Gerakan masyarakat sipil pada Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 membuat Pemilu tahun ini menjadi berbeda dengan Pemilu biasanya. Gerakan tersebut sejatinya diinisiasi akibat semakin maraknya hoaks, pendengung politik, dan misinformasi serta disinformasi dalam perkembangan Pemilu hari ini. Salah satu gerakan masyarakat sipil yang cukup dikenal oleh generasi muda saat ini yakni website Bijak Memilih yang diinisiasi oleh Think Policy dan What’s Is Up Indonesia.
Hadirnya berbagai gerakan dan dukungan dari masyarakat agar terwujudnya Pemilu yang lebih berintegritas dan menghasilkan pemilih yang lebih rasional mendorong Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial dan Humaniora (PKM-RSH) UGM untuk melakukan penelitian terhadap Bijak Memilih sebagai gerakan masyarakat sipil dalam menyajikan informasi Pemilu dan pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan oleh Pemilih.
Tim riset beranggotakan empat mahasiswa Fakultas Hukum angkatan 2021, yaitu Putri Pertiwi, Destriananda Safa Aina, Fitria Amesti Wulandari, dan Albert Suprayogi Ginting. Proses riset tim PKM-RSH ini didampingi oleh Virga Dwi Efendi, S.H., LL.M.
“Riset kami dilatarbelakangi oleh Pemilu tahun ini yang diwarnai dengan berbagai perubahan, salah satunya yaitu semakin masifnya gerakan masyarakat independen untuk mengawal Pemilu. Oleh karena itu, kami berinisiasi untuk meneliti gerakan tersebut, khususnya untuk laman Bijak Memilih,” ungkap Putri Pertiwi selaku Ketua Tim.
Dalam meneliti, Tim PKM ini berfokus pada keterpengaruhan pengambilan keputusan pemilih dalam Pemilu 2024. Secara khusus, riset yang dilakukan mengkaji kaitan antara keterpengaruhan pengambilan keputusan dan penyajian informasi berkaitan dengan seluk beluk Pemilu seperti calon pasangan presiden dan wakil presiden, calon legislatif, partai politik, dan lain sebagainya yang disajikan oleh Bijak Memilih. Dalam penelitian ini, terdapat tiga fokus utama, yakni peran dari Bijak Memilih dalam menyajikan informasi Pemilu, peran Bijak Memilih dalam mengurangi berita bohong, dan pengaruh Bijak Memilih dalam pengambilan keputusan pemilih di Pemilu 2024.
Ketiga fokus penelitian tersebut kemudian kategorikan ke dalam beberapa pertanyaan survei dengan mengacu kepada empat indikator kualitas informasi menurut Hall, yaitu relevan, akurat, tepat waktu, dan lengkap. Survei pada responden dilakukan dalam kurun waktu Mei—Juli 2024.
Dari survei yang dilakukan, ditemukan sebanyak 83,16 persen dari 120 responden menyatakan jika informasi yang disediakan oleh Bijak Memilih dinilai relevan. Hal ini turut dikonfirmasi oleh tim inisiator Bijak Memilih yang menyatakan laman Bijak Memilih memang khusus ditujukan untuk memudahkan akses terhadap segala informasi mengenai Pemilu.
Kedua, 83,66 persen dari 120 responden menyatakan jika seluruh informasi pada laman Bijak Memilih menyajikan segala informasinya secara akurat. Konfirmasi yang dilakukan pada Tim Inisiator Bijak Memilih menguatkan bahwa sebelum data atau fakta dimuat pada laman, terlebih dahulu melakukan fact-checking ke berbagai sumber untuk memastikan seluruh informasi kredibel dan objektif. Ketiga, sebanyak 85.98 persen responden menyatakan bahwa informasi yang disediakan oleh Bijak Memilih tepat waktu dalam penyampaiannya serta sebanyak 79.06 persen menyatakan jika informasi di website Bijak Memilih dinilai lengkap oleh para pengguna.
Berbicara mengenai pengambilan keputusan, Hall berpendapat bahwa ketika suatu informasi memenuhi keempat indikator tersebut, maka informasi itu dapat menjadi dasar dari pengambilan keputusan.
Saat ditemui pada Kamis (27/6), salah satu responden menyebut, “Bijak Memilih berperan dalam menentukan pilihan. Kemarin saat Pemilu sempat bingung memilih siapa karena ini Pemilu pertama.”
Berdasarkan temuan di lapangan, sebanyak 83,54 persen menyatakan sangat setuju apabila kehadiran Bijak Memilih turut meminimalisir potensi semakin menyebarnya berita bohong, semakin luasnya manipulasi opini publik, dan kampanye hitam. Tim di balik Bijak Memilih berkomentar bahwa pihaknya menempatkan diri sebagai konstituen yang menentukan dan menelaah informasi-informasi yang masuk ke berbagai pihak.
Melihat adanya dampak yang cukup besar dari peran masyarakat dalam turut serta mengawal jalannya Pemilu tahun 2024 dan membantu dalam menyajikan beragam informasi, tim PKM-RSH berharap gerakan masyarakat sipil terus selalu dikembangkan demi menciptakan kondisi yang demokratis di Indonesia.
Penulis: Lazuardi Choiri