Petrus (10) dan Gloria (10) bersama puluhan temannya tersenyum gembira saat diajak ke ruang pojok baca SD GMIM Alung Banua, Sabtu (10/8). Ruang pojok baca ini merupakan perpustakan yang sudah direnovasi oleh kelompok mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM yang berlangsung di Bunaken, Manado, Sulawesi Utara.
Sekolah SD ini berada persis di seberang Gereja. Terdiri dari empat kelas dengan bentuk letter L. Di pojok kiri, terdapat ruangan perpustakaan yang berukuran kecil. Selama ini lama tidak terawat dengan baik karena dinding sudah retak akibat terkena gempa bumi yang melanda Manado bulan Mei lalu. Beberapa rak buku sudah rusak dimakan rayap dan dinding retak serta plafon yang sudah usang. Untuk menuju sekolah ini, setidaknya membutuhkan waktu hampir lebih dari setengah jam dari Dermaga menggunakan kendaraan roda tiga sebagai salah satunya alat transportasi di pulau Bunaken.
Mahasiswa KKN PPM UGM melaksanakan program membangun ruang pojok baca sebagai upaya peningkatan literasi di kalangan siswa sekolah dasar. Selain melakukan renovasi ruang baca, mahasiswa juga menambah koleksi buku. “Kita ingin meningkatkan literasi masyarakat di Alung Banua, kita menambah buku baru dan koleksi lainnya. Kami kerja sama dengan Kompas memberi kami koleksi 70 hingga 100 buku,” katanya Pniel Abigail Nathane Saragih.
Abigail menuturkan kondisi perpustakaan sebelumnya dalam kondisi kurang terawat, bahkan banyak buku yang rusak dimakan rayap. Sedangkan untuk rak buku pun sudah usang sehingga mahasiswa memperbaiki rak buku agar layak. “Kita ingin anak- anak bisa membaca dengan nyaman dan menambah pengetahuan mereka,” katanya.
Selain memperbaiki ruang perpustakaan, mahasiswa juga mengajar pelajaran bahasa inggris untuk anak SD GMIM di sela waktunya melaksanakan 123 program kerja KKN PPM.
Austin Anderson, perwakilan kelompok KKN PPM UGM menerangkan, tempat pojok baca yang sebenarnya perpustakaan tersebut selama beberapa bulan kosong dan tidak terawat. “Kosong sekitar 6 bulan, ini dulu sempat kena gempa juga, ada beberapa bagian temboknya juga retak,” katanya.
“Kami renovasi sedikit, kami tata dan tambah buku-buku baru juga,” sambungnya.
Menyoal buku-buku yang disediakan, ia berujar bahwa banyak diantaranya datang dari donasi. Buku yang disediakan juga sangat beragam, mulai dari buku seni dan budaya, ensiklopedia, sejarah dan budaya Indonesia, budi pekerti, hingga buku soal kerajinan dan hobby.
Terkait jumlah buku secara keseluruhan, Austin mengaku tidak cukup yakin secara spesifik. Sebab, banyak juga buku dari pihak sekolah yang masih bagus dan layak dipertahankan. “Total keseluruhan ratusan, banyak juga buku dari SD GMIM yang masih bagus, beberapa sudah koyak itu kami singkirkan,” lontarnya.
Disebutkan, kurang lebih sejak dua minggu pojok baca tersebut diresmikan, antusiasme para siswa sendiri juga cukup tinggi untuk datang dan membaca. “Semoga antusiasme siswa terjaga, bahkan saat kami sudah selesai KKN,” harapnya.
Kepala Sekolah SD GMIM Alung Banua, Yureny Tukunang, mengaku sangat terbantu dengan kehadiran para mahasiswa KKN. Diakuinya, selama ini sekolahnya cukup jarang didatangi oleh mahasiswa KKN dengan durasi yang lama. “Biasanya hanya survei atau program sementara dari kampus di Manado sini, cuma beberapa hari itu biasanya,” terangnya.
Ia bertutur, sejak kehadiran para mahasiswa KKN, antusiasme para siswa sangat tinggi untuk berlama-lama di sekolah, salah satunya antusias untuk datang ke pojok baca. “Dampaknya siswa jadi senang, antusias mereka bertemu kakak-kakak KKN ini,” bebernya.
Ke depannya, Yureny berharap bahwa ragam program yang sudah dilakukan saat ini, bisa dilanjutkan oleh kelompok KKN UGM di periode selanjutnya. “Harapannya ada lagi, dan ini jadi program yang dilanjutkan. Mereka banyak bantu kami di sini,” tuturnya.
Disebutnya, hampir semua aspek di wilayah Alung Banua tidak lepas dari program kerja para mahasiswa KKN. Mulai dari siswa-siswi SD, hingga masyarakat umum juga dilibatkan secara aktif. “Selain program sekolah ini, ada juga program filtrasi air hingga sosialisasi UMKM, ini sangat penting dan membantu,” tandasnya
Lurah Alung Banua, Yola Moko, mengaku kehadiran mahasiswa KKN, sangat membantu masyarakat melatih kelompok ibu rumah tangga mengolah selai pisang dan mangga menjadi produk UMKM, memperbaiki pompa air, mengajari les bahasa inggris hingga memperbaiki ruang perpustakaan sekolah. Yola menyampaikan sebagian besar warganya yang berjumlah ratusan kepala keluarga ini berprofesi sebagai nelayan dan beberapa ada juga yang menjadi petani. Ia mengaku sebagai pimpinan pemerintah desa sangat terbantu sekali dengan berbagai program kerja yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN UGM. “Torang merasa mahasiswa KKN sangat- sangat membantu di sini,” katanya.
Penulis : Gusti Grehenson
Foto : Firsto