Tim Semar Urban UGM menorehkan prestasi terbaik pada ajang Shell Eco-Marathon 2023 di Sirkuit Mandalika, Sabtu (8/7). Tim Semar Urban UGM berhasil menjadi pemenang untuk kategori Bahan Bakar Hidrogen mengalahkan Tim HYD12OGEN dari Universitas Teknologi Nanyang asal Singapura sebagai juara 2 dan dan TP Eco Flash Team dari Temasek Polytechnic yang menempati posisi ketiga.
Dalam kompetisi ini, Tim Semar Urban UGM berhasil meraih jarak tempuh terbaik 276,4 kilometer per meter kubik. Capaian ini mengungguli Tim HYD12OGEN dari Universitas Teknologi Nanyang asal Singapura dengan jarak tempuh 238,4 kilometer per meter kubik, dan TP Eco Flash Team dari Temasek Polytechnic yang mencapai di angka 129,9 kilometer per meter kubik.
Selain kategori urban concept, Shell Eco-marathon juga berkompetisi di kategori prototype. Untuk lomba prototipe ini ditujukan untuk kendaraan ringan yang sangat efisien, yang umumnya memiliki tiga roda dan dirancang untuk mengurangi hambatan dan memaksimalkan efisiensi.
Dalam lomba ini, Indonesia mendominasi sebagai pemenang, Tim Semar Proto UGM berhasil menjadi juara 1 disusul IMEA TEAM dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, dan ANTAWIRYA EV dari Universitas Diponegoro. Tim Semar Proto UGM berhasil menempuh 780/ Kwh, IMEA TEAM Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 749 Km/ Kwh dan ANTAWIRYA EV Universitas Diponegoro 645 km/ Kwh.
Adzim Mardiansjah, mahasiswa Teknik Mesin, Fakultas Teknik UGM selaku manager Tim Semar UGM, mengungkapkan rasa bangga dan bahagianya atas capaian yang berhasil diraih. Dia merasakan kepuasan atas persiapan dan pelaksanaan lomba yang dilakukan secara total oleh tim.
“Tentu bahagia, bangga dan bersyukur karena selain mendapatkan dua piala Shell Eco-Marathon, kita merasa telah memaksimalkan kompetisi ini sebagai ruang pembelajaran dan mengerjakannya dengan optimal,” ujarnya, di Mandalika Lombok, Selasa (11/7).
Menurutnya, sebuah kejutan datang dari Tim Semar Urban UGM yang pertama mengikuti lomba katagori hidrogen langsung mendapatkan raihan prestasi terbaik. Sementara untuk untuk Mobil Proto Listrik juara 1 dengan jarak tempuh 780 per kwh. Keberhasilan ini menunjukan tim berhasil berkontribusi terhadap disain mekanis, dimana mobil karya Tim Semar UGM mobil adalah mobil dengan bobot paling ringan dengan berat 27 kg.
“Untuk yang hidrogen sebagai yang pertama kali berkompetisi di kategori ini. Bersyukur selama delapan bulan terakhir sibuk mengenai maufaktur dan mempersiapkan mobil ini dan Alhamdullilah di luar ekspektasi kami bisa menjadi juara 1,” terangnya.
Adzim Mardiansjah menjelaskan dalam kompetisi Shell Eco-Marathon 2023, Tim Semar UGM melibatkan sebanyak 28 mahasiswa. Sebagian besar anggota tim adalah mahasiswa Fakultas Teknik UGM dan beberapa mahasiswa MIPA Elins.
Sebagai manajer tim, ia mengaku tantangan terberat menghadapi lomba ini adalah bagaimana bisa mengelola agar semua anggota memiliki peran serta yang semaksimal pada tim. Bagaimana menjadikan mereka semua bisa berkontribusi 100 persen kepada tim.
“Sehingga yang bisa kami rasakan sungguh ini pengalaman berharga. Dengan lomba ini kami semua mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal. Tanpa kegiatan semacam ini sebagai mahasiswa akan minim pengalaman dan ini merupakan wadah kami menyalurkan potensi,” terangnya.
Rasa syukur yang sama disampaikan Dr. Ir. Jayan Sentanuhady, S.T., M.Eng., IPU., ASEAN.Eng selaku dosen pendamping Tim semar UGM. Raihan prestasi ini merupakan hasil kerja keras para mahasiswa yang tergabung dalam Tim Semar UGM yang selama setahun berjuang melakukan perbaikan untuk Mobil Proto Electric dan pengembangan Mobil Hidrogen.
“Setelah kita menunggu lama UGM ingin menyandingkan dua throphi. Selama 10 tahun paling hanya mendapat 1 juara kalau tidak nomor 1 atau nomor 2. Alhamdullilah tahun ini bisa dua-duanya menjadi juara 1,” ucapnya.
Dia menyampaikan meski kedua mobil masih prototype diharapkan untuk teknologi-teknologinya ke depan bisa diadopsi atau dipakai kepentingan masyarakat. Menurutnya, keduanya sangat memungkinkan baik yang proto electric maupun urban hydrogen karena sangat aplikatif.
“Saat ini saja yang terkait dengan yang hidrogen kami bekerja sama dengan PLN dalam pengembangan misalkan aplikasi penghasil listrik dari hidrogen untuk daerah-daerah yang tertinggal. Itu tentunya bagian bentuk bagaimana teknologi yang UGM sedang kembangkan nantinya dapat dimanfaatkan atau diaplikasikan untuk masyarakat atau daerah-daerah yang belum ada listriknya,” ungkapnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Jawa Pos