Mahasiswa Universitas Gadjah Mada selama menempuh pendidikan baik di jenjang sarjana maupun pascasarjana tidak hanya menghabiskan waktunya di dalam kampus untuk kegiatan kuliah, riset dan menulis tugas akhir. Namun, waktu mereka juga banyak dihabiskan di asrama atau indekos di rumah warga yang ada di sekitar kampus. Oleh karena itu, peran dari warga juga ikut mampu mengawasi perilaku mahasiswa agar mampu mengikuti norma dan aturan yang berlaku di tengah masyarakat. Harapannya agar mahasiswa setelah lulus selain memperoleh pengetahuan dan keterampilan juga mampu menjaga etika, budi pekerti dan sopan santun.
Hal itu ditegaskan oleh Sekretaris Universitas (SU) Universitas Gadjah Mada, Dr. Andi Sandi, saat menyerahkan bantuan sembako dan kartu sehat kepada 127 warga di ruang pertemuan Asrama Kinanti, Barek, Sleman, Yogyakarta, Senin (18/12).
Andi Sandi menuturkan bahwa lulusan UGM tidak hanya lulus mendapat ijazah, namun juga mendapat didikan dari warga di sekitar kampus. Sandi menceritakan dirinya merupakan salah satu hasil didikan warga Barek saat kuliah. Ia berasal dari suku Bugis, namun selama menempuh pendidikan sarjana hukum sehingga banyak ditempa dan diajari etika budaya Jawa selama indekos di rumah warga.
“Saya datang ke Jogja tahun 90-an dititipkan Ayah saya pada Bapak kos yang sama ketika Bapak saya kuliah di UGM dulunya. Bapak kos, saya panggil eyang. Bagi saya, apa yang saya capai sekarang ini bukan karena UGM saja tapi hasil didikan dan kebersamaan antara UGM dengan warga, termasuk Bapak Ibu semua di sini,”kata Andi seraya menyebutkan nama salah satu warung langganannya.
Meski saat ini UGM banyak mendirikan bangunan asrama untuk tempat tinggal sementara bagi mahasiswa baru, Andi berharap dukungan dari warga di sekitar untuk ikut mendidik dan mengawasi mahasiswa setelah pulang dari kampus. “Kami titip anak-anak kami dan terima kasih sekali mendukung mereka selama ini,”ujarnya.
Menurut Sandi, mendidik calon pemimpin tidak bisa hanya lewat UGM sebagai lembaga pendidikan dan pengajaran, namun ada peran warga yang sudah ikut bahu membahu agar setelah lulus para alumni bisa menjadi teladan di tempat ia bekerja dan mengabdi kelak.“Saya ingin menunjukkan bahwa kampus tidak sendiri, harus bersama dengan warga. Sebab, UGM itu bukan lahir dari titah negara tapi dari rakyat,” ujarnya.
Sementara Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM, Dr. dr. Rustamaji, M.Kes., menyampaikan sebanyak 127 warga mendapat bantuan sembako dan kartu sehat diperuntukan bagi warga dari dusun Barek, Kocoran, Pogung Kidul dan Sendowo, Depok, Caturtunggal, Sleman.
Pembagian bantuan sembako dan penyerahan kartu sehat ini menurut Rustamaji sebagai bentuk dari kepedulian dan pengabdian UGM pada warga di sekitar UGM yang berasal dari keluarga kurang mampu dan kelompok lansia.
Penulis : Gusti Grehenson