Tim hibah desa dari Pusat Studi Bencana Alam UGM melaksanakan pemasangan Early Warning System (EWS) di Padukuhan Sompok, Kalurahan Sriharjo, Kepanewonan Imogiri, Bantul. Disamping melakukan pemasangan, Tim PSBA UGM juga berkesempatan memberikan penjelasan dan penyuluhan mengenai berbagai perangkat yang akan digunakan.
Pemasangan dan penyuluhan yang berlangsung di hari Minggu (12/11) menghadirkan tim peneliti PSBA UGM yang terdiri dari Dr. Nugroho Christanto, S.Si., M.Si., Dr.rer.nat Muhammad Anggri Setiawan, S.Si., M.Si., dan Sulkhan Nurrohman, S.Si (alumnus Fakultas Geografi UGM).
Nugroho Christanto mengatakan alat EWS yang diinstal diberi nama SIPENDIL (Sistem Peringatan Dini Longsor), sebuah perangkat pendeteksi longsor yang dioperasikan berdasarkan ambang batas curah hujan (dalam milimeter). “SIPENDIL ini merupakan hasil karya para peneliti dari PSBA”, ujarnya.
Dia menjelaskan SIPENDIL berfungsi sebagai sistem peringatan terhadap probabilitas terjadinya tanah longsor, yang beroperasi dengan memonitor ambang batas hujan sebagai faktor pemicu tanah longsor. Penting untuk garis bawahi SIPENDIL bukanlah alat deteksi langsung yang memberikan informasi kapan dan di mana tanah longsor akan terjadi. Alat ini terdiri dari dua komponen utama, yaitu ALPARIS yang terpasang di dalam ruangan tertutup, dan komponen penakar hujan yang dipasang di atap ruangan terbuka.
Sosialisasi dan penjelasan tentang komponen serta cara kerja SIPENDIL di Padukuhan Sompok disampaikan oleh Sulkhan Nurrohman. Dalam presentasinya, ia mengatakan bahwa SIPENDIL tidak dibuat untuk tujuan komersial, melainkan dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan mitigasi bencana sebagai wujud pengabdian.
Pemaparan disampaikan kepada warga Pandukuhan Sompok yang tergabung dalam komunitas KATANA (Kampung Tangguh Bencana). Di hadapan anggota KATANA dan warga, Sulkhan memberi saran agar tetap tenang ketika alarm SIPENDIL berbunyi atau mencapai tingkat peringatan awas (merah) karena hal ini menunjukkan curah hujan telah mencapai lebih dari 90 mm.
Tujuan peringatan ini untuk memberi tahu operator SIPENDIL agar dapat mengambil keputusan evakuasi dan sekaligus menyampaikan informasi kepada warga Padukuhan Sompok yang lain. Dalam program ini keberadaan KATANA di Padukuhan Sompok diakui sebagai faktor penting dalam menjalankan SIPENDIL.
“Tanpa keterlibatan KATANA di Padukuhan Sompok, instalasi SIPENDIL ini tidak akan berfungsi optimal karena seberapa canggih pun alatnya, masih bergantung pada keputusan manusia sebagai pengguna,” paparnya.
Penulis: Fatma Kusuma Probodani – Agung Nugroho