TVR Parlemen Indonesia menggelar seleksi penjaringan talenta kampus di Departemen Ilmu Komunikasi (DIKOM) Fisipol UGM pada Kamis (29/2). Program ini merupakan bentuk kerja sama media parlemen dengan Universitas Gadjah Mada. Selama dua hari, yakni 29 Februari-1 Maret 2024, TVR Parlemen akan menjaring lima talenta muda kampus yang akan berkesempatan menjadi news anchor TVR Parlemen.
“Kerja sama Fisipol UGM dengan parlemen ini sudah lama terjalin. Ini acara yang sangat penting, dan dimulai dari beberapa bulan lalu ketika teman-teman dari TVR Parlemen datang untuk bekerja sama dengan kita. Saya kira parlemen itu perlu disosialisasikan ke masyarakat. Selama ini kalau ada yang bagus di parlemen, susah diberitakan. Tapi kalau ada yang buruk sedikit itu diberitakan di mana-mana,” ujar Ketua Prodi Ilmu Komunikasi UGM, Nyarwi Ahmad, S.I.P., M.Si., Ph.D.
TVR Parlemen merupakan kanal berita kehumasan yang didirikan untuk mengakomodasi informasi dari DPR RI ke masyarakat. Sejak didirikan pada tahun 2007, TVR Parlemen tidak hanya menyajikan berita informatif, namun juga menjadi penghubung antara masyarakat dengan pemerintah. Memasuki usia ke-17 tahun, TVR Parlemen berkomitmen untuk menjaring talenta muda melalui kampus-kampus. Program ini juga merupakan upaya untuk menyalurkan bakat dan memberikan kesempatan karier kepada mahasiswa sebelum nantinya lulus dari perguruan tinggi.
“Kegiatan ini merupakan kegiatan yang digelar oleh bagian televisi dan pemberitaan parlemen, sebagai upaya untuk sosialisasi program serta mendekatkan TV dan Radio Parlemen kepada masyarakat umum. Melalui program ini, diharapkan mahasiswa juga mengetahui program-program dari parlemen, di mana kami juga akan terus mensosialisasikan apa yang sudah dilakukan,” Suprihartini, S.IP., M.Si, Deputi Persidangan Sekretariat Jenderal DPR RI. Selain itu, TVR Parlemen juga berperan penting dalam membangun citra dan kepercayaan masyarakat terhadap parlemen.
Membangkitkan minat terhadap jurnalisme di era ini dinilai cukup sulit. Perkembangan informasi di media digital membuat masyarakat berada di era perputaran informasi yang begitu cepat. Akibatnya, persebaran hoaks dan misinformasi menjadi tidak terkendali. Hal inilah yang sebenarnya menjadi peran besar jurnalisme di masyarakat. Mengumpulkan, memilah, dan menyajikan informasi kredibel adalah tugas sekaligus tantangan dalam menghadapi era digital. Rangkaian proses tersebut terlampau lebih sulit dan lambat jika dibandingkan persebaran hoaks dan misinformasi di media sosial.
“Jurnalisme itu berbeda dengan jurnalistik. Kalau sekarang jurnalistik saja bisa digantikan dengan Artificial Intelligence (AI). Tapi nilai-nilai jurnalisme itu tidak bisa. Paling tidak jurnalisme itu memiliki dua prinsip, pertama menyajikan berita yang kredibel dan kedua berpihak pada kepentingan masyarakat. Ini yang perlu dipahami oleh teman-teman yang berminat di bidang jurnalistik,” terang Imam Wahyudi, Praktisi dan Pakar Media Alumnus Fisipol UGM.
Program kolaborasi antara TVR Parlemen dengan Departemen Ilmu Komunikasi UGM juga menjadi salah satu impelementasi dari Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-4 tentang “Pendidikan Bermutu” dan 17, “Kemitraan untuk Mencapai Tujuan”. Melalui kerja sama ini, diharapkan akan muncul program-program lain untuk mendukung bakal calon talenta muda di masa depan.
Penulis: Tasya