Sekolah Vokasi (SV) UGM bersama perwakilan internasional Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC) sepakat untuk kerja sama dalam pengembangan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi terbaru untuk meningkatkan pembelajaran terbuka jarak jauh serta menyoroti potensi kolaborasi regional yang transformatif dalam bidang pendidikan.
Hal itu mengemuka dalam pertemuan SEAMEO dan seminar internasional bertajuk “EdTech Horizons: Exploring the Future of Open Distance Learning with AI and Beyond”, Kamis (19/9), di Ballroom Teaching Industry Learning Centre (TILC) SV UGM. Seminar ini mendatangkan sejumlah pakar, pengajar, pemerhati pendidikan serta penyusun kebijakan dari berbagai negara di Asia Tenggara guna membahas perkembangan terbaru dan tantangan teknologi pendidikan (EdTech) serta Pendidikan Terbuka Jarak Jauh (PTJJ) atau Open Distance Learning (ODL).
Dekan SV UGM, Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng. menyapa hangat perwakilan negara anggota SEAMEO, termasuk Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Myanmar, Filipina, Singapura, dan Thailand. Agus mengatakan pemanfaatan AI diharapkan bisa mendorong pembelajaran terbuka jarak jauh serta menyoroti potensi kolaborasi regional yang transformatif dalam bidang pendidikan antar negara yang tergabung dalam SEAMEO.
“Kita, negara-negara Asia Tenggara menghadapi teknologi AI yang sama dengan negara-negara lain. Namun, sistem pendidikan, budaya, dan tantangan kita yang beragam memerlukan solusi kolaboratif antar negara ASEAN sehingga harapannya seminar ini memberikan kita refleksi mengenai implementasi metode pembelajaran dan adopsi teknologi AI dunia pendidikan sehingga nantinya akan berfungsi sebagai platform untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik dari seluruh kawasan,” tutur Agus.
Dr. Wahyudi selaku Direktur SEAMOLEC mengatakan kolaborasi antar negara ASEAN sangat diperlukan dalam menghadapi kemajuan teknologi pendidikan. Menurutnya, munculnya sebuah teknologi turut mempengaruhi cara kerja pendidikan. “Lewat kerja sama regional ASEAN ini, kita perlu memastikan bahwa Pendidikan Terbuka Jarak Jauh mencapai potensinya di Asia Tenggara,” ucapnya.
Sementara Ir. Wiratni, S.T., M.T., Ph.D., IPM, selaku sekretaris Direktorat Kemitraan dan Relasi Global (DKRG) UGM menegaskan komitmen pentingnya kemitraan global dalam mendukung eksplorasi AI dan teknologi terbaru untuk pendidikan. Namun begitu sistem pendidikan yang dihadirkan tetap inklusif dan dapat diakses oleh semua orang.
Di sela seminar internasional ini juga dilaksanakan pemandangan nota kesepahaman antara SV UGM dan SEAMEO. Di serangkaian sesi pleno seminar para pakar dari berbagai negara di Asia Tenggara hadir membagikan pengalaman spesifik yang mereka hadapi dalam mengimplementasikan AI dan teknologi lainnya. Peserta dari seluruh wilayah Asia Tenggara mengeksplorasi berbagai peluang dan tantangan yang dihadirkan oleh EdTech, dan pada akhirnya menghasilkan rekomendasi yang dapat diterapkan bagi pembuat kebijakan.
Penulis : Lazuardi
Editor : Gusti Grehenson