Kebutuhan pangan saat ini menjadi poin sangat krusial. Hal ini disebabkan karena persediaan kebutuhan pangan di dalam negeri belum bisa memenuhi kebutuhan konsumen. Laporan Neraca Bahan Makanan yang dikeluarkan oleh Badan Pangan Nasional menyatakan hingga saat ini semua kebutuhan pangan strategis di Indonesia belum dapat dipenuhi dengan produksi domestik. Sejumlah pangan utama masih harus impor.
Ngawis, Gunungkidul merupakan salah satu daerah pemasok kebutuhan pangan seperti padi, kacang-kacangan, jagung, dan cabai cukup banyak di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan ketua Karang Taruna Harapan Jaya di Dusun Ngawis 2 didapati sejumlah permasalahan pertanian yang menjadi keluhan para mitra.
Permasalahan tersebut mulai dari masalah hama, menurunnya produktivitas lahan, kekeringan, metode pemupukan dan manajemen pemeliharaan tanaman yang masih sederhana, hingga sistem pertanian yang belum modern.
Berbagai permasalahan tersebut tentunya memerlukan solusi karena Dusun Ngawis 2 memiliki potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang bisa dikembangkan menjadi lebih baik. Karenanya dusun ini sangat mengharapkan solusi dan penyuluhan dari pihak luar yang bisa membantu mengurai permasalahan pertanian di Dusun Ngawis 2.
“Saat ini permasalahan pertanian yang sedang dihadapi mulai dari hama, manajemen pertanian, kekeringan, hingga sistem pertanian yang masih tradisional. Kami sangat berharap adanya penyuluhan dari pihak luar agar bisa mengubah ini semua dan bisa mendatangkan sumber bisnis tambahan bagi kami,” ujar Sutar selaku anggota Karang Taruna Harapan Jaya.
Berangkat dari permasalahan tersebut, lima mahasiswa Universitas Gadjah Mada bersama mitra Karang Taruna Harapan Jaya mengembangkan transformasi melalui Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) yang berjudul “Drylands Farming“: Penguatan Potensi Karang Taruna Berbasis Agroedutainment and Smart Innovation Menuju Transformasi Pertanian Presisi 3E di Dusun Ngawis, Gunungkidul.
Tim ini beranggotakan Faris Ariwibowo, Awaliyatul Mukaromah, Sofi, Adry Aqwam Thoriq (Mahasiswa Fakultas Peternakan), Ana Nur Fauziah (Mahasiswa Teknologi Pertanian), dan Vania Zerlin Azaria (Mahasiswa Fakultas Pertanian). Dengan dosen pendamping Dr. Ir. Siti Andarwati, S.Pt., M.P., IPM., ASEAN Eng, dosen Fakultas Peternakan, Departemen Sosial Ekonomi Peternakan.
Faris Ariwibowo selaku ketua Tim PKM-PM mengatakan para mahasiswa UGM dalam program ini berusaha mengembangkan sistem pertanian di Dusun Ngawis 2 melalui pemberdayaan Karang Taruna berbasis agroedutainment dan smart innovation sebagai agen of change. Dengan pemberdayaan yang dilakukan diharapkan mampu membawa perubahan kedepannya sekaligus seiring dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs). Saat melakukan survei lokasi, dia menyampaikan hadirnya smart innovation melalui penciptaan inovasi smart bag fertinnovation and sprinkler application diharapkan akan memudahkan masyarakat dalam mengembangkan potensi pertanian di Dusun Ngawis 2 dengan efektif, efisien, dan ekonomis.
“Dengan keberlanjutan program ini tentunya akan membuka kemungkinan adanya pembuatan usaha konveksi smart bag fertinnovation dan juga penjualan pupuk kompos mandiri, sehingga akan mampu menjadi usaha tambahan bagi masyarakat dan mitra,” ujar Faris, di Kampus UGM, Kamis (4/7).
Menurut Faris skala prioritas yang perlu dilakukan adalah menghadirkan penguatan potensi karang taruna berbasis agroedutainment dan smart innovation. Kegiatan agroedutainment terdiri dari program pelatihan pengolahan lahan, penanaman, pengecekan kondisi tanah, metode pemupukan, irigasi, pembuatan pupuk kompos mandiri, praktik pembuatan inovasi, dan pemanenan.
Data BPS tahun 2021 menyebut Kecamatan Karangmojo memiliki luas lahan produktif sekitar 2.021 hektare. Luas lahan ini mencakup lahan yang ada di Dusun Ngawis 2. Dengan program drylands farming yang terdiri dari kegiatan agroedutainment sebagai penguatan potensi karang taruna diharapkan dapat membentuk jiwa entrepreneur sebagai modal peningkatan taraf hidup masyarakat dan mitra.
“Keterlibatan anggota karang taruna dalam hal ini Karang Taruna Harapan Jaya yang memiliki usia produktif akan menciptakan sumber daya manusia yang unggul, meningkatkan segi ekonomi, dan mengenalkan inovasi yang tepat guna sebagai upaya peralihan menuju pertanian yang modern. Tercapainya sistem pertanian presisi 3E (efisien, efektif, dan ekonomis) dimungkinkan mempermudah bagi masyarakat mitra dalam mengembangkan potensi pertanian yang lebih baik,” paparnya.
Penulis: Agung Nugroho