
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Gadjah Mada resmi menandatangani Nota Kesepahaman Bersama (MoU) dengan Aspen Technology dalam di Bidang Teknologi Subsurface, Rabu (4/6), di Hotel Marriott, Yogyakarta. Piagam perjanjian kerja sama ditandatangani langsung oleh Dekan FMIPA UGM, Prof. Dr. Eng Kuwat Triyana, M.Si, Ketua Program Studi Geofisika Dr. Sudarmaji, M.Si, dan Director of Field Sales Aspen Technology, Mr. Narendran Ramakrishna.
Kerja sama ini mencakup penyerahan lisensi dua perangkat lunak strategis, Aspen Echos® dan Aspen Geolog® senilai lebih dari 10 juta USD, yang akan dimanfaatkan oleh UGM selama satu tahun ke depan. Total 150 lisensi gabungan diberikan untuk mendukung pembelajaran dan riset sivitas akademika, sekaligus memperkuat posisi UGM sebagai perguruan tinggi yang adaptif terhadap kemajuan teknologi industri. “Hal ini memperkuat link and match antara perguruan tinggi dan dunia industri,” tutur Kuwat.
Aspen Echos® sendiri digunakan untuk pemrosesan dan pencitraan data seismik lanjutan, sementara Aspen Geolog® mendukung analisis petrofisika dan evaluasi formasi secara komprehensif, dua teknologi ini penting dalam industri hulu migas global. Kuwat mengungkapkan Kemitraan ini merupakan hasil hubungan jangka panjang antara Program Studi Geofisika FMIPA UGM dan jaringan industri energi, khususnya di sektor eksplorasi dan produksi migas. Dengan pendekatan triple helix antara akademisi, industri, dan pemerintah, kolaborasi ini mempertegas peran UGM dalam mendukung transformasi digital dan penguatan kapasitas SDM Indonesia di bidang energi.
Kuwat menambahkan dukungan ini sekaligus memperluas ruang kolaborasi lintas disiplin di lingkungan FMIPA UGM, terutama dalam bidang geosains dan energi. “Kolaborasi ini tidak hanya membuka akses teknologi berkelas dunia bagi sivitas akademika, tetapi juga merupakan bagian dari agenda strategis hilirisasi riset dan penguatan kapabilitas institusi pendidikan tinggi dalam mendukung kemandirian teknologi nasional,” jelasnya.
Sebagai universitas nasional yang mengemban misi kerakyatan, kemandirian, dan keberlanjutan, UGM terus berupaya membangun ekosistem pendidikan tinggi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat dan tantangan global. Kolaborasi dengan sektor industri seperti Aspen Technology memungkinkan UGM menghadirkan solusi nyata berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi yang berpihak pada kepentingan publik, sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang berdaulat secara teknologi. “Dengan keterlibatan langsung dalam riset dan pengembangan industri, kami berharap hasilnya dapat dirasakan luas oleh masyarakat,” tegas Kuwat.
Dalam sesi terpisah, Director of Field Sales Aspen Technology, Mr. Narendran Ramakrishna mengapresiasi konsistensi UGM dalam membangun kepercayaan dan jejaring kolaborasi industri berbasis riset dan pengembangan. Ia menjelaskan, MoU ini menjadi bagian dari rangkaian AspenTech Subsurface Science & Engineering Tech Summit 2025 yang digelar selama dua hari di Yogyakarta. Forum ini mempertemukan para profesional industri, akademisi, dan pakar teknologi untuk berbagi pengetahuan seputar inovasi terkini dalam subsurface science, termasuk seismik inversi, evaluasi formasi, dan solusi geomekanik hingga CCS (Carbon Capture and Storage). “Kemitraan jangka panjang seperti ini menjadi bukti komitmen Aspen Technology dalam mendukung ekosistem pendidikan dan inovasi di Indonesia,” ujarnya.
Kegiatan penandatangan MoU ini bukan hanya menandai kesepakatan kerja sama, tetapi juga membuka ruang konkret bagi transfer teknologi dan peningkatan kapasitas akademik secara langsung. Melalui pemanfaatan lisensi industri di ruang kelas, UGM mempercepat alih pengetahuan, membentuk lulusan yang siap menghadapi tantangan sektor energi, serta mendorong kolaborasi riset lintas pemangku kepentingan. Kolaborasi strategis ini menjadi contoh nyata aliansi global–lokal yang mampu mempercepat adopsi teknologi canggih, membangun kapasitas SDM nasional, dan memperkuat ekosistem inovasi yang inklusif dan berkelanjutan.
Penulis: Triya Andriyani