Memiliki pengetahuan yang kuat mengenai manajemen keuangan pribadi sangatlah penting untuk dapat mendukung kestabilan keuangan dan kesejahteraan. Melihat hal ini, Fakultas Psikologi UGM dan PT Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY bekerja sama menggelar pelatihan manajemen keuangan keluarga untuk dosen dan tenaga kependidikan, pada Rabu (6/3).
Pelatihan yang dilaksanakan secara luring di Auditorium G-100 ini merupakan bagian dari program kerja sama tentang Tridharma Perguruan Tinggi dan Pengelolaan Keuangan serta Penggunaan Produk dan Jasa Bank BPD DIY, dengan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam pengelolaan keuangan serta dapat mengatasi tantangan dan peluang ekonomi saat ini.
Pelatihan yang berlangsung selama dua setengah jam ini mencakup berbagai topik penting seperti perencanaan keuangan, jenis-jenis investasi (rumah, emas, obligasi, saham), serta sosialisasi produk dan jasa dari Bank BPD DIY yang dapat dimanfaatkan oleh dosen dan tendik.
Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat, dan Kerja sama Fakultas Psikologi UGM, Dr. Wenty Marina Minza, M.A., menyambut baik kegiatan pelatihan ini. “Terima kasih kami sampaikan kepada tim BPD yang hari ini bersedia berbagi pengetahuan kepada kami tentang manajemen keuangan keluarga,” ucapnya.
Ia juga mengatakan bahwa pengelolaan keuangan seperti investasi dan properti ini tidak sering menjadi bahasan di Fakultas Psikologi UGM, sehingga ia berharap dosen dan tendik dapat mengelola keuangan secara lebih baik. “Mungkin kita semua merasa bahwa selama ini sudah bisa mengelola keuangan keluarga kita, tapi mungkin banyak sekali ilmu atau tips atau trik,” ujarnya.
Efendi Sutopo Yuwono, selaku Pemimpin Cabang Utama Bank BPD DIY, menyampaikan pada pemaparannya mengenai definisi manajemen keuangan pribadi yang mencakup tiga hal utama yaitu pengelolaan dan pengendalian keuangan, pengeluaran dan pinjaman, serta tabungan dan investasi.
“Kalau kita bekerja kita mendapatkan pendapatan, tapi kalau investasi kita mengeluarkan sejumlah rupiah saat ini yang kemudian kita diamkan, harapannya disaat yang akan datang dia akan bertambah tanpa kita bekerja,” terangnya.
Ia menambahkan pentingnya untuk waspada terhadap jenis investasi diluar properti tanah atau rumah, emas, obligasi, dan saham, lantaran marak terjadi kasus investasi bodong dengan kerugian yang cukup besar. Kasus ini terjadi karena literasi yang kurang, walaupun telah teredukasi mengenai keuangan. Efendi juga menjelaskan perihal plus minus dalam melakukan investasi.
“Kembali yang namanya rumah itu investasi yang tidak akan pernah rugi Bapak Ibu. Ada plus minusnya terkait dengan investasi rumah, yang pertama itu resikonya rendah, harganya akan selalu naik dalam jangka panjang, dan imbal hasil dari investasi ini kalau kita berbicara perumahan subsidi sekitar delapan sampai 10%,” jelasnya.
Di sesi selanjutnya, Efendi menyampaikan tren dan pertumbuhan harga properti di DIY, serta tips untuk memiliki properti yang dapat diterapkan. “Tentukan tujuannya untuk memiliki rumah siap huni atau membangun sendiri, dan lokasi. Setelahnya, nilainya, bisa mulai memperhitungkan besaran dana yang dibutuhkan. Ketiga, setelah kita tahu diangka berapa kita atur target tabungan. Mengatur pengeluaran dengan disiplin, dan manfaatkan KPR,” jelas Efendi.
Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia Fakultas Psikologi UGM, Dr. Sumaryono, M.Si., Psikolog, turut menyampaikan bahwa fenomena yang terjadi secara umum dalam pengelolaan keuangan adalah pendapatan yang sebanding dengan pengeluaran, sehingga investasi merupakan sisa dari pendapatan.
“Investasi itu berpikirnya sisa, padahal investasi kalau dalam bahasa orang-orang di financial planner itu, kalau kita dapat penghasilan itu yang didahulukan itu investasi dulu, mana yang harus diinvestasikan walaupun mungkin kecil,” terang Sumaryono.
Menurut Sumaryono, sebuah keluarga memiliki berbagai kebutuhan keuangan yang harus dipersiapkan dan dipertimbangkan sedini mungkin. “Hidup kita itu kan tidak hanya sekarang teman-teman, ada dana pendidikan untuk anak-anak kita, ada masa tua, ada kondisi-kondisi emergensi, itu yang kadang tidak dibiasakan oleh keluarga-keluarga, lalu keluarga muda, monggo dipilih mau investasi apa,” tambahnya.
Pada acara ini, peserta juga diberikan informasi mengenai berbagai produk dan jasa Bank BPD DIY yaitu Kredit Swaguna yang dikhususkan bagi pegawai dan KPR BPD DIY Griya berbunga rendah.
Penulis & Foto: Erna