
Rektor Universitas Gadjah Mada Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D., menerima kunjungan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Prof. Dr. Rachmat Pambudy, M.S, Selasa (25/2). Kunjungan Menteri Bappenas kali ini dalam rangka mendiskusikan peran perguruan tinggi dalam pembangunan berkelanjutan. Pertemuan yang terjadi menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi antara dunia akademik dan kebijakan nasional berbasis riset yang lebih akurat dan aplikatif, serta menciptakan inovasi yang mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
Rektor UGM Ova Emilia menekankan pentingnya peran perguruan tinggi yang tidak hanya diposisikan sebagai mendidik anak bangsa tetapi juga menjadi pusat pengembangan dan penelitian produk inovasi. Oleh karena itu, keragaman perguruan tinggi di Indonesia mulai dari skala dan usia menurutnya sudah sepatutnya mulai diseleksi menjadi universitas-universitas anchor yang menjadi mitra pengembangan dan pembangunan dari pemerintah. “Mandat atau tugas khusus yang sifatnya bukan hanya sekedar dikompetisikan. Nah, yang selama ini terjadi kan banyak kegiatan yang dikompetisikan. Uangnya keluar, manfaatnya tidak jelas,” tegas Rektor.
Ia berharap melalui diskusi yang terjadi antar kedua institusi dapat menegaskan komitmen UGM dalam menghasilkan riset dan inovasi yang dapat memberikan solusi terhadap tantangan pembangunan nasional, khususnya di bidang kemandirian pangan, kemandirian bahan baku obat dan alat-alat kesehatan, transisi energi, perubahan iklim dan adaptasi lingkungan, serta ketangguhan sosial budaya masyarakat. “Jadi saya kira, kami sangat berharap bahwa lima flagship penelitian yang sudah kami lakukan dapat dikembangkan dan dapat dikawal melalui diskusi ini,” tutur Rektor.
Menteri PPN/Bappenas, Rachmat Pambudy, mengapresiasi berbagai inisiatif yang telah dilakukan oleh UGM dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian baik di tingkat nasional maupun global. Menurutnya, UGM sebagai universitas tertua harus bisa menjadi kompas yang bisa memberikan arah ke mana Indonesia harus berjalan. Rachmat pun lalu menjelaskan bahwa kedatangannya beserta jajaran Kementerian PPN adalah untuk memperpanjang Nota Kesepahaman Bersama (MoU) yang akan berakhir di bulan Maret 2025. Kerja sama yang telah terjalin pada bidang Tridharma Perguruan Tinggi diharapkan dapat diperluas sekaligus dijadikan bentuk konkrit tidak hanya berupa kebijakan ataupun strategi. “Jadi kami tidak hanya merencanakan, tapi dalam prosesnya harus sampai jadi, dan setelah jadi harus siap bernilai guna,” ungkap Menteri.
Rachmat melanjutkan Kementerian PP/Bappenas memegang teguh prinsip tercatat, terukur, dan berdampak pada setiap bidang kerja sama yang mereka lakukan. Semua pengeluaran yang Kementerian PPN/Bappenas lakukan merupakan investasi jangka panjang yang tidak terpisahkan bagi pengembangan bangsa dan negara. “Kenapa kami datang ke UGM, ya tentunya sebagai perguruan tinggi perjuangan yang berkembang bersama kemerdekaan, tentu sudah pasti nasionalismenya tidak perlu diragukan, dan sebagai perguruan tinggi terbaik, tentu UGM harus ada tugas khusus,” ujarnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi yang diawali dengan presentasi oleh Direktur Pengembangan Usaha dan Inkubasi, Dr. Hargo Utomo, M.B.A., M.Com. terkait prioritas riset dan inovasi UGM yang dirancang untuk menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan. Di bidang pangan, penanaman padi Gamagora 7 dan berasnya untuk dikonsumsi secara nasional telah diinisiasi sejak tahun 2023 dan diperluas pada tahun 2024 meliputi 15 kabupaten/kota yang tersebar di Bengkulu, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Selain itu, pengembangan Super Smart Fertilizer dan Gama Cattle atau sapi Gama dapat menjadi solusi dalam meningkatkan kedaulatan pangan negeri. Hargo juga menjelaskan Gerakan Restorasi Sungai, suatu inovasi UGM untuk konservasi sumber daya air dan pengelolaan fungsi sungai secara berkelanjutan.
“Kami juga mengembangkan Palapa S-1, pesawat tanpa awak yang dirancang untuk beragam keperluan, mulai dari pemetaan, pemantauan bencana, pengawasan hutan, patrol perbatasan, hingga pengintaian militer,” jelas Hargo. Ia kemudian menjelaskan inovasi dalam pengembangan bahan baku parasetamol yang telah berhasil dilakukan oleh UGM. Inisiatif ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan impor bahan baku obat dan meningkatkan kemandirian industri farmasi nasional mengingat hingga pertengahan 2024 lalu, 80-90% bahan baku obat masih diimpor dari negara lain.
Diskusi kemudian diakhiri dengan komitmen bersama untuk terus meningkatkan sinergi dalam bentuk program penelitian bersama, pengembangan kebijakan strategis, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia yang berorientasi pada keberlanjutan. Dengan adanya pertemuan ini, Kementerian PPN/Bappenas berharap UGM dapat semakin berperan sebagai pusat inovasi dan solusi bagi berbagai tantangan pembangunan nasional, serta berkontribusi aktif dalam pencapaian SDGs di Indonesia.
Penulis: Triya Andriyani
Foto: Firsto