Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Tim PKM-KI berhasil melakukan inovasi guna mengurangi dampak terjadinya tanah longsor dan berbagai akibat yang ditimbulkan. Terkait pengurangan dampak ini, tim PKM-KI UGM membuat alat early warning system dan sebuah aplikasi smart mitigation.
Tim PKM-KI yang didampingi oleh Harjono, S.T., M.T, merupakan tim gabungan dari dua fakultas yaitu Fakultas Sekolah Vokasi dan Fakultas Biologi di lingkungan Universitas Gadjah Mada. Dengan ketua Feri Arifin, Tim PKM-KI beranggotakan Ilham Fauzi, Melani Putri Pratama, Retno Mutia dan Derryl Carmenita Evelyn Winarto.
Feri Arifin menjelaskan latar belakang pembuatan ini dikarenakan melihat kondisi Indonesia sebagai negara yang masuk ke dalam kategori negara rawan bencana alam. Secara geografis, Indonesia terletak berada diantara 3 lempeng utama dunia sehingga sangat rawan terhadap ancaman bencana gempa bumi, tsunami, dan bencana alam lainnya.
“Bencana tanah longsor di Indonesia menurut Geoportal Data Bencana Indonesia tercatat ada 716 kejadian di tahun 2022. Rata-rata penyebabnya karena curah hujan yang tinggi,” ujar Feri, di Kampus UGM, Senin (16/10).
Menurut Feri, bencana ini hampir setiap tahun terjadi dan berulang. Kenapa hampir berulang terjadi karena sebagian besar wilayah Indonesia masih terdapat pegunungan dan lereng curam.
Oleh karena itu, dengan alat dan aplikasi yang dinamai Smart Mitigation ini diharapkan mampu mendeteksi tingkat kelembaban dan kemiringan tanah secara real time. Dalam aplikasi ini juga terdapat fitur edukasi dimana masyarakat bisa mengetahui langkah-langkah apa yang harus dilakukan jika kondisi tanah dalam keadaan abnormalitas.
Fitur keamanan dalam aplikasi ini juga ditambahakan gps sebagai upaya untuk medekteksi keberadaan alat apabila dicuri oleh orang yang tidak bertanggung jawab. “Melalui inovasi ini harapannya bisa bekerja sama dengan BNPP nantinya agar alat ini bisa diproduksi secara massal dan bermanfaat bagi masyarakat,” ucapnya.
Penulis : Feri
Editing: Agung Nugroho
Foto : freepik.com