Fakultas Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Gadjah memperingkati Dies Natalisnya ke-41, Kamis(17/10), di Auditorium Lt.5 Gedung Pascasarjana. Dalam pidato laporan Dekan SPs, Prof. Ir. Siti Malkhamah, M.Sc., Ph.D. menyampaikan berbagai hasil capaian yang telah diraih SPs UGM selama setahun terakhir.
Siti menyampaikan bahwa setahun belakangan ini Fakultas Sekolah Pascasarjana telah menghasilkan sejumlah 298 publikasi yang terdiri dari 122 karya publikasi tingkat nasional dan 176 karya publikasi internasional. Karya publikasi yang dihasilkan tersebut berupa Book Chapter, Buku, Jurnal, HKI, dan Prosiding. “Jumlah karya publikasi terbanyak diraih pada Jurnal. Sementara itu jumlah publikasi tingkat internasional lebih banyak jika dibandingkan dengan publikasi tingkat nasional,” jelas Siti.
Untuk kolaborasi internasional, Siti menjelaskan bahwa untuk saat ini pencapaian UGM di kancah internasional bisa dibilang cukup membanggakan Pasalnya, Fakultas Sekolah Pascasarjana berhasil menjalin kerjasama internasional dengan berbagai Universitas dari berbagai negara, beberapa diantaranya adalah National Cheng Chi University, University of Dundee, Universiti Teknologi MARA, dan Universitas Girona.
Selain itu, mahasiswa dari Sekolah Pascasarjana juga berhasil mendapatkan berbagai prestasi di bidang-bidang yang berbeda. Beberapa diantaranya adalah Suci Dwi Monda yang berhasil mendapat Peringkat 3 dalam ANGEL International Innovation Competition yang berlangsung di Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Azmi Zaki Waliudin Althaf yang terpilih untuk mengikuti program traineeship di University of Helsinki serta Melania Hanny yang terpilih untuk menjadi Peserta International Training Course “Karst & Climate Change” di China yang diselenggarakan oleh International Research Center on Karst (IRCK) “Reputasi SPs pada kancah internasional terbilang sangat membanggakan. Berbagai aktivitas dan prestasi banyak ditorehkan oleh segenap civitas akademika SPs pada tingkat internasional,” katanya.
Guru Besar Fakultas Kehutanan Prof. Dr. Ahmad Maryudi yang merupakan seorang World’s Top 2% Scientist dalam pidato orasi ilmiahnya menyampaikan akan pentingnya peranan riset ilmiah sebagai pondasi dari knowledge-based economy dan merupakan sebuah aspek yang penting dalam mencapai penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang selanjutnya akan menjadi pilar fundamental bagi pembangunan negara.
Akan tetapi dalam praktiknya, peneliti terkadang mengalami hambatan dalam pengembangan risetnya terutama dalam hal pendanaan yang berimbas pada minimnya peralatan yang memadai sehingga data yang digunakan kurang berkualitas. “Pada akhirnya simpulan yang dibuat menjadi kurang akurat,” ungkapnya.
Menurut Ahmad, untuk mengatasi problematika pengembnagan riset dan publikasi ini, kampus membutuhkan model kepemimpinan yang inovatif yang mampu memfasilitasi transformasi, dan mempermudah peneliti dalam pelaksanaan riset mereka. “Untuk mendorong keunggulan riset, diperlukan model kepemimpinan yang inovatif yang mampu memfasilitasi transformasi, keluar dari tradisi-tradisi yang mengekang. Kampus harus berani mengambil resiko untuk menangkap kesempatan, dengan menciptakan keluwesan dalam pengelolaan perguruan tinggi,” Ungkap Ahmad.
Penulis : Hanif
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Donnie