Mahasiswa Universitas Gadjah Mada cetuskan inovasi filamen 3D printing berbahan dasar limbah botol plastik. Filamen yang diberi nama FilaPET ini diklaim memiliki ketahanan panas dan tarikan yang lebih tinggi, serta memiliki harga yang lebih murah dari produk sejenis. Inovasi ini diharapkan mampu menjadi solusi untuk mengurangi limbah botol plastik di Indonesia.
Tim yang beranggotakan lima mahasiswa ini saling berkolaborasi di bidang keilmuannya. Mereka adalah Arifatus Sholihah (Fakultas Teknik), Azkal Anas Ilmawan (Fakultas Teknik), Kevin Deandra Septano (Fakultas Teknik), Afif Irfan Zein (Fakultas Teknik), dan Maulana Iqbal Pambudi (Fakultas Peternakan). Di bawah bimbingan Bapak Dr. Ir. Nur Abdillah Siddiq. S.T., IPP, mereka mengusung produk FilaPET yang merupakan filamen 3D printing berbahan dasar limbah botol plastik sebagai solusi kreatif dan ramah lingkungan pada Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) UGM.
Ide inovatif ini tercipta atas dasar limbah botol plastik yang terus meningkat. Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun 2022 Indonesia menghasilkan sampah sebesar 68,5 juta ton, dan 11,6 juta ton diantaranya merupakan sampah plastik. Kondisi tersebut menyebabkan Indonesia saat ini berada di titik darurat sampah, terutama sampah plastik.
Berangkat dari hal tersebut, kelompok ini memilih PET (Polietilena Tereftalat) sebagai bahan dasar pembuatan FilaPET dikarenakan PET merupakan material penyusun botol plastik yang mudah untuk didaur ulang dan memiliki ketahanan fisik yang lumayan kuat. Penciptaan FilaPET diharapkan mampu mengurangi terjadinya penumpukan limbah plastik yang ada di Indonesia. FilaPET dapat menjadi solusi dari urgensi pengelolaan limbah botol plastik yang terus meningkat hingga saat ini.
“Saat ini, permintaan akan 3D printing sudah cukup banyak, dengan mayoritas konsumennya adalah mahasiswa. Sangat disayangkan jika harga filamen 3D printing sangat mahal untuk kantong pelajar,” ujar Arifatus Sholihah sebagai ketua dari tim.
Maka dari itu, FilaPET yang dibandrol dengan harga Rp52.500 ini dapat menjadi solusi bagi masalah tersebut. Harga dari printing FilaPET berada pada angka Rp300/gr, sedangkan jenis filamen lain berada pada angka Rp1000/gr. Hal ini mendukung permintaan filamen 3D printing dengan harga yang cukup terjangkau demi menghasilkan suatu karya.
Azkal sebagai field coordinator produksi, menambahkan, bahwa keunggulan produk ini adalah memiliki kekuatan dan ketahanan yang lebih unggul dari produk lain yang sudah ada. FilaPET memiliki daya tahan hingga 55 MPa dan ketahanan panas hingga suhu 230°C. Sebagai spesifikasi lainnya, PET memiliki pengaturan operasi di 3D printer dengan temperature nozzle 240°C-260°C, sedangkan bad temperature-nya berada pada kisaran 65°C-85°C.
Kemudian, Afif sebagai experimentalist di kelompok ini menjelaskan bahwa, kerumitan tahapan produksi tidak menjadi masalah besar karena cenderung sederhana dengan dukungan alat yang ada. Proses produksi filamen dari botol plastik bekas dimulai dengan pengumpulan botol-botol plastik. Botol-botol ini kemudian dibersihkan dan dipisahkan berdasarkan jenis botolnya. Setelah dicuci, botol-botol tersebut melalui proses penghalusan menggunakan suhu panas seperti kompor atau heat gun. Selanjutnya, botol-botol ini dipotong menjadi lembaran panjang menggunakan filacutter. Lembaran-lembaran plastik tersebut kemudian diproses dalam mesin pembuat filamen, menghasilkan produk akhir berupa Filamen PET.
Adapun tantangan yang mereka hadapi, dikarenakan produk ini belum terlalu familiar bagi masyarakat umum, tentu saja hal ini menjadi aspek yang berpengaruh dalam proses penyampaian informasi dan desain yang dibuat. Demi mendapatkan respon dan ketertarikan masyarakat akan ide inovatif ini, usaha terbaik akan terus dilakukan.
“Berkat semangat dan tekad untuk menjadi inisiator dalam memecahkan permasalahan yang ada, kami bangga bahwa produk yang kami hasilkan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan menimbulkan daya tarik tersendiri,” ungkap Iqbal selaku penanggung jawab media dan informasi.
Kevin sebagai tim marketing FilaPET menambahkan, “Untuk open pre-order dari produk kami sendiri sudah dibuka.” Saat ini, FilaPET bisa dibeli melalui platform marketplace seperti Shopee. Informasi lebih lanjut mengenai produk FilaPET bisa didapatkan di berbagai sosial media, seperti Facebook, Instagram, X, TikTok, serta YouTube.
Penulis: Tim PKM-K FilaPET UGM
Editor: Leony