
Fakultas Teknik dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UGM berkolaborasi melahirkan program peminatan studi magister. Salah satu program peminatan transdisiplin jenjang magister adalah bidang metalurgi yang menggabungkan keilmuan teknik atau proses dengan kimiawi. Tentunya program ini memiliki potensi dan prospek yang sangat dibutuhkan dalam ilmu aplikatif mengelola tambang dan sumber daya mineral Indonesia.
“Tercetusnya kolaborasi ini dilatarbelakangi oleh banyaknya pembelajaran aplikatif dari teknik kimia yang melibatkan keilmuan kimia,” kata Dosen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Prof. Indra Perdana, Kamis (19/6) di Kampus UGM.
Menurut Indra, pengembangan program magister teknik kimia melibatkan banyak aktivitas pembelajaran yang bersinggungan dengan ilmu kimia. “Meskipun kita fokusnya pada proses pengolahannya ya, bagaimana memberi nilai tambah pada sumber daya mineral. Kita menyadari dalam proses tersebut dibutuhkan peran bidang kimia,” tuturnya.
Saat ini, program peminatan metalurgi yang lahir dari inisiatif Fakultas Teknik ternyata belum ada di Indonesia, sebagian besar memang murni dari keilmuan kimia. Oleh karena itu, Indra menyebut salah satu keunggulan program ini adalah konsep penggabungan yang fundamental. Hal ini dinilai penting untuk diaplikasikan karena proses produksi produk tambang tidak hanya melibatkan proses pengolahannya saja, namun juga pemetaan sumber daya, dampak penambangan, dan nilai keberlanjutan. “Proses pengolahan bahan mineral itu prosesnya panjang. Dalam keseluruhan proses ini, misalnya proses memisahkan mineral itu membutuhkan keilmuan kimia,” tambah Indra.
Ia menjelaskan, peminatan metalurgi secara umum akan mempelajari tidak hanya satu atau dua bagian proses pengolahan sumber daya mineral, tetapi memahami serangkaian proses tersebut sebagai satu kesatuan.
Program peminatan metalurgi dapat diakses melalui dua program studi. Pada Fakultas Teknik, peminatan bisa diambil melalui Program Studi Magister Teknik Kimia. Sedangkan di Fakultas MIPA, metalurgi bisa diambil di Program Studi Magister Kimia. Indra menambahkan, beberapa jenis pembelajaran di program ini tentunya memiliki karakter dan ciri khas berbeda antara Fakultas Teknik dan FMIPA. Akan tetapi hasil pembelajaran aplikatif tetap menjembatani kedua bidang keilmuan tersebut.
Sejalan dengan itu, pengelola magister prodi Kimia FMIPA Prof. Nuryono menjelaskan lulusan yang memiliki kompetensi bidang metalurgi ternyata sangat dibutuhkan dunia kerja saat ini. Terlebih dalam mengembangkan agenda energi baru terbarukan dan berkeadilan, sehingga dibutuhkan SDM yang bisa memahami seluruh proses teknik dan kimiawi dalam proses pengolahan sumber daya mineral. “Ada kebutuhan yang besar terhadap pakar metalurgi, karena saat ini mayoritas sumber daya yang tersedia adalah SDM luar negeri jadi perlu meningkatkan SDM dalam negeri,” katanya.
Soal skema bantuan pembiayaan atau beasiswa, Nuryono menyebutkan salah satunya adalah beasiswa untuk Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek). Program ini memberikan beasiswa untuk percepatan pendidikan magister sampai doktoral. Selain itu, ada juga beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang memberikan banyak pilihan beasiswa dalam negeri untuk magister.
Adapun program peminatan metalurgi ini dibuka bagi calon mahasiswa yang telah mendapatkan gelar sarjana atau sarjana terapan di bidang yang serumpun dengan bidang teknik dan kimia. Selanjutnya program mulai dilaksanakan pada tahun ajaran baru setelah penerimaan mahasiswa pascasarjana gelombang 4. Seluruh informasi seputar prosedur pendaftaran dan jadwal tersedia di website https://um.ugm.ac.id/.
Penulis : Tasya
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Firsto