengatasi hal tersebut, alat ini dilengkapi dengan load cell sehingga dapat menimbang bobot lele dan sensor ultrasonic untuk menghitung jumlah lele secara otomatis.
Ada pun cara kerja dari alat ini adalah lele di main hooper akan jatuh dan tertimbang di weight plate yang dilengkapi dengan load cell, lalu lele akan didorong oleh swivel arm pendorong dan ditangkap oleh swivel arm penangkap sesuai dengan kategori bobot lele. Lele yang tersortir akan jatuh melewati secondary hooper dan jumlahnya akan terhitung secara otomatis oleh sensor ultrasonic. “Alat ini kami lengkapi dengan 6 bagian swivel arm penangkap sehingga rentang bobot lele yang disortir lebih beragam sesuai dengan kebutuhan panen mitra,” pungkas Abram Adityaswara, mahasiswa Teknik Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat.
Kelebihan lain selain dari keakuratannya, alat ini juga ramah lingkungan. Tazakka Arifin Nutriatma, mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi, mengungkapkan bahwa Smart Fish Sorter menggunakan sistem hybrid sebagai sumber energi. Penggunaan solar panel sebagai sumber energi utama menjadi alternatif yang memudahkan mitra dalam penggunaan alat dengan memanfaatkan energi dari panas matahari. “Selain itu, SFS juga dilengkapi sumber energi cadangan PLN konvensional sehingga menjadikan alat ini dapat digunakan dimanapun dan kapanpun,” jelasnya.
Smart Fish Sorter diharapkan dapat membantu para pembudidaya lele dalam menyortir lele dengan mudah dan akurat sekaligus meningkatkan produktivitas yang berpengaruh pada profit yang didapatkan. “Besar harapan kami untuk menjadikan alat ini sebagai solusi yang berdampak positif bagi produktivitas pembudidaya lele sehingga berperan dalam kemandirian usaha budidaya yang berkelanjutan,” tutur Aulia Syifa Hasanah.
Penulis : Leony
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Tim PKM dan Pixabay