Raut wajah bahagia terpancar dari Prof. Dr.rer.nat. Muh Aris Marfai, S.Si., M.Sc, Prof. Dra. Wega Trisunaryanti, M.S., Ph.D.,Eng, dan Ir. Benjamin Mangitung saat mengikuti puncak peringatan Dies ke-74 Universitas Gadjah Mada. Ketiga insan terbaik tersenyum bahagia karena dinobatkan sebagai penerima UGM Award tahun 2023 pada Puncak Dies ke-74 UGM.
Prof. Dr.rer.nat. Muh Aris Marfai, S.Si., M.Sc menerima penghargaan dalam bidang pengembangan IPTEKS, khususnya dedikasi dan penyelenggaraan terkait informasi geospasial. Prof. Dra. Wega Trisunaryanti, M.S., Ph.D.,Eng, dalam bidang Tridarma Pendidikan Tinggi, dan Ir. Benjamin Mangitung dalam bidang lingkungan, energi biru, dan sirkuler ekonomi.
“Tentu saya mengucapkan terima kasih kepada UGM yang telah memberikan penghargaan ini. Penghargaan ini menunjukkan arti peran kita dalam pengembangan informasi geo-spasial di Indonesia sangat besar sekali dan penghargaan ini merupakan satu bentuk apresiasi serta dukungan untuk lebih mengembangkan informasi geo-spasial di Indonesia,” ucap Muh Aris Marfai di Grha Sabha Pramana UGM, Selasa (19/12).
Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) berpandangan UGM sebagai universitas besar mempunyai banyak program yang terkait dengan informasi geospasial. Di dalam kampus UGM ada geodesi, geografi, kehutanan, vokasi, pertanian dan lain-lain yang keilmuannya berkontribusi sangat luar biasa dalam pengembangan informasi geospasial di Indonesia.
Dia menambahkan ke depan ada tantangan besar yang harus dihadapi diantaranya keinginan mengembangkan informasi geospasial dalam skala besar agar bisa untuk mengerakkan perekonomian yang lebih besar. Misalnya menyangkut penggunaan teknologi google atau google map, maka ke depan diharapkan memiliki teknologi sendiri agar bisa memajukan perekonomian di Indonesia.
“Kita berharap bisa menumbuhkan investasi lebih baik lagi dengan mengembangkan informasi geospasial sebagai platform untuk mendukung informasi yang akurat,” katanya.
Sebagai kepala BIG, ia terus mendorong untuk pelaksanaan one map policy atau kebijakan satu peta dan saat ini sudah berlangsung ada 150 tematik peta yang sudah bisa disinkronkan. Kondisi ini dinilainya sangat bagus agar bisa dibagi-bagikan antar kementerian dan lembaga sehingga dari situ pula akan ketahuan terjadinya tumpeng tindih fungsi lahan selama ini.
Informasi geospasial selama ini telah dimanfaatkan untuk tata kelola sawit yang semakin lama semakin baik. Bahkan informasi geospasial dalam skala besar ini terus dikembangkan untuk menjawab kebutuhan IKN terutama dalam perencanaan.
“Kita akan mengembangkan pemetaan 1:1000 dan 1:5000 dan ada niatan melakukan sapu bersih seluruh Indonesia pemetaan skala besar 1:5000. Jika ini bisa tentu rencana detail tata ruang dapat mendukung untuk online single submission investasi akan lebih bagus. Artinya dengan ketersediaan informasi geospasial yang bagus akan membuka investasi, membuka peluang ekonomi dan ini yang akan kita lakukan terus,” terangnya.
Kegembiraan menyelimuti hati Wega Trisunaryanti seusai menerima penghargaan. Baginya penghargaan ini sebagai anugerah yang sangat luar biasa karena merupakan penghargaan tertinggi dari UGM yang diberikan tiap tahunnya di saat puncak peringatan Dies.
