Kekeringan merupakan salah satu bencana alam yang membawa dampak cukup berat bagi masyarakat di wilayah yang kurang beruntung. Kekeringan dapat mengancam keberlanjutan kehidupan, kesehatan, dan ketahanan pangan penduduk terdampak, mengingat air bersih merupakan salah satu kebutuhan dasar yang harus terpenuhi oleh setiap individu. Sebagai institusi pendidikan tinggi yang peduli terhadap lingkungan dan masyarakat, Universitas Gadjah Mada (UGM) bertanggung jawab untuk turut serta membantu mengatasi masalah kekeringan tersebut dengan menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat terdampak kekeringan, salah satunya adalah masyarakat di Padukuhan Gubar Kalurahan Giripurwo Kapanewon Purwosari Kabupaten Gunungkidul.
Penyerahan bantuan air bersih dalam rangka “UGM Berbagi Satu Juta Liter Air Bersih” pada hari ini Selasa (7/11) di Padukuhan Gubar, Purwosari diserahkan langsung oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Alumni, Dr. Ari Sujito, S.Sos., M.Si. Arie menyampaikan bahwa dalam situasi seperti ini, tugas universitas dan pemerintah adalah bergerak bersama memberikan dukungan dan berbagi apa yang dimiliki. “Kami berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan organisasi kemanusiaan, dalam upaya mengatasi masalah kekeringan ini secara lebih menyeluruh,” tuturnya.
Lurah Giripurwo, Supriyadi, mengungkapkan bahwa 40% penduduk Purwosari berada di Kalurahan Giripurwo, di mana sepuluh padukuhan yang ada di Kalurahan Giripurwo, semuanya mengalami kekeringan. Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Gunungkidul, Ir. Edi Praptono, M.Si. menambahkan bahwa Pemkab Gunungkidul sangat berterima kasih atas kontribusi UGM dalam membantu masyarakat Gunungkidul terhadap keterbatasan akses air bersih yang dirasakan saat ini.
Hingga hari ini, program “UGM Berbagi Satu Juta Liter Air Bersih” telah berhasil menyalurkan lebih dari 700.000 liter air bersih untuk 10 kapanewon di Kab. Gunungkidul, yang proses distribusinya dibantu oleh BPBD Gunungkidul, TAGANA Gunungkidul, dan armada lokal di sekitar lokasi. Rencananya, proses distribusi bantuan air bersih ini akan diselesaikan dalam pekan ini sehingga total air bersih yang disalurkan mencapai 1.125.000 liter.
Selain itu, bentuk dukungan dari pihak-pihak terlibat juga terlihat dari hadirnya tim BAPPEDA Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala BAPPEDA Gunungkidul, Kepala BPBD Gunungkidul, dan Kepala Dinas Sosial Gunungkidul. UGM percaya bahwa bantuan penyaluran air bersih ini tidak mungkin terwujud tanpa kerja keras dan kerjasama dari berbagai pihak, termasuk para donatur dan mitra yang telah memberikan support finansial dan logistik dalam menyukseskan program berbagi satu juta air bersih untuk masyarakat Gunungkidul.
Program UGM Berbagi Satu Juta Liter Air Bersih ini bukan kegiatan utama universitas. Masih ada program yang lebih mendasar dan membutuhkan pemikiran serta kerja keras, yakni kolaborasi dengan universitas-universitas di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk terlibat dalam pemikiran, ide, dan teknologi untuk menghasilkan solusi terhadap bencana kekeringan yang sedang berlangsung. Harapannya, goal nomor #6 dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals, yakni Air Bersih dan Sanitasi Layak, dapat tercapai setidaknya bagi masyarakat Yogyakarta.
Penulis: Destina