Mahasiswa Universitas Gadjah Mada berhasil menorehkan prestasi di kompetisi Statistika Ria dan Festival Sains Data (Satria Data) 2024 pada 29 juli hingga 2 Agustus lalu di Universitas Telkom, Bandung. Kompetisi ini diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Talenta Indonesia (BPTI) dan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) ini, Tim UGM menyabet Juara 2 Statistic Infographic Competition. Salah satu tim yang bergabung dalam kompetisi ini adalah Mahardi Nalendra Syafa, Fabima Fadhlin Minallah Zidta, dan Hanna Marie. Ketiganya merupakan mahasiswa program studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM angkatan 2022.
Mahardi mengatakan desain infografis yang ikutkan dalam perlombaan memuat statistik tentang akses dan kualitas air bersih di Indonesia. Topik ini dipilih dengan alasan bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya air terbaik, tetapi sebaliknya, namun Indonesia menjadi negara dengan krisis air terburuk ketiga di Asia Tenggara. “Kami menawarkan solusi berupa Smart Water Management System berbasis Big Data,” katanya, Selasa (6/8).
Sistem statistik infografik ini meliputi water separator, water cleaning, asset management, reservoir, pumping station, dan risk management.
Menurut Fabima, tidak mudah bagi mereka untuk bisa lolos ke tahap final katena melalui proses seleksi internal universitas untuk kemudian melaju ke tingkat nasional. Di babak penyisihan, tim berhasil menjadi salah satu dari 12 tim yang melenggang ke babak final di Bandung. Selanjutnya, tahap final diselenggarakan selama 5 hari, yaitu tanggal 29 Juli—2 Agustus. “Selain berkompetisi di final, kita diikutkan dalam seminar tentang Big Data, workshop, serta presentasi mengenai infografis yang telah kita buat,” ujarnya.
Di Kompetisi yang sama, tim UGM yang terdiri atas Saprina Saputri, Gian Luky Saputra, dan Rahma Nur Annisa berhasil meraih Juara 3 Statistic Essay Competition. Ketiganya merupakan mahasiswa program studi Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) angkatan 2021 dan 2022.
Dalam kompetisi ini, Saprina saputri menulis sebuah esai tentang prototipe aplikasi bernama SkinCheck. Prototipe aplikasi ini memanfaatkan algoritma Convolutional Neural Network (CNN) yang digabungkan dengan metode transfer learning. Dalam esainya, aplikasi SkinCheck digunakan untuk mendeteksi gejala kanker kulit dan membedakannya dengan penyakit kulit pada umumnya.
Menurutnya topik esai ini kita pilih dengan alasan tingginya persentase kanker kulit yang dialami oleh masyarakat Indonesia. Kanker kulit merupakan salah satu kanker yang paling berbahaya dan mematikan, tetapi kesadaran masyarakat Indonesia tentang kanker kulit masih terbilang rendah. “Melalui aplikasi SkinCheck, masyarakat diharapkan dapat melakukan deteksi dini terhadap kanker kulit dan segera memeriksanya ke fasilitas kesehatan,” katanya.
Untuk dapat dapat lolos ke babak final di Telkom University, tim ini melalui harus bersaing dengan 486 tim yang lolos babak penyisihan. Selanjutnya ada 12 tim terbaik yang dapat melenggang ke final nasional.
Rahma mengaku senang dan bangga bisa meraih juara tiga nasional sehingga memotivasinya untuk mengikuti kompetisi yang sama di masa mendatang. “Aku masih ingin mengikuti lomba-lomba lainnya,” pungkas Rahma.
Penulis : Tiefani
Editor : Gusti Grehenson