Universitas Gadjah Mada ditugaskan oleh Kemdikbudristek RI memberi pendampingan ke Universitas Borneo Tarakan (UBT) untuk melakukan transformasi dan revitalisasi dari PTN Satker menjadi Perguruan Tinggi Negeri dengan pengelolaan Badan Layanan Umum (PTN BLU). Perubahan status tersebut diharapkan UBT menjadi lebih produktif, efisien, inovatif, kreatif, dan efektif dalam penyelenggaraan kegiatan tridharma perguruan tinggi. Seperti diketahui UBT merupakan perguruan tinggi negeri pertama yang ada di Provinsi Kalimantan Utara.
Direktur Perencanaan UGM Ely Susanto, S.IP., M.B.A., Ph.D. dalam keterangan kepada wartawan, Kamis (4/7) mengatakan sebagai bagian dari program pendampingan tersebut, UGM melakukan kunjungan ke UBT pada tanggal 26-27 Juni 2024 lalu. Delegasi UGM dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Aset, dan Sistem Informasi Arief Setiawan Budi Nugroho, S.T., M.Eng., Ph.D. dan hari pertama diawali dengan pertemuan dengan Rektor UBT Prof. Dr. Adri Patton, M.Si.
“Dalam pertemuan tersebut Rektor UBT menyampaikan apresiasi atas dukungan UGM yang telah melakukan pendampingan dalam rangka transformasi UBT menjadi PN BLU,” kata Ely.
Selain melakukan pertemuan dengan jajaran Rektorat UBT, Tim UGM melakukan peninjauan lapangan di kampus UBT meliputi laboratorium, ruang kuliah, kawasan kampus, dan ruang kegiatan mahasiswa.
Selanjutnya pada hari kedua dilakukan coaching clinic yang bertujuan untuk mendiskusikan strategi pengembangan bidang tridharma berikut ekosistem pendukungnya. Dalam kesempatan tersebut, coaching clinic dilakukan dalam 2 sesi yaitu sesi diskusi dan brainstorming pada bidang penjaminan mutu, inovasi akademik, perencanaan dan penganggaran, keuangan, kemitraan, sistem informasi, aset, pengadaan barang dan jasa serta ditambah 2 tema khusus terkait dengan pengelolaan sumber daya dan teknologi perikanan dan pengelolaan kawasan perbatasan. “Kegiatan coaching clinic diakhiri dengan pemaparan rumusan rencana pengembangan yang akan dilakukan oleh UBT pada tahun 2024 yang akan didampingi penyusunannya oleh UGM,” katanya.
Menurut Ely, kemitraan dengan UBT telah terjalin tidak hanya pada proses pendampingan Program Revitalisasi Perguruan Tinggi Negeri namun UGM juga ikut mendampingi pendirian Program Studi Sarjana Kedokteran di UBT. “Tim FKKMK sudah mendampingi pendirian prodi S1 Kedokteran,” katanya
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerjasama UBT, Dr. Ir. Muhammad Djaya Bakri, S.T., M.T., mengatakan kesiapan UBT untuk beralih status menjadi BLU ditargetkan bisa selesai tahun ini. “Kita mempersiapkan dokumen alih status, sudah menyusun rencana bisnis tata kelola dan kesiapan seluruh perangkat untuk menjadi BLU,” katanya.
Selama proses alih status tersebut, kata Djaya, pihaknya mendapat pendampingan dari UGM. Menurutnya penugasan UGM sebagai pendamping UBT menjadi PTN BLU sejalan dengan program pendampingan pembukaan prodi kedokteran. “Tahun ini kita menerima mahasiswa baru untuk prodi kedokteran,” jelasnya.
Djaya berharap dengan perubahan status PTN BLU diharapkan UBT akan menjadi perguruan tinggi yang maju dan berkembang di wilayah perbatasan. ”Sebagai Perguruan Tinggi baru, UBT bertanggung jawab untuk mencerdaskan anak bangsa yang tinggal di perbatasan,” ungkapnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan UBT Dr. Dori Rahmawani, M.Si. mengharapkan adanya perubahan status UBT menjadi PTN BLU makin mendorong kinerja kampus ini di bidang pendidikan dan riset di bidang perikanan dan kelautan. “Sumber daya keanekaragaman sumber daya tropisnya sangat unik, kita ingin bagaimana bisa meningkatkan hasil riset perikanan dan kelautan,” katanya.
Penulis: Gusti Grehenson
Foto: Ega