
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada (FKG UGM) melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat dengan memperkenalkan sekaligus hilirisasi dua inovasi alat kesehatan kedokteran gigi. Dua inovasi unggulan, ini ditampilkan bersamaan kegiatan musyawarah cabang PDGI Kota Baubau, 12-13 Oktober 2025, berupa Live-Jet (Saliva Ejector Portable) dan Morvo (Medical Finger Tip Lightning).
Dr. drg. Indra Bramanti, M.Sc., Sp.KGA, subsp. PKOA (K) selaku ketua tim peneliti sekaligus inventor mengatakan dua inovasi alat kesehatan, ini merupakan buatan dalam negeri hasil pengembangan sivitas akademika UGM. Alat yang dikembangkan Fakultas Kedokteran Gigi dan Fakultas Teknik dibawah koordinasi Direktorat Pengembangan Usaha UGM. Alat ini diharapkan dapat mendukung pelayanan kesehatan gigi di daerah. Alat live jet berfungsi untuk evakuasi atau mengeluarkan air liur saat ada tindakan dari seorang dokter gigi. Sedangkan morvo berupa alat untuk penerangan dalam rongga mulut, namun sumber cahayanya di ujing jari sehingga langsung di dalam mulut. “Ini berbeda, biasanya kan pakai senter atau lampu dental chair yang dari luar mulut,” ungkapnya di Kampus UGM, Kamis (16/10).
Bagi Indra Bramanti kegiatan ini menjadi tonggak penting karena merupakan ujicoba pertama di luar Pulau Jawa, setelah sebelumnya memperoleh hasil sangat baik di beberapa daerah di Jawa. Tim UGM juga telah melakukan audiensi dengan Bupati Buton, yang didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Buton dan Direktur RSUD Buton.
Dihadapan Bupai Buton, tim memperkenalkan inovasi alat kesehatan buatan dalam negeri hasil pengembangan sivitas akademika UGM, sekaligus mendiskusikan potensi pemanfaatannya untuk mendukung pelayanan kesehatan gigi di daerah. “Dan sebagai tindak lanjut dari audiensi tersebut, maka disepakati pengujian lapangan dilakukan melalui kerja sama dengan RSUD Kabupaten Buton, yang akan bertanggung jawab dalam penggunaan dan evaluasi alat selama masa uji coba,” terangnya.
Lebih lanut, Indra Bramanti menjelaskan sebanyak tiga unit Live Jet dan dua unit Morvo dibawa untuk kegiatan ini dan dipinjamkan selama 30 hari dengan opsi perpanjangan sesuai kebutuhan. Pengujian dilakukan di Poli Gigi RSUD Buton serta di beberapa puskesmas sekitar Baubau dan Buton. Selama periode tersebut, tim peneliti akan memantau performa alat secara berkala dan mengumpulkan umpan balik dari para operator maupun pasien pengguna guna mendukung penyempurnaan produk sebelum tahap produksi selanjutnya. “Di RSUD Buton, dari dua dental chair yang tersedia, hanya satu yang berfungsi optimal. Kehadiran Live Jet ternyata menjadi solusi nyata bagi keterbatasan fasilitas tersebut,” jelasnya.
Bupati Buton, Alvin Akawijaya Putra menyambut baik dan memberikan apresiasi terhadap kedua alat Live-Jet (Saliva Ejector Portable) dan Morvo (Medical Finger Tip Lightning). Ia begitu terlihat antusias, dan sangat berharap Pusat Pelayanan Kesehatan di Buton bisa memiliki kedua alat tersebut. “Ada lebih dari 16 wilayah lain di sekitar Buton menunjukkan minat tinggi terhadap alat ini. Ini keren sekali, dan kita akan beli,” ucapnya.
Yarabisa Yanuar menambahkan perangkat Live Jet dikembangkan melalui hibah pengembangan inovasi Prime Step dari Asian Development Bank (ADB). Sedangkan Morvo merupakan hasil hilirisasi riset prioritas melalui program SINERGI. “Perlu diketahui kedua alat ini tengah dalam proses izin edar dan sertifikasi bersama mitra produksi PT Entri Jaya Makmur di Solo,” tambahnya.
Adapun tim peneliti terdiri atas drg. Nunuk Purwanti, M.Kes., Ph.D., Dr. Nur Abdillah Siddiq, S.T., drg. Mayu Winnie Rachmawati, M.Sc., Ph.D., dan Ir. Dawi Karomati Baroroh, S.T., M.Sc., Ph.D., IPM. Dalam kegiatan audiensi dan pengujian di Kabupaten Buton turut mendampingi, drg. Annisa Oktaviani Guntara dan Ahrijul Anam sebagai asisten peneliti, serta drg. Natasha Gamasita, alumni UGM selaku koordinator selama kegiatan berlangsung.
Penulis : Agung Nugroho