Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada telah memulai langkah strategis dalam upaya pengembangan riset di bidang genomik patogen dengan menjalin kerja sama dengan Doherty Institute, sebuah lembaga riset terkemuka yang berbasis di Melbourne, Australia.
Guru Besar bidang Ilmu Farmakologi dan Terapi FKKMK UGM Prof. dr. Jarir At Thobari, D.Pharm, PhD., menyampaikan bahwa kerja sama ini difokuskan pada penelitian genetik dan genomik patogen yang menjadi penyebab berbagai penyakit. Menurutnya, kerja sama ini sangat penting dalam dalam pengadaan dan pengembangan alat diagnostik, obat-obatan, serta vaksin yang didasarkan pada penanda genetik atau genomik yang terdapat pada bakteri, virus, parasit atau jamur. “Dengan pengembangan itu, kita bisa mengetahui variasi dari penyakit patogen itu dan kita bisa memberikan solusinya,” ucap Jarir usai menerima kunjungan tim dari Doherty Institute, Selasa (13/8). Dalam kunjungan ini, diterima langsung oleh Sekretaris Universitas Dr. Andi Sandi dan Dekan FK-KMK Prof. dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc., Ph.D.
Jarir menjelaskan genomik patogen merupakan bidang penelitian yang berfokus pada studi genetik dan genomik dari patogen seperti bakteri, virus, parasit, dan jamur. Ia juga menambahkan bahwa tahap awal dari kerja sama ini akan dimulai pada penelitian terhadap empat patogen utama yang menjadi perhatian nasional, yaitu tuberkulosis, malaria, demam berdarah, dan tifoid. “Penelitian ini juga menjadi bagian dari program nasional. Melalui ini, kita juga dapat mengembangkan solusi yang lebih efektif dalam mengatasi penyakit-penyakit tersebut,” imbuh Jarir.
Doherty institute, yang dikenal dengan Center of Pathogen Genomics, merupakan salah satu lembaga riset terbesar di belahan selatan dunia. Jarir juga menjelaskan bahwa lembaga ini memiliki pusat genomik patogen yang menjadi salah satu yang terbesar di dunia.
“Mereka adalah institusi terbesar di belahan selatan dengan pusat penelitian yang menjadi rujukan dunia dalam studi patogen genomik. Sehingga mengapa saya mengajak mereka untuk berkolaborasi dengan kita karena kita membutuhkan pengembangan di bidang itu,” jelasnya.
Dr. Andi Sandi dalam sambutannya menyampaikan bahwa kerja sama ini diharapkan akan membuka peluang besar bagi UGM dalam mengembangkan teknologi medis yang berbasis pada riset genomik patogen. “Kolaborasi ini juga diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap program nasional dalam mencegah penyakit,” pungkasnya.
Penulis : Lintang
Editor : Gusti Grehenson
Foto : Firsto