Dengan penghargaan ini dirinya mengaku sangat terpacu untuk terus berkreasi dan berprestasi. Dengan rendah hati, ia menyampaikan apa yang telah dihasilkan masih belum seberapa dan perlu untuk terus dikembangkan agar dapat bermanfaat untuk nusa bangsa dan umat manusia.
“Saya berharap ini menginspirasi yang muda-muda untuk dapat terus bekerja dan berprestasi. Sebagai dosen memang harus melaksanakan tridarma perguruan tinggi yang meliputi mengajar (pendidikan), penelitian dan pengabdian masyarakat,” katanya.
Dalam urusan tridarma, Wega mengaku berusaha untuk memaksimalkan semua bidang. Dalam bidang pendidikan atau pengajaran, dirinya memang betul-betul berkomitmen dan berprestasi dengan mengembangkan sistem pengajaran yang mudah diterima oleh mahasiswa.
“Bagaimana saya berusaha agar mahasiswa bisa belajar dengan happy. Di situlah kemudian kita penuhi semua tugas kewajiban di bidang pendidikan,” paparnya.
Dalam bidang penelitian kewajiban semua dosen memang harus meneliti tetapi bagaimana caranya agar penelitian yang dilakukan menghasilkan penelitian yang baik. Penelitian yang baik adalah jika output dari penelitian menghasilkan publikasi dan disusul paten.
“Alhamdullilah saya telah memublikasikan lebih dari 100 paper dengan sitasi yang ada di scopus. H Index Scopus sekarang sudah mencapai 17, padahal saya jujur berawal H Index Scopus sama dengan satu, kemudian sekarang sudah mencapai 17. Peningkatan 1 menjadi 17 itu artinya di semua paper yang saya publikasikan masing-masing harus disitasi semua pihak atau peneliti lain,” imbuhnya.
Selain itu, dirinya juga melakukan riset-riset yang inovatif. Contohnya di bidang keahliannya soal katalis, ia berusaha untuk menghasilkan fraksi-fraksi bahan bakar yang merupakan energi baru dan terbarukan. Sebagai pakar kimia di FMIPA UGM saat ini dirinya tengah mengerjakan proyek hibah sawit dari dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
“Dengan pendaan dari BPDPKS, saya mengerjakan katalis untuk bio-avtur dari Sawit. Sedangkan di bidang pengabdian setiap tahun saya memilih minimal 3 pengabdian yang harus dilaksanakan,” imbuhnya.
Sementara itu, Benjamin Mangitung mengaku cukup terkejut menerima penghargaan dari UGM. Alumnus FTP UGM tahun 1975 tersebut merasa tidak pernah bermimpi dan berharap akan menerima penghargaan dari UGM.
“Saya tidak mengerti apa yang telah saya perbuat, kalau itu dihargai terima kasih. Saya memang ada punya yang resort di Hutan Bakau yang kami lestarikan, kami perbesar dan rawat. Mungkin itu yang dianggap oleh UGM sebagai sesuatu yang berharga,” ungkapnya.
CEO Beejay Group memang memiliki beberapa bisnis diantaranya Beejay Seafood dan Beejay Bakau Resort Restoran di Probolinggo. Bee Jay Resort Probolinggo merupakan wisata alam cantik yang berawal dari tumpukan sampah.
Sebelum menjadi resort seperti sekarang, Bee Jay Resort merupakan pantai yang penuh dengan sampah. Benjamin mangitung bersama dua saudaranya pada akhirnya membersihkan seluruh sampah di daerah tersebut dan menjadikannya sebagai lokasi wisata dan kini Bee Jay Resort dianggap sebagai salah satu tempat wisata yang paling ramai dikunjungi wisatawan yang datang ke Probolinggo.
“Dengan penghargaan ini, tentunya saya harus bekerja lebih keras lagi, berbuat lebih lagi dari yang sekarang. Saya melihat ini satu amanah yang besar,” imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho
Fotografer : Firsto