Lengkap dengan busur dan anak panah di tangan, para pemanah tampil fokus dan tenang, ciri khas utama olahraga ini. Suasana tersebut menyelimuti kompetisi panahan Porsenigama 2025 yang berlangsung di GOR Pancasila UGM, Minggu (16/11). Selama dua hari penyelenggaraan, sekitar 40 peserta berkompetisi memperebutkan empat kategori. Tahun ini, cabang panahan mempertandingkan Divisi Barebow dengan target berukuran 122 inci dan jarak tembak 20 meter.
Ketua Persiapan Porsenigama Panahan 2025, Bintang Daneswara, menjelaskan bahwa cabang ini mempertandingkan empat kategori juara, yakni kualifikasi individu, eliminasi individu, eliminasi beregu, dan eliminasi mixed team. Pada kategori individu, peserta mengikuti babak kualifikasi untuk menentukan peringkat berdasarkan total skor. Setelah itu, para pemanah melaju ke babak eliminasi individu dengan sistem gugur. “Kalau sudah dapat 6 poin, itu menang dan lanjut ke bracket selanjutnya,” jelas Bintang.
Kategori beregu dihitung dari akumulasi skor tiga pemanah putra atau putri dalam satu fakultas. Adapun kategori mixed team terdiri atas satu pemanah putra dan satu pemanah putri dengan skor terbaik dari fakultas masing-masing yang kemudian bertanding menggunakan sistem eliminasi.
Puncak klasemen menempatkan Fakultas Teknik sebagai juara umum panahan Porsenigama 2025 dengan raihan tiga medali emas. Fakultas Hukum menyusul di posisi kedua dengan satu emas dan dua perak, sementara Sekolah Vokasi meraih satu emas, satu perak, dan satu perunggu sehingga menempati peringkat ketiga.

Kemenangan ini tidak lepas dari peran pelatih tim panahan Fakultas Teknik, Ahmad Alif Naufal. Ia mengungkapkan rasa bangganya setelah melihat perjalanan panjang tim hingga mampu menjadi juara dua tahun berturut-turut. “Sejak melatih dari 2022, dua tahun pertama masih minus prestasi hingga 2024 dan 2025 ini berturut-turut juara umum tentu terharu bisa membersamai kisah mereka,” ungkapnya.
Alif juga menceritakan tantangan dalam menyusun program latihan yang efektif karena padatnya jadwal kuliah dan praktikum mahasiswa teknik. Meski begitu, ia berharap tim panahan Fakultas Teknik dapat terus berkembang dan konsisten bersaing di tingkat tertinggi. Ia pun ingin panahan semakin dikenal sebagai olahraga yang dapat dinikmati banyak orang, baik sebagai rekreasi maupun jalur kompetisi.
Salah satu atlet dari Fakultas Teknik, Achmad Abrori Alief Thaaha (Teknik Biomedis 2022), turut membagikan pengalamannya mengikuti Porsenigama sejak 2022. Tahun ini menjadi penampilan terakhirnya sebelum memasuki semester akhir, sekaligus momen yang membawanya meraih juara kualifikasi individu putra dan juara kualifikasi beregu putra. “Yang pertama jelas senang, Porsenigama ini jadi selingan dari tugas-tugas dan proyek-proyek teknik yang banyak dan Alhamdulillah dapat juara,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kedekatannya dengan dunia panahan sudah terbangun sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama dan hingga kini dukungan keluarga terus menguatkannya. Ke depan, ia berharap dapat berkembang di nomor lain seperti Standar dan Barebow serta berkesempatan mewakili UGM dalam kompetisi luar kampus. “Kalau bisa mungkin ke depannya mewakili UGM di lomba luar dan panahan sendiri juga semakin diminati masyarakat luas terkhususnya mahasiswa UGM,” tutup Alief.
Penulis: Hanifah
Foto: Tim Porsenigama 2025
Editor: Triya Andriyani
