Desa Duwet, Wonosari Gunung Kidul, menjadi desa yang menarik perhatian lima mahasiswa UGM. Desa ini memiliki total penduduk 2.779 jiwa yang terdiri dari 1341 laki laki dan 1438 perempuan, dan 600 diantaranya bekerja bidang peternakan dan pertanian.
Dengan luas wilayah mencapai 384.888 m2, dan tanah dalam kondisi tidak produktif di musim kemarau tentu menjadi kondisi yang sangat memprihatinkan. Dengan kondisi tanah yang dominan tanah berjenis ultisol membuat tanah di daerah tersebut sangat kering ketika kemarau.
Kelima mahasiswa UGM yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) pun pada akhirnya tertarik untuk melakukan pengolahan tanah secara khusus agar bisa menjadikan tanah di Desa Duwet produktif. Adalah Karina Dea Lathifa, Ulinuha Farda, Vegi Sylvia Wardhani (Fakultas Peternakan), Wahyu Duwi (Fakultas Teknologi Pertanian), dan Andhika Valerian Meyer (Fakultas Pertanian) yang kemudian melakukan pengolahan lahan dengan menanam rumput unggul sebagai salah satu solusi.
“Dengan tingkat curah hujan 8,80 mm menjadikan prihatin melihat daerah ini di saat musim kemarau. Apalagi kali ini bersamaan fenomena el nino yang berdampak pada pertanian. El nino saat ini meningkatkan kekeringan dengan memperparah kondisi tanah menjadi semakin kering,” ujar Vegi Sylvia Wardhani di Kampus UGM, Senin (23/10).
Vegi menjelaskan Tim PKM-PM UGM dalam program ini menggunakan jenis tanaman hijauan yang dinilai cocok dengan kondisi lahan Desa Duwet. Dengan penanaman ini diharapkan pula dapat memenuhi kebutuhan peternak di saat musim kemarau dan menambah penghasilan Karang Taruna.
Dengan minimnya ketersediaan air di daerah ini, Vegi menandaskan lahan yang diolah di wilayah ini membutuhkan penanganan khusus. Sebagai solusi, TIM PKM-PM UGM pun menerapkan sprinkler irrigation sebagai teknologi tepat guna yang diharapkan mampu menghasilkan rumput unggul sebagai pakan ternak.
“Program Suket Duwet berfokus pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan mampu menambah pendapatan Karang Taruna Sarwo Saguh serta mampu memenuhi pakan ternak masyarakat Desa Duwet di musim kemarau dengan pemanfaatan sprinkler irrigation pada lahan mitra,” katanya.
Bagi Karina Dea Lathifa, Suket Duwet merupakan ruang bagi Karang Taruna, pemuda, maupun warga dalam hal peningkatan pengetahuan, kemampuan kreativitas dan potensi dalam segi pertanian dan peternakan. Ruang ini memiliki kegiatan berbentuk sosialisasi dan diskusi, pelatihan berbasis Trainers of Trainer, berkaitan dengan optimalisasi pemanfaatan lahan Non Produktif, Tata kelola pengolahan lahan dan manajemen penanaman tanaman pakan, kewirausahaan sosial, serta Sambung Mitra untuk memperluas jaringan yang memasarkan produk maupun jasa.
“Harapannya program ini menjadi pencetus berkembangnya penerapan irigasi sprinkler di Gunungkidul dan pengolahan lahan di Gunungkidul semakin mudah,” ujar Karina.
Karina selaku ketua tim berharap melalui program ini mampu melahirkan pelopor-pelopor kemandirian dalam kewirausahaan sosial yang berpegang pada konsep kebaruan. Seperti program ini bagaimana memanfaatkan lahan non produktif dengan mengaplikasikan irigasi sprinkler di lahan sehingga kemudahan pengelolaan lahan yang berkelanjutan dapat terwujud.
Penulis: Vegi Sylvia Wardhani
Editing : Agung Nugroho