Berkembangnya potensi wisata dan beberapa infrasruktur pendidikan di Kelurahan Warungboto, Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong pertumbuhan sosial-ekonomi dengan bertumbuhnya berbagai UMKM milik masyarakat. Masifnya pertumbuhan tersebut menjadikan Kelurahan Warungboto menghasilkan banyak sampah.
Sampah-sampah tersebut tentunya menyumbang dari total sampah di Kota Yogyakarta. Dengan ditutupnya TPS Piyungan semakin memperparah kondisi dengan menumpuknya sampah.
“Bank sampah hadir sebagai salah solusi permasalahan sampah tersebut. Kelurahan Warungboto sendiri saat ini memiliki 11 bank sampah yang beroperasi secara aktif,” ujar Athaya Hanum Mahira, mahasiswi Program Studi Pembangunan Wilayah angkatan 2022 Fakultas Geografi, Rabu (12/6).
Athaya Hanum mengakui keberadaan bank sampah di Kelurahan Warungboto sebagai salah satu solusi untuk menumpuknya sampah yang terus meningkat. Hanya saja diperlukan upaya untuk meningkatkan efektifitas dalam pengelolaannya.
Oleh karena itu, dirinya dan Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) Himpunan Mahasiswa Geografi Pembangunan (HMGP) LESTARI 2024 hadir di Kelurahan Warungboto. Di Kelurahan Warungboto tersebut, para mahasiswa berusaha mengoptimalkan bank sampah melalui digitalisasi serta meningkatkan kesadaran dan kreativitas masyarakat terkait pengelolaan sampah.
Athaya menjelaskan dalam berkegiatan Tim mahasiswa UGM melibatkan aktivis persampahan di Kelurahan Warungboto. Program digitalisasi ini, disebutnya dilakukan dengan memanfaatkan aplikasi, website, dan media sosial populer seperti Instagram dan Whatsapp yang terintegrasi sehingga memudahkan dalam pengelolaan bank sampah termasuk pada metode penghubungan antara nasabah dan pengurus bank sampah.
“Kelurahan Warungboto ini merupakan kelurahan yang terletak di Kemantren Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Kelurahan ini potensi wisata dan beberapa infrastruktur pendidikan sehingga mendorong pertumbuhan sosial-ekonomi dengan munculnya UMKM milik masyarakat,” katanya.
Dengan latar belakang yang berbeda-beda, para mahasiswa yang tergabung dalam Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) Himpunan Mahasiswa Geografi Pembangunan (HMGP) LESTARI 2024 inipun saling berkontribusi mengembangkan sistem teknologi informasi dan lingkungan. Mereka yang tergabung dalam tim ini berasal dari Program Studi Pembangunan Wilayah, Teknologi Informasi, Biologi, Kehutanan, dan Elektronika dan Instrumentasi.
“Kita dalam satu tim mengembangkan sistim tersebut sebagai bentuk pengabdian di Kelurahan Warungboto, dan tema yang kita angkat adalah Inovasi LESTARI (Layanan Efisiensi Sampah Terintegrasi dan Ramah Lingkungan): Digitalisasi Pengelolaan Sampah dan Kreasi Ekonomi Berkelanjutan di Kelurahan Warungboto,” papar Athaya
Mendapat pendampingan Alia Fajarwati S.Si., M.IDEA selaku dosen pembimbing, program yang mendapat dukungan dari Kemendikbud inipun telah dilaksanakan sejak Maret hingga Oktober 2024. Tim PPK Ormawa HMGP UGM pun dalam menyusun program telah melaksanakan survei dan pendekatan kepada Pemerintah Kelurahan Warungboto, masyarakat, komunitas, dan stakeholder.
“Saat inipun sedang dilaksanakan agenda perkenalan program kepada masyarakat untuk mendukung keberhasilan digitalisasi pengelolaan sampah menuju Kelurahan Warungboto zero waste. Harapannya, melalui kegiatan ini mampu menjadi solusi permasalahan persampahan di Yogyakarta,” terangnya.
Penulis: Agung Nugroho