Tim mahasiswa KKN-PPM UGM melakukan penanaman Koro Pedang di Desa Namu, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan. Penanaman Koro Pedang oleh Tim KKN-PPM UGM Unit SG-008 di Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan dimaksudkan sebagai upaya alternatif substitusi kedelai dalam pembuatan tempe.
“Program kerja saya bersama teman-teman dengan menanam Koro Pedang ini sebagai upaya mencari alternatif pengganti kedelai dalam pembuatan tempe”, ujar Sherly Rayhan Sinta Putri dari Prodi Ilmu dan Industri Peternakan 2020 mewakili Tim KKN, Senin (4/3).
Penanaman Koro Pedang diharapkan menginspirasi masyarakat di Desa Namu, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan. Menginspirasi masyarakat secara umum agar dapat melakukan budidaya Koro Pedang.
“Koro Pedang ini merupakan tanaman perdu yang merambat dan termasuk tanaman jenis kacang-kacangan”, terang Sherly.
Dia menjelaskan Koro Pedang berpotensi tinggi untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk menghasilkan produk olahan pangan. Koro Pedang memiliki kandungan protein sebesar 27,4 persen, karbohidrat 66,1 persen, dan lemak 2,9 persen.
Dengan kandungan proteinnya yang tinggi, maka Koro Pedang dapat dimanfaatkan sebagai substitusi bahan baku kedelai dalam pembuatan tempe”, jelasnya.
Tim KKN-PPM UGM Unit SG-008, Kecamatan Laonti, Kabupaten Konawe Selatan mendapat bimbingan dari Dosen Pendamping Lapangan, Dra. Eko Tri Sulistyani, M.Sc. Tim KKN-PPM UGM melakukan penanaman tanaman Koro Pedang di lahan salah satu warga yang berlokasi di Dusun 3 Polepoleloa, Desa Namu, Kecamatan Laonti, Konawe Selatan.
Sherly menambahkan Koro Pedang merupakan tanaman yang mudah tumbuh di daerah marjinal, seperti lahan dengan suhu dan kelembaban yang tinggi. Iklim tropis disebutnya menjadi habitat yang coock bagi pertumbuhan Koro Pedang.
“Kita semua berharap penanaman Koro Pedang dapat terus berkelanjutan. Terus berproduksi dan mampu menjadikan Desa Namu menjadi desa yang mandiri dalam hal pemenuhan pangan”, imbuhnya.
Penulis : Agung Nugroho