Rektor Institut Teknologi Bandung, Prof. Ir. N. R. Reini Djuhraeni Wirahadikusumah, M.S.C.E., Ph.D melakukan kunjungan ke Universitas Gadjah Mada. Kunjungan yang berlangsung di ruang Rektor UGM, dan diterima Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OG(K)., Ph.D. Banyak hal didiskusikan oleh keduanya sebagai bentuk koordinasi sebagai sesama perguruan tinggi berbadan hukum (PTN-BH). “Ini kunjungan ke UGM, betul-betul untuk silaturahmi. UGM banyak sekali membantu ITB dari kepemimpinan Rektor sebelumnya hingga Rektor UGM saat ini yang dipimpin Prof Ova”, ujar Reini Djuhraeni Wirahadikusumah, Senin (14/10).
Reini mengaku antar pimpinan perguruan tinggi seringkali berkomunikasi untuk membahas hal-hal yang perlu dikoordinasikan bersama. Terlebih antara ITB dan UGM sebagai sesama anggota PTN-BH perlu untuk mengkoordinasikan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh keduanya.
Bagi Reini, baik UGM maupun ITB perlu melakukan koordinasikan lintas PTN-BH. UGM, disebutnya sebagai salah satu tempat bertanya. “Universitas-universitas di Indonesia memang seharusnya saling bekerja sama untuk menyelesaikan berbagai masalah nasional”, katanya.
Dengan saling bersilaturahmi, kata Reini, masing-masing perguruan tinggi saling mengetahui permasalahan yang dihadapi, dan berusaha mencari solusi untuk penyelesaiannya. Oleh karena itu, baik ITB maupun UGM yang telah terbiasa dengan urusan rutin menyangkut pendidikan, penelitian dan pengabdian, menurutnya tetap membutuhkan adanya pola kerjasama yang mensinergikan kekuatan masing-masing untuk menyusun program baru yang menguntungkan, khususnya untuk mahasiswa di kedua kampus.
Hal senada disampaikan Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed.,Sp.OG(K)., Ph.D. Menurut Ova, kunjungan dari Rektor ITB pada intinya berkeinginan memperkuat kerjasama dengan UGM. Meskipun tidak menutup kenyataan bila selama ini telah banyak kerja sama dilakukan antar peneliti. “Sayang, di tingkat universitas sendiri belum ada semacam MoU khusus. Karena itu keduanya ingin memperbanyak kerja sama yang sifatnya saling membutuhkan dan saling melengkapi”, ungkapnya.
Ova mencontohkan untuk pengayaan prodi-prodi yang ada di ITB, sebagian besar memiliki kekhususan dalam bidang teknik. Berbeda kondisinya di UGM karena selain memiliki bidang ilmu teknik, ada bidang ilmu Sosial Humaniora, Kesehatan, dan Saian dan Agro. Untuk keperluan hilirisasi, diharapkan kerja sama yang erat dari kedua kampus. Ova berharap melalui kerja sama ini nantinya diharapkan saling memperkuat sinergi kedua kampus. “Sebagai langkah nyata maka keduanya berbicara secara riil program apa diawal yang akan didampingi kedua kampus yang tentunya nanti akan berlanjut dengan membuat perjanjian untuk kerja sama,” terangnya.
Penulis : Agung Nugroho
Foto : Firsto