Mejan merupakan salah satu peninggalan leluhur masyarakat Pakpak Bharat, Sumatera Utara. Prasasti berupa patung arca yang diperkirakan berusia ribuan tahun terbilang unik karena tidak ditemukan di wilayah lain sehingga layak untuk menjadi identitas yang membanggakan bagi masyarakat Pakpak Bharat. Hal itu dikemukakan oleh ketua tim arkeolog UGM, Dr. Mimi Savitri, M.A., saat menyampaikan hasil penelitian tim survei dan ekskavasi Pakpak Bharat kepada seluruh pemangku kepentingan yang ada di Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, Senin (18/12) di Salak, Pakpak Bharat, Sumatera Utara.
Dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (28/12), ia mengatakan kegiatan ekskavasi keberadaan Mejan bertujuan untuk mengetahui pengetahuan kehidupan di masa lampau masyarakat Pakpak. Sebab, Mejan merupakan penanda, pusat, atau sumber kehidupan masyarakat Pakpak dan darinya diketahui kehidupan sosial, ekonomi, budaya, ritual, dan persamaan gender leluhur masyarakat Pakpak Bharat. “Satu hal penting dalam mempelajari kehidupan leluhur Pakpak Bharat melalui mejan adalah bagaimana kita dapat merefleksikan kehidupan leluhur yang telah go international serta cinta damai pada kehidupan kini dan masa mendatang,” katanya.
Sekretaris Daerah Pakpak Bharat, Jalan Berutu, S.Pd. M.M. , yang hadir mewakili Bupati menyampaikan apresiasi kepada Tim Peneliti dari Departemen Arkeologi, Fakultas Ilmu Budaya, UGM. Menurutnya kerja sama penelitian arkeologi ini dipandang sebagai upaya besar dalam pelestarian Cagar Budaya Pakpak Bharat. “Diseminasi ini penting untuk penentuan strategi pembangunan Pakpak Bharat selanjutnya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson