
Tim KKN-PPM UGM unit Muna Merona bekerja sama dengan Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Transnaker) Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, menyelenggarakan dua rangkaian pelatihan keterampilan berbasis potensi lokal, yaitu Pelatihan Olahan Pangan Lokal dan Pelatihan Keterampilan Kerajinan. Kegiatan ini diikuti oleh 120 peserta dari enam desa; Maligano, Pohorua, Moolo, Lapole, Raimuna, dan Langkoroni. Keenam desa tersebut merupakan bagian dari kawasan transmigrasi. Pelatihan ini menjadi bentuk nyata kolaborasi antar lembaga dan mahasiswa dalam meningkatkan kapasitas masyarakat lokal.
Muhammad Raafi, anggota Tim KKN Muna Merona, menilai bahwa keterlibatan mahasiswa KKN UGM dalam program ini membuka peluang besar bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmu di luar kelas. “Kesempatan langka bagi kami untuk praktik langsung di lapangan, berdampingan dengan warga, dan belajar tentang bagaimana potensi lokal bisa diolah menjadi produk kreatif dan bernilai jual,” ungkap Raafi dalam keterangan kepada wartawan, Rabu (16/7).
Ia menyebutkan bahwa pelatihan olahan pangan yang dilaksanakan di Balai Desa Maligano, masyarakat terutama para ibu rumah tangga diajak membuat beragam produk olahan seperti selai kaya, keripik singkong, teh kelor, pempek dan bakso dari ikan Lajang, serta mendapatkan materi tentang branding, pemasaran, dan pengurusan izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).
Sementara itu, pelatihan kerajinan tangan yang dilaksanakan pada di Balai Desa Pohorua, berfokus pada pemanfaatan limbah plastik untuk membuat eco-brick dan vas bunga, serta pemanfaatan kain perca menjadi tas dan produk lainnya. “Masyarakat menyambut kegiatan ini dengan antusias tinggi,” kenangnya.
Siti Asmah, warga Desa Lapole, mengaku sangat senang mengikuti pelatihan ini. Menurutnya, pelatihan membuat produk dari bahan-bahan yang ada di sekitar bisa jadi alternatif untuk menambah penghasilan dan mengembangkan usaha kecil di desa. “Bisa dijadikan untuk sumber usaha,” katanya.
Kepala Dinas Transnaker Kabupaten Muna, Syahrir, menyambut baik kegiatan pelatihan olahan pangan yang diinisiasi tim mahasiswa KKN PPM UGM. Menurutnya, pelatihan semacam ini makin menambah wawasan dan keterampilan warga yang tinggi di kawasan transmigrasi dengan memanfaatkan potensi lokal. “Kerja sama dengan KKN UGM menjadi momentum yang bagus karena Kabupaten Muna harus bisa dikenal lebih luas, tidak hanya sebagai penghasil bahan mentah, tetapi juga lewat produk-produk bernilai jual dari bahan lokal,” ujarnya.
Selain itu, Syahrir berharap melalui pelatihan ini bisa menjadi batu pijakan awal untuk membuka lebih banyak peluang usaha berbasis pengolahan lokal dan pemasaran mandiri di Kabupaten Muna.
Penulis : Rafif Rusmana
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Dok. Tim KKN Muna Merona