Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, beserta mitra melakukan program pendampingan Program Aksi Inspiratif Warga untuk Perubahan Menuju Masyarakat Sejahtera (Pejuang Sigap Sejahtera) untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Kabupaten Berau. Upaya peningkatan kualitas SDM dilakukan melalui fasilitasi tata kelola pemerintahan kampung, fasilitasi tata kelola sumber daya alam, dan fasilitasi pengembangan ekonomi. “Kita melakukan pendampingan di 100 desa di Kabupaten Berau,” kata Ketua Tim Pelaksana Kegiatan Program sekaligus Dosen Fakultas Pertanian Dr. Ir. Arman Wijonarko, M.Sc.
Program Pejuang Sigap Sejahtera (PSS) Berau, kata Arman, merupakan kegiatan pemberdayaan desa yang dilakukan Fakultas Pertanian UGM bekerja sama dengan Pemkab Berau dengan menggandeng mitra dari Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), Yayasan Dharma Bhakti Berau Coal (YDBBC). Program berbasis komunitas ini mendorong upaya penguatan perencanaan dan pembangunan desa secara berkelanjutan.
Selama 5 tahun terakhir, kata Arman, hasil capaian program penguatan bidang tata kelola pemerintahan desa telah berhasil menaikkan status 100 desa dari sebelumnya terdapat 18 desa sangat tertinggal, 49 desa tertinggal dan 27 desa berkembang dan 6 desa maju. Sekarang ini berhasil menaikan status 43 desa berkembang, 39 desa maju, dan 17 desa mandiri. “Masih menyisakan 1 desa tertinggal dan tidak ada lagi desa sangat tertinggal,” paparnya.
Terkait dengan program pengembangan ekonomi kampung, kata Arman, masih terdapat 1 desa atau kampung yang belum memiliki Badan Usaha Milik Kampung (BUMK). Sementara sisanya, sebanyak 99 kampung sudah memiliki Badan Usaha Milik Kampung (BUMK). “Sebanyak 28 BUMK sudah berbadan hukum dan 71 BUMK dalam proses pengurusan,” tuturnya.
Sekretaris PSS Berau, Ir. Yusuf Wibisono, mengapresiasi kontribusi pemikiran dan pendampingan yang dilakukan oleh Fakultas Pertanian dengan Pemerintah Kabupaten Berau bersama mitra yang telah mendukung pengentasan desa tertinggal di Kabupaten Berau.
Kegiatan pemberdayaan melalui kolaborasi antara perguruan tinggi, pemerintah, swasta serta komunitas ini menurutnya telah mendorong percepatan tata kelola sumber daya alam di Berau dengan meningkatnya jumlah luasan perhutanan sosial. Di Kabupaten Berau saat ini luasan perhutanan sosial mencapai 98.927 hektare dengan rincian skema hutan desa mencapai 97.204 hektare, kemitraan kehutanan 544,1 hektare, dan hutan tanaman rakyat 1.096 hektare. “Secara keseluruhan sebanyak 20 perhutanan sosial sudah mendapatkan SK dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sementara 2 lainnya dalam proses pengajuan,” ujarnya.
Yusuf berharap Program Sigap Sejahtera (PSS) di Kabupaten Berau bisa memberi dampak bagi peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat dan pembangunan infrastruktur desa dengan melibatkan masyarakat sebagai objek sekaligus subjek demi mewujudkan masyarakat sejahtera di Kabupaten Berau.
Penulis : Gusti Grehenson