Universitas Gadjah Mada dan PT. Agrodana Future menjalin nota kesepahaman bersama dalam bidang Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia di bidang manajemen bisnis. Penandatanganan kesepakatan bersama tersebut ditandatangani oleh Wakil Rektor Bidang SDM dan Keuangan UGM, Prof. Dr. Supriyadi, dan Direktur Utama PT. Agrodana Future, Laurentius Gunawan, MM., Rabu (30/8), di ruang Auditorium Sekolah Vokasi UGM.
Supriyadi mengatakan kerja sama pengembangn SDM manajemen bisnis diharapkan mampu mendorong kemajuan pendidikan dan pengembangan industri perdagangan berjangka di Indonesia. Sebab, industri perdagangan berjangka ini masih belum tersosialisasi masif di kalangan mahasiswa bahkan di masyarakat, “Istilah perdagangan berjangka masih asing apalagi di lingkungan perguruan tinggi. Saya kira kerja sama ini memiliki potensi dalam pengembangan pengetahuan dan praktik perdagangan berjangka yang tidak bisa kita hindarkan ke depannya,” katanya.
Lebih jauh Supriyadi menambahkan, melalui kerja sama ini diharapkan akan meningkatkan pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang perdagangan berjangka baik untuk perdagangan bursa saham maupun bursa komoditi. “Di luar negeri perdagangan berjangka sudah sangat maju. Seharusnya kita tidak ketinggalan dan bisa berperan,” ujaranya
Sementara Direktur PT. Agrodana Future, Laurentius Gunawan, MM., menyampaikan apresiasi pada UGM karena bisa melakukan kerja sama mendorong edukasi ke mahasiswa dalam bidang bisnis perdagangan berjangka. “Kita ingin ada edukasi ke mahasiswa dan masyarakat untuk lebih jauh memahami apa itu perdagangan berjangka,” paparnya.
Menurut Gunawan, industri perdagangan berjangka belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat karena masih minimnya literasi keuangan dalam bisnis dan investasi perdagangan berjangka.
Sedangkan Direktur Utama Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nur Salam, menyampaikan melalui kerja sama ini semakin banyak mahasiswa dan masyarakat luas mengerti soal bursa komoditi. Pasalnya bursa komoditi di Indonesia baru berdiri 23 tahun lalu. “Bursa komoditi kita baru 23 tahun belum sehebat bursa di luar negeri. Padahal, kita punya komoditi yang cukup banyak seperti CPO saja kita produsen nomor satu di dunia 57 juta ton sedangkan Malaysia 19 juta ton. Produksi Malaysia itu belum separuhnya tapi bursanya (referensi harga) di Malaysia,” pungkasnya.
Head of ICDX Learning Center, Anang E. Wicaksono, menyampaikan tips bagi anak muda untuk berinvestasi dengan baik di bursa saham, valuta asing dan bursa komoditi.“Kita harus pandai menggali informasi dari sumber yang valid dan selektif menggunakan informasi yang beredar di internet. Jika ada penawaran, selidiki dulu legalitas. Jika perorangan, cari track recordnya. Kemampuan kita mengkaji lebih dalam hitung hitungan bisnis prosesnya, logis atau tidak. Kalkulasinya masuk atau tidak. Jangan sampai terkena investasi bodong,” pesannya.
Penulis : Gusti Grehenson