
Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, mengatakan pemerintah mendorong mekanisasi pertanian dalam meningkatkan produktivitas produksi padi. Menurutnya, mekanisasi dapat meningkatkan efisiensi tenaga kerja, pengurangan biaya, peningkatan indeks pertanaman, dan hasil panen yang optimal. “Upaya ini sebagai bentuk perbaikan di sektor pertanian dan sudah mendapat dukungan penuh dari presiden,” kata Mentan dalam Seminar Nasional yang bertajuk “Transformasi Digital dan AI untuk Ketahanan Pangan: Meningkatkan Produktivitas dan Keberlanjutan”, yang berlangsung secara daring dan luring di Auditorium FTP UGM, Rabu (3/9),
Dalam sambutan sebagai pembicara kunci yang disampaikan secara video zoom meeting, Mentan menegaskan pemerintah saat ini berfokus pada akselerasi perbaikan regulasi, infrastruktur, sarana produksi, dan optimasi lahan. Ia mengklaim hasil dari akselerasi ini dapat dilihat dari rilis lembaga pangan dunia, Food and Agriculture Organization (FAO), yang menempatkan Indonesia pada urutan kedua untuk persentase kenaikan produksi beras di dunia. “Kita dibawah Brasil yang menempati nomor 1,” sebutnya.
Soal optimasi lahan ini, kata Menteri, pemerintah telah berhasil memanfaatkan optimalisasi perbaikan lahan. Menurutnya, dari 10 juta hektar lahan rawa yang akan digunakan untuk pertanian, pemerintah berhasil memperbaiki sekitar 1 juta hektar lahan. Bahkan kenaikan produksi padi juga meningkat. Jika sebelumnya rata-rata untuk satu kali panen hanya 3 ton per hektar, kini meningkat sekitar 5-7 ton per hektar. Selain itu, pemerintah juga mendorong agar masa tanam padi bisa 3 kali dalam setahun dari sebelumnya hanya satu kali masa tanam. “Terdapat lahan rawa 10 juta hektar dan berhasil diperbaiki 1 juta hektar, produksi dari sebelumnya 3 ton menjadi 3-5 ton per hektar dan tanam padi diarahkan 3 kali setahun,” katanya.
Untuk mendukung program mekanisasi pertanian ini, ia mengajak Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (Perteta) ikut mengambil bagian pada transformasi digital dan AI untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Ia juga secara khusus, menyampaikan agar para peneliti dan ahli pertanian bisa mengembangkan alat dan inovasi dalam pengembngana teknologi pertanian. “Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia harus aktif untuk mengorganisir temuan baru dari kampus-kampus yang berfokus pada pengembangan teknologi pertanian agar disampaikan pada pemerintah untuk dapat segera ditindaklanjuti,“ pesannya.
Dekan Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM, Prof. Eni Harmayani, mengatakan di era modern sekarang ini, pemerintah sudah saatnya mendorong pertanian presisi, pertanian cerdas, dan pemanfaatan teknologi digital dan AI untuk meningkatkan hasil produksi pertanian di tengah ancaman kelangkaan pangan seiring adanya pertambahan penduduk dan konversi lahan serta mengantisipasi dampak perubahan iklim global. “Transformasi digital melalui integrasi teknologi sensor, big data, internet of things, dan AI, kita bisa menjawab tantangan produktivitas sekaligus adaptasi terhadap perubahan iklim,”ujarnya.
FTP UGM, kata Dekan, sejak awal berdirinya telah berkomitmen untuk menghadirkan pendidikan, penelitian dan pengabdian yang berorientasi pada kesejahteraan, kedaulatan pangan, keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Seperti diketahui, seminar nasional ini diselenggarakan dalam rangka memeriahkan rangkaian perayaan Dies Natalis ke-62 Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) UGM dari hasil kolaborasi strategis dengan Perhimpunan Teknik Pertanian Indonesia (Perteta) Pusat serta Badan Kejuruan Teknik Pertanian (BKTP) Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Seminar ini dihadiri berbagai peserta, tercatat 200 partisipan hadir secara luring di auditorium dan 90 partisipan lainnya bergabung secara daring melalui platform Zoom.
Selain sesi seminar yang inspiratif, acara ini juga dimeriahkan dengan Expo Produk Penelitian. Menampilkan berbagai inovasi dan hasil riset terbaru dari civitas akademika FTP UGM dan poster karya 10 peserta terbaik lomba Inovasi ALSINTAN Nasional 2025. Peserta seminar mendapatkan kesempatan untuk melihat langsung perkembangan teknologi pertanian modern dan berinteraksi dengan para peneliti.
Penulis : Aldi Firmansyah
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Antara dan Donnie